GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

Allah SWT Berfirman:

“Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan berbuat baik, bahwa Ia pasti akan membuat mereka penguasa (khalifah) di bumi sebagaimana Ia telah membuat orang-orang sebelum mereka menjadi penguasa (khalifah), dan bahwa Ia akan menegakkan bagi mereka agama mereka yang telah Ia pilih, dan bahwa Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan. Mereka akan mengabdi kepada-Ku, dan tak akan menyekutukan Aku dengan apapun. Dan barang siapa sesudah itu tidak bersyukur, mereka adalah orang-orang durhaka”

(QS 24:55)

Nabi Suci Muhammad saw bersabda:

”Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini pada permulaan tiap-tiap abad orang yang akan memperbaharui baginya agamanya” 

(HR Abi Daud)

Menurut ayat suci di atas Allah berjanji akan menjadikan umat Islam sebagai penguasa (khalifah) dimuka bumi, yang pemenuhan janji itu pasca Nabi Suci dibangkitkannya Khalifah ruhani atau Mujaddid pada permulaan tiap-tiap abad. Mujaddid adalah orang yang diangkat Allah untuk memperbaharui agama Islam. Pembaharuan (tajdid) yang dilakukan adalah dinamisasi (iman) purifikasi (akidah dan ibadah) dan reinterpretasi Quran Suci sesuai dengan tuntutan zaman. Berkat tajdid inilah Islam senantiasa akan selaras dengan fitrah manusia sebagaimana diajarkan oleh Quran Suci dan Sunnah Nabi. Pembaharuan para mujaddid itulah yang disebut Gerakan Pembaharuan Dalam Islam.

Ahmadiyah didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Alqadiani, Mujaddid abad ke-14 Hijriyah yang bergelar Almasih dan Mahdi, berdasarkan ilham dari Allah SWT. Yang beliau terima pada tanggal 1 Desember 1888 dan sekarang Ahmadiyah telah tersebar di seluruh dunia.

 

Pendiri Gerakan Ahmadiyah

“Penulis surat selebaran ini diberitahu bahwa ia adalah Mujaddid pada abad ini dan bahwa keluhurannya menyerupai Al Masih Ibnu Maryam. Aku datang untuk menegakkan kebenaran Islam dan untuk meyakinkan manusia akan keindahannya dan untuk memimpin mereka kearah sumber ajaran Islam. Aku tak membawa syari’at baru, Qur’an Suci adalah Kitab Suci terakhir. kedatanganku adalah untuk mengabdi kepada Islam dan untuk menyiarkannya, dan untuk membersihkan wajah Islam dari kotoran-kotoran yang melekat kepadanya, sebagai akibat dari hiruk pikuk pikiran manusia. Aku adalah Mujaddid abad ke 14 Hijriyah ini”. (Surat Selebaran, tahun 1885 )

“Aku berkeyakinan teguh bahwa Nabi kita Muhammad s.a.w. adalah Nabi terakhir dan sesudah beliau tidak akan dibangkitkan lagi seorang Nabi, baik Nabi lama maupun Nabi baru.” (Nishan-i-Asmani, hal 28 )

 

Deklarasi Sumpah Hazrat Maulana Muhammad Ali,

 Amir pertama Gerakan Ahmadiyah Lahore:

“Aku, Muhammad Ali, Amir Gerakan Ahmadiyah Lahore, bersumpah Demi Allah bahwa keyakinan saya adalah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Mujaddid dan Al-Masih, dan bukan seorang nabi, dan seseorang yang tidak mempercayainya tidak kafir dan tidak keluar dari Islam; hal ini juga merupakan keyakinan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sendiri. ‘Wahai Allah’, bila saya telah berdusta atas nama-Mu, kirimkanlah kepadaku Azab yang sangat berat biar dunia melihat betapa mengerikan dan menakutkannya Azab Ilahi kepada orang yang berdusta atas nama Mu” (Dikutip dari Iqra A Souvenir Megazine, hal 34, 1985)

Lihat juga Kliping Tentang Ahmadiyah

 

 

GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

“Nabi Suci Muhammad saw. bersabda bahwa sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini pada permulaan tiap abad orang yang akan memperbaharui agamanya baginya”. (H.r. Abu Daud dari Abu Hurairah r.a)

Apakah Ahmadiyah itu?

Berdasarkan Hadits sahih di atas, Allah SWT. pada tiap-tiap permulaan abad membangkitkan seorang Mujadid atau orang yang memperbaharui agama di dalam Islam. Pembaharuan mereka itulah yang disebut gerakan pembaharuan di dalam Islam.

Ahmadiyah berjuang hanya untuk membela dan menyiarkan Islam melalui lima cabang kegiatan dakwah Islam yang telah digariskan oleh Mujadid dalam kitab Fathi Islam (1893), yaitu:

  • 1. Menyusun karangan-karangan atau buku-buku dan menerbitkannya
  • 2. Menyiarkan brosur-brosur dan maklumat-maklumat yang dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi
  • 3. Komunikasi langsung dengan kunjung-mengunjung, mengadakan ceramah-ceramah dan majelis taklim
  • 4. Korespondesi dengan mereka yang mencari atau menolak kebenaran Islam
  • 5. Bai’at

Dua Golongan Ahmadiyah

Setelah pendiri Gerakan Ahmadiyah wafat (26 Mei 1908), Gerakan Ahmadiyah dipimpin oleh Shadr Anjuman Ahmadiyah yang diketuai oleh Maulwi Hakim Nuruddin. Setelah beliau wafat pada tanggal 13 Maret 1914, Shadr Anjuman Ahmadiyah dipimpin oleh Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, putra pendiri Gerakan Ahmadiyah. Beberapa saat setelah ia terpilih, timbullah perbedaan pendapat yang penting dan mendasar. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad berpendapat bahwa:

  • 1. Masih Mau’ud itu betul-betul Nabi
  • 2. Beliau itu ialah Ahmad yang diramalkan dalam Qur’an Suci 61:6
  • 3. Semua orang Islam yang tidak berbai’at kepadanya, sekalipun tidak pernah mendengar nama beliau, hukumnya kafir dan keluar dari Islam (Ainai Sadaqat, Hal 35)

Pendapat tersebut yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam Ahmadiyah. Mereka yang setuju terhadap pendapat tersebut  dikenal sebagai Ahmadiyah Qadian, karena pusatnya di Qadian, India tetapi setelah Pakistan dan India merdeka pindah ke Rabwah sampai sekarang, meskipun Khalifahnya berada di Inggris. Kemudian mereka menyebut dirinya sebagai Jemaat Ahmadiyah

Sedangkan mereka yang tak setuju terhadap pendapat tersebut tergabung dalam Ahmadiyah Anjuman Isya’ati Islam (Ahmadiyah, Gerakan Penyiaran Islam) yang berpusat di Lahore dan dikenal sebagai Ahmadiyah Lahore yang pada saat itu dipimpin oleh Maulana Muhammad Ali, M.A., LL.B., sekretaris Almarhum Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Menurut Ahmadiyah Lahore, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad bukanlah Nabi, dia adalah seorang Mujaddid. Ahmad dalam Al-Qur’an adalah Nabi suci Muhammad saw. dan kaum Muslimin yang tidak bai’at kepada beliau tidaklah kafir.

Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI)

Faham Ahmadiyah Anjuman Isya’ati Islam atau Ahmadiyah Lahore masuk ke Indonesia pada tahun 1924 dengan perantaraan dua muballigh, Mirza Wali Ahmad Baig dan Maulana Ahmad. Berkat rahmat Allah, pada tanggal 10 Desember 1928 Gerakan Ahmadiyah Indonesia (sentrum Lahore) didirikan oleh Bapak R.Ng.H.Minhadjurrahman Djajasugita dkk. yang mendapat Badan Hukum Nomor 1X tanggal 30 April 1930.

Dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya, GAI telah menerbitkan puluhan judul buku-buku agama dalam bahasa Belanda, Jawa dan Indonesia serta majalah-majalah. Di samping itu telah pula melahirkan Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI) di Yogyakarta dan di berbagai daerah, yang menyelenggarakan pendidikan (sekolah) mulai tingkat Taman Kanak-kanak sampai perguruan Tinggi

——————————————————————————————

“Saya berdiri saksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah”

JANJI  SEPULUH

DIUCAPKAN WAKTU BAI’AT

SAYA  BERJANJI  DENGAN  HATI  TULUS  BAHWA:

  • 1. Selama hidup tak akan berbuat dosa syirik
  • 2. Akan menyingkiri segala macam kejahatan, seperti misalnya: berdusta, berzina, memandang orang lain dengan nafsu birahi, khianat, sewenang-wenang, mengacau dan berbuat bencana, lagi pula tak akan tunduk kepada meluapnya hawa nafsu.
  • 3. Akan tekun menjalankan shalat lima waktu sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya; dan dengan sekuat-kuatnya akan menjalankan shalat tahajjud, dan memohonkan rahmat atas Nabi Suci (sholawat), memohon perlindungan daripada dosa (istighfar), mengucapkan syukur atas nikmat Ilahi (tasyakur), memuji dan memahasucikan Allah (tahmid dan tasbih).
  • 4. Tak akan menyakiti sesama manusia, teristimewa kaum Muslimin, baik dengan tangan, lisan ataupun dengan cara-cara lain.
  • 5. Akan tetap setia kepada Allah, baik di waktu senang maupun susah, di waktu kecukupan maupun kesempitan, di waktu sehat maupun sakit; dan dalam keadaan bagaimanapun akan tetap tawakkal kepada Allah; dan akan menghadapi segala kesukaran dan kehinaan di jalan Allah dengan gembira; di saat-saat derita tak akan mundur selangkah pun bahkan semakin menguatkan tali pengikat dengan Allah.
  • 6. Akan menjauhkan diri dari kelakuan buruk atau menurut ajakan nafsu daging; dan akan mentaati sepenuhnya segala perintah Qur’an Suci; dan akan menjunjung tinggi sabda Allah dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup.
  • 7. Akan menjauhkan diri dari kesombongan, dan sebaliknya akan hidup dengan andap asor, rendah hati dan lemah lembut.
  • 8. Akan menjunjung tinggi kehormatan agama Islam melebihi apa saja, bahkan melebihi jiwa, harta, tahta, anak dan saudara.
  • 9. Akan mencintai sesama manusia demi cinta saya kepada Allah; dan dengan sekuat-kuatnya hendak menggunakan nikmat pemberian Allah untuk kebahagiaan umat manusia.
  • 10. Akan menaati perjanjian ini sampai mati, dan dengan segala keikhlasan akan meneguhkan tali persaudaraan ini lebih daripada ikatan keluarga dan ikatan-ikatan lainnya.

——————————————————————————————

POKOK  KEKUATAN GERAKAN  AHMADIYAH  INDONESIA

  • 1. Kesatuan Islam, siapa saja yang menjunjung syahadat tetap Muslim, bukan kafir.
  • 2. Paham Islam amat luas, Islam mengakui bahwa semua agama itu pokok aslinya dari Allah.
  • 3. Islam itu sempurna, semua bentuk agama yang tak sempurna pasti akan menyingkir.
  • 4. Memudahkan Qur’an, semua orang Islam dapat memahami dan menerangkannya.
  • 5. Qur’an itu genap dan lengkap, tak ada dan tak akan ada ayatnya yang mansukh (dihapus)
  • 6. Ruh Qur’an Suci itu amat kuasa, kuasa ruh Qur’an Suci dapat dan selalu dapat menaklukkan dunia, tanpa membutuhkan pertolongan pedang.
  • 7. Nabi Muhammad saw. adalah Nabi terakhir, sesudah beliau tak ada dan tak akan datang Nabi lagi, baik Nabi lama atau Nabi baru.
  • 8. Kesempurnaan Kenabian ada pada diri Nabi Muhammad saw., oleh sebab itu para pengikutnya mendapat rahmat Ilahi yang lebih tinggi daripada umat sebelumnya.
  • 9. Membersihkan semua kesalahan yang masuk dalam umat Islam, teristimewa Kependetaan (Kerahiban).
  • 10. Mendatangkan perintah Islam yang maha besar kepada sekalian umat di dunia. Menyiarkan pengertian yang benar tentang Qur’an Suci

AQIDAH GERAKAN  AHMADIYAH  INDONESIA

  • 1. Percaya pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dan percaya semua perkara agama yang telah disetujui oleh para Ulama Salaf dan Ahli Sunnah wal Jama’ah. Dan yakin bahwa Nabi Muhammad saw. adalah Nabi yang terakhir.
  • 2. Nabi Muhammad saw. adalah khatamun nabiyyin. Sesudah beliau tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru.
  • 3. Sesudah Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwwat kepada siapa pun.
  • 4. Apabila Malaikat Jibril membawa wahyu nubuwwat (wahyu risalat) satu kata saja kepada seseorang, maka akan bertentangan dengan ayat:”Walaakin rasuulullaahi wa khaataman-nabiyyiin” (Qur’an Suci 33:40), dan berarti membuka khatamun nubuwwat.
  • 5. Sesudah Nabi Muhammad saw. silsilah wahyu Nubuwwat telah tertutup, akan tetapi silsilah wahyu Walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlaq umat tetap segar.
  • 6. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. bahwa di dalam umat ini tetap akan datang Auliya Allah, para Mujaddid, dan para Muhaddats, akan tetapi tidak akan datang nabi.
  • 7. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah Mujaddid abad 14 H. Dan menurut Hadits, mujaddid akan tetap ada. Dan kepercayaan kami bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalan bukan nabi, hanya berkedudukan sebagai mujaddid.
  • 8. Percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah bukan bagian dari Rukun Islam dan Rukun Iman, maka dari itu orang yang tidak percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir
  • 9. Seorang muslim, apabila mengucapkan kalimah thayyibah, dia tidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, akan tetapi seseorang dengan sebab berbuat salah dan maksiat, tidak bisa disebut kafir
  • 10. Kami berpendapat bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai pelayan dan misi Nabi Muhammad saw.

JATI DIRI GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

Dalam Teori

  • 1. Islam adalah agama yang hidup. Semua pengikutnya yang sempurna, dengan ridha Ilahi, dapat berhubungan dengan-Nya.
  • 2. Islam adalah agama kesatuan. Semua umat Islam adalah saudara dan tak seorangpun dapat disebut kafir karena berbeda pendapat, selama ia berpegang teguh kepada kalimat laailaaha illallaah Muhammadarrasuuuullah (Tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah)
  • 3. Agama Islam berpandangan liberal. Islam mengakui kesatuan umat manusia dan menerima semua Nabi yang dibangkitkan diantara semua bangsa di dunia.
  • 4. Islam adalah agama yang unggul dan tak bisa diungguli. Prinsip-prinsip ajarannya secara bertahap akan diterima dan memperoleh kemajuan di dunia
  • 5. Islam adalah agama yang rasional. Baik ajaran pokok (ushul) maupun cabang-cabang (furu’)nya selaras dengan nalar dan fitrah manusia.
  • 6. Pintu Ijtihad tetap terbuka untuk selama-lamanya.
  • 7. Kitab Suci Al-Qur’an mendapat tempat yang pertama dan utama dalam kehidupan, dan merupakan sumber hukum Islam yang asli dan tak dapat diganti. Hadits datang sesudah itu dan berada di bawah Al-Qur’an. Sesudah itu datang Fiqih (yurisprudensi) dan Ijtihad para Imam, yang kedua-duanya berada di bawah Qur’an Suci dan Hadits Nabi saw
  • 8. Kitab Suci Al-Qur’an adalah sumber petunjuk bagi umat manusia sepanjang zaman. Tak ada satu ayat pun yang pernah hapus atau akan dihapus
  • 9. Kitab Suci Al-Qur’an memiliki daya rohani yang besar; oleh karena itu tidak memerlukan dan tak akan memerlukan pedang.
  • 10. Kitab Suci Al-Qur’an adalah kumpulan semua kebenaran rohani dan agama, dan memancarkan sinar kepadanya. Tidak hanya mendorong ke arah kemajuan dibidang agama saja, tetapi juga memberikan dalil-dalil dalam memperjuangkannya.
  • 11. Nabi Suci Muhammad saw. memiliki sifat-sifat kesempurnaan semua Nabi terdahulu; oleh karena itu umat manusia tidak memerlukan datangnya Nabi lagi.
  • 12. Nabi Suci Muhammad saw. adalah penutup para Nabi. Sesudah beliau tidak akan datang lagi, baik Nabi lama ataupun Nabi baru. Para Mujaddid (pembaharu) akan bangkit pada tiap-tiap permulaan abad untuk membetulkan kesalahan-kesalahan umat Islam dan memberi bimbingan ke jalan yang benar.

Dalam Praktek

  • 1. Menghormati para pendiri agama dari berbagai bangsa dan kitab-kitab sucinya.
  • 2. Menghormati semua sahabat Rasulullah saw., semua Imam (dari madzab manapun), para Wali dan Mujaddid.
  • 3. Beranggapan bahwa semua madzab dalam Islam adalah sebagai ranting-ranting pohon yang beraneka macam. Perbedaan-perbedaan kecil bisa saja timbul, tetapi semua sependapat tentang Qur’an Suci dan Nabi Muhammad saw.
  • 4. Tunduk kepada syari’at dan adat istiadat Islam. Menjauhi semua adat dan kebiasaan yang buruk dan menerima kekuasaan Al-Qur’an secara kaffah.
  • 5. Cinta kasih kepada siapapun (pemeluk agama apapun, dari negara manapun dan bangsa atau umat apapun juga)
  • 6. Beranggapan bahwa setiap orang Islam adalah saudara dan berusaha sedapat mungkin untuk menolongnya
  • 7. Kebaktian kepada agama Islam dikerjakan bersama Imam dan Mujaddid pada abadnya dan di bawah pimpinannya. Berjuang untuk memperbaharui organisasi dan membuang kesalahan-kesalahan dengan semangat dan jiwa agama yang besar.
  • 8. Membela agama Islam, semua Kitab Suci dan Utusan Allah dari segala serangan.
  • 9. Beranggapan bahwa dirinya sebagai duta di jalan Tuhan Yang Maha Esa dalam hal menyebar-luaskan Islam. Menyampaikan wahyu Tuhan dan pesan Islam kepada seluruh bangsa di dunia.
  • 10. Membelanjakan sebagian dari waktu dan miliknya untuk mempertahankan dan menyiarkan Islam.
  • 11. Dengan senang hati menghadapi segala macam kesulitan, kesalah-pahaman dan penghinaan demi dan untuk agama Allah
  • 12. Menjunjung tinggi agama melebihi dunia. Cinta kasih kepada Tuhan dan Utusan-Nya. Mendahulukan pelayanan kepada agama Islam dan rela berkorban untuk umat manusia pada umumnya dan Nabi Suci Muhammad saw. pada khususnya daripada urusan duniawi

PEGANGAN TEGUH GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

  • 1. Percaya dengan yakin akan ke-Esaan Allah dan Kenabian Muhammad saw.
  • 2. Percaya dengan yakin bahwa Nabi Muhammad saw. adalah Nabi terakhir dan yang terbesar di antara para nabi. Dengan datangnya beliau agama telah disempurnakan oleh Allah. Oleh sebab itu, sepeninggal beliau tak akan ada nabi lagi yang diutus; akan tetapi pada tiap-tiap permulaan abad Hijriah, akan diutus Mujaddid-mujaddid (pembaharu-pembaharu), untuk melayani dan menegakkan Islam.
  • 3. Percaya dengan yakin, bahwa Al-Qur’an Suci adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Suci Muhammad saw., tak ada satupun ayat yang dihapus selama-lamanya sampai Hari Kiyamat, Qur’an menjadi pedoman dan petunjuk bagi kaum Muslimin
  • 4. Mengakui bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah Mujaddid abad 14 Hijirah. Beliau bukan Nabi dan tidak pernah mengaku Nabi.
  • 5. Percaya bahwa Allah kerap kali mewahyukan sabda-Nya kepada orang-orang suci yang dipilih oleh Allah di antara kaum Muslimin, meskipun mereka bukan nabi. Orang-orang semacam ini disebut Mujaddid atau Muhaddats, artinya orang yang diberi sabda Allah. Anugerah semacam itu acapkali disebut dzillunnubuwwah, artinya bayang-bayang kenabian. Sebagaimana kata dzillullaah atau bayang-bayang Allah berarti raja, bukan Allah, demikian pula kata dzillu-n-nabiy atau bayang-bayang Nabi ini bukan berarti Nabi yang sungguh-sungguh.
  • 6. Barangsiapa mengucapkan dua kalimah syahadat: “asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadarrasuulullah” dan percaya akan arti dan maksudnya, maka ia adalah orang Islam, bukan kafir.
  • 7. Menghormati dan memuliakan para sahabat, para wali dan para ulama besar Islam. Tak membeda-bedakan penghormatan terhadap para sahabat, para wali, para muhaddats dan para Mujaddid.
  • 8. Menyebut kafir kepada orang Islam adalah perbuatan yang amat keji. Oleh sebab itu, tak akan bersalat makmum di belakang siapa saja yang menyebut kafir kepada orang Islam; hal ini untuk menunjukkan betapa tidak sukanya terhadap perbuatan semacam itu; sikap demikian dilakukan terhadap siapa saja, baik ia itu orang Ahmadi ataupun bukan. Sebaliknya, mau bersalat makmum di belakang siapa saja yang tidak mengafirkan orang Islam.
  • 9. Mengakui akan benarnya hadits nuzulul Masih atau turunya Al-Masih. Akan tetapi oleh karena Qur’an Suci sendiri, dengan kata-kata yang terang telah berfirman bahwa Nabi Isa a.s. telah wafat, maka kita percaya bahwa Masih yang turun pada akhir zaman, bukanlah Nabi Isa bangsa Israil, melainkan seorang Mujaddid yang sifat-sifatnya ada persamaannya dengan Nabi a.s.
  • 10. Percaya bahwa tak ada paksaan untuk memeluk agama Islam, dan percaya bahwa tak ada Imam Mahdi yang datang menyiarkan Islam dengan pedang. Adapun Imam Mahdi yang sesungguhnya ialah seorang Mujaddid yang dianugerahi petunjuk dan sabda Allah untuk menegakkan menjaga dan menghayati agama Islam yang sejati

SIKAP GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

Terhadap Politik

  • 1. Gerakan Ahmadiyah tersebar luas di berbagai negara dan Kerajaan di dunia, yang masing-masing mempunyai cara hidup dan kepercayaan sendiri.
  • 2. Di negara manapun Gerakan Ahmadiyah menetap, tunduk dan taat kepada Undang-undang Negara yang bersangkutan dengan memegang teguh semboyan: Laa tha’ata limahluuqin fil ma’shiyatillaah, artinya tidak ada ketaatan terhadap sesama makhluk dalam hal maksiyat kepada Allah.
  • 3. Gerakan Ahmadiyah bukanlah gerakan politik dan tak mencampuri perjuangan politik apa saja di manapun juga, sekalipun Gerakan Ahmadiyah menyadari akan pentingnya perjuangan politik.
  • 4. Gerakan Ahmadiyah tidak dan tidak akan merampas hak politik anggotanya, asalkan gerakan politik itu tak bertentangan dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa; namun gerakan Ahmadiyah memperingatkan anggotanya agar tetap setia kepada baiatnya: hendak menjunjung tinggi agama melebihi dunia.
  • 5. Tujuan Gerakan Ahmadiyah ialah hendak mendirikan Islam (damai) di dunia dan sekali-kali tak akan membuat fasad (kerusakan) di dunia
  • 6. Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) sekali-kali tak bertanggung jawab atas sikap Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang lebih dikenal sebagai Ahmadiyah Qadian.

Terhadap Agama Selain Islam

  • 1. Yang mendapat kemenangan adalah agama yang mengabdi kepada Allah Yang Maha Esa. Penyembah berhala, penyembahan manusia, penyembahan makhluk pasti akan dikalahkan.
  • 2. Yang menang ialah sistem hidup yang sesuai dengan fitrah (kodrat)
  • 3. Yang menang ialah agama yang tak ada paksaan di dalamnya, baik paksaan senjata maupun dengan uang atau bujuk rayu penipuan
  • 4. Yang menang ialah agama yang terbuka, bukan agama yang sembunyi-sembunyi. Oleh sebab itu:
  • 5. Berbicara dan bermusyawarah tentang agama harus selalu ada, yang timbul dari cinta kasih kepada sesamanya. Bukan dengan mencela Tuhan yang disembah oleh fihak lain, sekalipun bukan Allah.

Terhadap Sesama Muslim

  • 1. Gerakan Ahmadiyah menyatakan dengan tegas bahwa di dalam Islam tak ada sekte (firqah), yang ada ialah mazhab. Mazhab bukanlah sekte, melainkan pendapat tentang masalah agama yang lazim disebut masalah far’iyyah (detail), bukan masalah pokok. Terhadap masalah pokok semua mazhab sama pendapatnya.
  • 2. Ittibaa’ (mengikuti) pendapat para Imam, para Mujtahid dan Mujaddid, ini dibenarkan oleh Islam asalkan disertai dengan pertimbangan ilmu (pengetahuan akan dalil-dalilnya). Yang tak dibenarkan ialah taqlid a’ma, artinya mengikuti pendapat para ulama tanpa dipertimbangkan dengan ilmu dan tak mengetahui dalil-dalilnya. Orang Ahmadi harus lebar dada, artinya harus menunjukkan toleransi terhadap pendapat orang lain. Orang Ahmadi tak boleh sempit dada, karena yang pasti benar hanyalah Allah dan Rasul-Nya.
  • 3. Gerakan Ahmadiyah menyadari bahwa ada golongan dan perkumpulan Islam yang mengabdi dan berbakti kepada Allah semata-mata menurut kekuatan dan kecakapannya sendiri. Golongan dan perkumpulan itu diakui sebagai sahabat, bahkan sebagai saudara. Gerakan Ahmadiyah ikut bersyukur, jika golongan atau perkumpulan Islam semacam itu mendapat kemenangan, dan jika mendapat kesulitan dan kemalangan Gerakan Ahmadiyah ikut beristighfar, bahkan suka memberi pertolongan jika mereka mau menerimanya.
  • 4. Gerakan Ahmadiyah berpendapat bahwa sebaiknya golongan-golongan itu makin menyadari akan bahaya yang mengancam Islam; dengan demikian masing-masing golongan akan merapatkan barisannya, saling memperkuat benteng pertahanannya, bahu membahu menghadapi bahaya yang sedang mengancam itu, dengan meninggalkan perkara yang remeh-remeh dan tahu membedakan antara barang yang mendatangkan manfaat dan yang mendatangkan bencana.

Musuh Islam

Musuh Islam menurut Gerakan Ahmadiyah Indonesia (G.A.I) dan cara menghadapinya, bisa dijelaskan sebagai berikut:

  • 1. Islam itu bukan orang dan bukan umat. Oleh karena itu, musuhnya pun bukan orang atau umat.
  • 2. Musuh Islam ada yang bersemayam dalam dada kaum Muslimin dan kaum non-Muslim.
  • 3. Musuh Islam yang bersemayam di dalam dada kaum Muslimin dan kaum non-Muslim ialah: Kemusyrikan (termasuk pula syirik khafi), kekafiran, kemaksiatan dan kefasikan (durhaka). Gerakan Ahmadiyah wajib memanggil dan mengajak mereka supaya mengabdi kepada Allah Yang Maha Eda dan menghormati sekalian Utusan Allah.

Kekuatan Islam

Kekuatan Islam menurut Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI), penjelasannya sebagai berikut:

  • 1. Islam mempunyai kekuatan yang tak ada taranya di dunia, karena agama Islam adalah agama fitrah (agama kodrat)
  • 2. Merasa kuat itu belum tentu kuat sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, orang Islam tak cukup hanya merasa kuat, tetapi ia harus kuat sungguh-sungguh. Adapun caranya ialah mengenal akan Undang-Undang Allah, baik yang tersirat di alam semesta maupun yang tersurat dalam Qur’an Suci
  • 3. Nabi Muhammad saw. adalah contoh yang paling baik. Beliau telah membawa perubahan yang tak ada taranya dalam sejarah dunia. Beliau telah mengubah ruh Jahiliah menjadi ruh Islam dan Iman yang mengguncangkan dunia. Bukan dengan jalan tambal sulam barang yang rusak, melainkan mengubah sama sekali asas Jahiliah. Beliau meniupkan ruh baru yang hanya tunduk kepada Allah, dengan memutuskan segala tali pengikat yang membelenggu kemerdekaan ruhnya.

Kekristenan dan Kepercayaan Lain

Tentang kekristenan dan kepercayaan lain menurut Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) adalah sebagai berikut:

  • 1. Memeluk agama atau kepercayaan itu harus dari pilihannya sendiri. Syarat dan kemampuan untuk memilih itu sesudah orang mencapai akil baligh
  • 2. Tak ada paksaan dalam memilih agama atau kepercayaan, baik paksaan dengan pedang, maupun paksaan dengan harta atau kedudukan, lebih-lebih paksaan dengan tipu daya. Islam tak mengenal paksaan dalam memilih agama.

Kemenangan GAI

Kemenangan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (G.A.I.) penjelasannya sebagai berikut:

  • 1. Gerakan Ahmadiyah tidak menang dan merasa menang, jika Islam belum mendapat kemenangan, karena Gerakan Ahmadiyah adalah pelayan Islam semata-mata.
  • 2. Gerakan Ahmadiyah telah dapat menarik sementara orang ke dalam Islam. Ilmu dan paham adalah laksana angin, yang dapat masuk ke dalam dada orang-orang dengan perantaraan buku, brosur, surat kabar dan media komunikasi yang lain, tak sedikit orang yang tertarik kepada Islam. Ini adalah pertanda baik.
  • 3. Ada golongan yang memfitnah dan memaki-maki Gerakan Ahmadiyah. Mereka menuduh bahwa Gerakan Ahmadiyah adalah kaki tangan Inggris, subversif dan sebagainya. Adakalanya tuduhan palsu itu laku juga, tetapi orang yang terlanjur membelinya, lama kelamaan merasa bahwa ia tertipu.
  • 4. Dahulu pernah ada ulama besar yang datang ke Indonesia semata-mata untuk memburuk-burukkan Gerakan Ahmadiyah. Ulama ini ialah Abdul Alim As- Shidiqi. Gerakan Ahmadiyah tak melayani ulama tukang fitnah, dan bekerja terus untuk syi’ar Islam. Buku-buku Ahmadiyah telah tersebar luas di mana-mana. Orang yang berotak sehat akan menilai baik-buruk Gerakan Ahmadiyah dari hasil karyanya.

126 Tanggapan

  1. Belum ada komentar, jika dalam tubuh GERAKAN AHMADIYAH terpecah menjadi dua bagian.
    1. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad berpendapat bahwa:

    1. Masih Mau’ud itu betul-betul Nabi
    2. Beliau itu ialah Ahmad yang diramalkan dalam Qur’an Suci 61:6
    3. Semua orang Islam yang tidak berbai’at
    kepadanya, sekalipun tidak pernah mendengar nama beliau, hukumnya kafir dan keluar dari Islam (Ainai Sadaqat, Hal 35)
    Menurut saya tidak sejalan dengan nafas Isalm yang sesungguhnya
    tetapi jiga dalam tubuh GAI mengalir sari’at islamiah dan sunah Nabi Muhammad SAW. Apa salahnya……..! Toh itukan hanya pergerakan menuju perjuangan di jalan Allah. dan bukan Aliran. Isalm tidak punya aliran-aliran, kecuali Cabang-cabang ilmu.

  2. Sejalan dengan komentar mas buyung sidik silahkan lihat pada point Terhadap Sesama Muslim point 1&3:

    1. Gerakan Ahmadiyah menyatakan dengan tegas bahwa di dalam Islam tak ada sekte (firqah), yang ada ialah mazhab. Mazhab bukanlah sekte, melainkan pendapat tentang masalah agama yang lazim disebut masalah far’iyyah (detail), bukan masalah pokok. Terhadap masalah pokok semua mazhab sama pendapatnya.

    3. Gerakan Ahmadiyah menyadari bahwa ada golongan dan perkumpulan Islam yang mengabdi dan berbakti kepada Allah semata-mata menurut kekuatan dan kecakapannya sendiri. Golongan dan perkumpulan itu diakui sebagai sahabat, bahkan sebagai saudara. Gerakan Ahmadiyah ikut bersyukur, jika golongan atau perkumpulan Islam semacam itu mendapat kemenangan, dan jika mendapat kesulitan dan kemalangan Gerakan Ahmadiyah ikut beristighfar, bahkan suka memberi pertolongan jika mereka mau menerimanya.

  3. Ternyata ada juga yang bisa mengerti dan memahami tentang ajaran ahmadiyah. Pada awal saya bersekolah di PIRI saya juga ragu tapi ternyata ada yang mengerti juga. Semoga orang yang salah mengerti itu bisa memahami dan mendapat hidayah-NYA.

  4. berharap masyarakat tidak memandang ahmadyah hanya dari satu sisi saja, karena selama ini ahmadiyah dilihat oleh masyarakat adalah ajaran yang menyimpang, yang mereka tahu sebenarnya adalah JEMA’AT AHMADIYAH QODIAN..

  5. KALAU AHMADIYAH TERPECAH JADI 2, LANTAS AHMADIYAH YG SEKARANG TIDAK MENGANGGAP MGA SEBAGAI NABINYA KENAPA MASIH MEMAKAI NAMA AHMADIYAH? DAN SIAPA PEMBENTUK ALIRAN MEREKA LAGI ? BUKANKAH AQIDAH MEREKA TELAH BERBEDA DARI AHMADIYAH YG DIBENTUK DI LONDON SANA ? AGAMA KOG BISA DI BUAT BUAT OLEH MANUSIA BEGITU

  6. SAYA PIKIR KESIMPULANNYA, KARENA RUANG GERAKNYA TERBATAS DI SELURUH DUNIA MAKA AHMADIYAH MULAI KOMPROMIS UNTUK MELUNAKKAN HATI ORANG2 YANG MEMUSUHINYA SALAH SATUNYA ADALAH DENGAN CARA MENYAMAKAN AQIDAHNYA DENGAN ISLAM. PADAHAL YANG DIAJARKAN OLEH MGA TIDAK SPT ITU. LALU SIAPA YANG MERUBAHNYA KINI? TUJUANNYA KAN SUPAYA ORANG ISLAM MENGANGGAP AHMADIYAH SAMA DGN ISLAM AKHIRNYA MEREKA TERJEBAK MASUK KEDALAMNYA

  7. Mas IrhamBahtiar
    Semasa HMGA itu masih hidup sama sekali tidak ada perpecahan umat, mas bisa baca sendiri kutipan Bpk Menteri Agama di http://img43.imagevenue.com/img.php?image=68597_Mentri_Agama_122_615lo.jpg
    disana ada pernyataan:
    “Sebelum Mirza Ghulam Ahmad – Pendiri Ahmadiyah – wafat, tidak ada persoalan yang menyangkut persatuan dan kesatuan umat. Tapi, setelah beliau wafat, timbul masalah. Sebagian pengikutnya yakin bahwa beliau adalah nabi, ini kelompok Ahmadiyah Qadiyan. Kelompok lain lain tidak dapat menerima keyakinan ini. Mereka yakin beliau hanya Mujaddid, pembaharu, seperti Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Ini keyakinan kelompok Ahmadiyah Lahore”

    Wass

  8. Assalamualaikum Ww. Saudara-saudaraku sesama MUSLIM, kebenaran datangnya dari ALLAH SWT, Barang siapa yang berpegang teguh kepada ALQURAN dan SUNAH RASUL (MUHAMMAD SAW) maka dia tidak akan tersesat sampai akhir zaman. Silahkan berdakwah tapi jangan mengkaburkan dan meragukan Ajaran ISLAM. Sebaiknya tidak mengunakan nama nama atau embel embel yang membuat berbagai penafsiran yang berbeda-beda tentang agama ISLAM. Islam adalah agama yang haq dan diredhoi ALLAH SWT. Wassalamualaikum Ww.

  9. […] tentang aliran yg meresahkan masyarakat. Jadi keinget, kan PIRI didirikan sama salah satu aliran yg dipermasalahkan sekarang. Jangan..JANGAN2.. tapi..mana mungkin juga..wong gedung g angus masih utuh Terus juga ga […]

  10. AHMADIYAH YANG SEJATI TIDAK AKAN PERNAH DAPAT DIHANCURKAN, KALAU MAU HANCUR KENAPA TIDAK ZAMAN MASIH MAU’UD SAJA? KITA LIHAT YANG HANCUR ITU JEMAAT HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD AS ATAU MUSUH-MUSUHNYA.

  11. Assalaamu’alaikum,……..
    Hentikan saling mengejek,untuk apa membahas ahmadiyah,LDII atau yang lain-lainnya……………
    Islam itu bukan ahmadiyah,bukan muhammadiyah,bukan NU atau bahkan bukan LDII tapi Islam itu adalah Islam………………………

    Siapa yang menggunakan pedoman dalam ajaran Islam sesuai dengan syari’at itulah Islam……….

    Itu saja,jadi jangan saling menghina antar kelompok dalam organisasi…….hal itu cuman sia-sia…..bahas satu yang benar yaitu Islam yang benar-benar Islam tanpa tambahan/bid’ah yang diada-ada………

    Semoga Allah memberikan kenikmatan kepada seluruh Umat Muslim sedunia di dunia dan di akherat……

    Assalaamu’alaikum

  12. assalamualaikum..

    usahlahlah kita berbicara apa-apa pun
    tentang ajaran selain daripada islam sebenar iaitu
    ikutilah al-quran dan al-hadith yang merupakan pedoman untuk ummat islam seantero dunia

    benar, janganlah kita mengutuk antara satu sama lain kerena kan menimbulkan kesenangan kepada yahudi dan nasrani

    saya juga menasihati diri saya supaya menjauhi maksiat kerena hidup didunia ini x kekal selamanya..
    keredhaan Allah SWT amatlah diharapkan dalan hidup ini.

  13. Menurut saya orang Islam sekarang itu bodoh-bodoh, alias tidak belajar dari sejarah terdahulu. bahwa Islam tidak pernah bersatu secara utuh, selalu terjadi konfilk dan pertikaian di dalam tubuh Islam sendiri. coba tanya diri anda sendiri wahai umat Islam :
    1. Mengapa di dalam Silam ada golongan?
    2. Mengapa Islam terbagi kebeberapa golongon?
    3. Pentingkah golongan/aliran dalam Islam?
    4. Bukan nabi pernah bersabda, yang kurang lebih bahwa umatnya akan terbagi-bagi menjadi beberapa golongan, dan hanya satu golongan yang akan masuk surga bersama-Nya?
    5. Lalu mengapa kita mempersalahkan golongan?
    6. Bisakah Islam kembali pada jaran yang diajarkan Nabi Muhammad saw secara Utuh?
    7. Apakah ini kemunduran dan kebodohan Umat Islam?
    8. Tanyakan kepada diri anda, bukan sebagai muhamdadiyah, bukan sebagai Ahmadiyah, bukan sebagai golongan Islam lainnya, TAPI sebagai Umat Islam Universal…!

    terimakasih telah membaca komentar saya, saya memandang jengkel terhadap golongan-golongan dan aliran-aliran yang memecah belah umat Islam. kembalilah kepada Islam Universal sesuai ajran nabi dan kitab suci secara murni, lupakan dan tinggalkan segala golongan dan aliran semua itu menyesatkan. Kibarkan Ajaran Islam Murni tanpa golongan dan aliran, pegang tegug ajaran rosul dan Kitab suci Al Quran, maka Insya Allah umat Islam takan terpecah belah…..

  14. Ass..

    Mari kita satukan kembali Islam dan kembali ke Al-Qura’an jgn pernah kita mau dipecahkan oleh org-org yg ingin bertepuk tangan melihat perpecahan islam, karena itulah satu-satunya kelemahan Islam.
    Islam itu y Islam , bukan ahmadiyah , bukan muhhamadiyah , bukan NU buka Syiah atau apalah…

    Mari kita kembali ke Rasul kita Muhammad SAW, dan Kembali ke kitab pedoman kita Al Quran nul Karim..
    Bangkitlah Hii Islam… Bangkitlah Hii saudaraku…
    sadarlah…jgn pernah tercerai berai….

    Satukan kembali Islam dengan alat pemersatu kita yaitu Alquran….

    Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar….

  15. @ Yusup & luth al hadid

    Hingga tahun 1901, gerakan pembaharuan ini belum ada nama dengan kata lain tetap menggunakan nama Islam. Lalu atas kepentingan sensus yang diadakan Pemerintah setempat untuk membedakan antara golongan yang satu dengan yang lain (Pemerintah mewajibkan tiap2x golongan mempunyai nama) maka atas dasar itulah Nama Ahmadiyah diberikan, yang diambil dari salah satu nama Nabi Suci Muhammad saw, yang melambangkan aspek jamali (Aspek keindahan) atas dasar nama ini maka gerakan Ahmadiyah, merupakan gerakan yang menyiarkan Islam dengan Keindahan ajaran Nabi Suci Muhammad saw.

    Dalam Qur’an Suci kita dapati:

    Wahai orang yang beriman, ta’atlah kepada Allah, dan ta’atlah kepada Utusan, dan kepada yang memegang kekuasaan di antara kamu; lalu jika kamu bertengkar mengenai suatu hal, kembalikanlah itu kepada Allah dan Utusan, jika kamu berman kepada Allah dan Hari Akhir. Ini yang paling baik dan paling tepat untuk (mencapai) penyelesaian (4:59)

    Ayat ini mengandung petunjuk supaya kita taat kepada Allah, Rasul dan Ulul Amri Min Kum. Dalam urusan Duniawi Ulul Amri Min Kum merupakan Pemerintahan setempat, dalam bidang Rohani Ulul Amri Min Kum merupakan para Mujaddid/Imamu Zaman (Imam pada zamannya) yang senantiasa dibangkitkan Allah untuk menyegarkan kembali Iman umat Islam.
    Menurut pendapat saya bermahzab itu perlu, saya tidak dapat membayangkan shalat, waudhu dsb tanpa mengikuti mahzab yang ada. Dan berorganisasi itu juga penting. Sayyidinna Ali pernah mengatakan bahwa: “Kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan Kebaikan yang tidak terorganisir“, lagi pula Qur’an Suci menyatakan:

    Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan, seakan-akan mereka itu bangunan kokoh (61:6)

    Dalam Hadits juga kita disuruh, Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang artinya kita wajib menjaga Sunnah Rasul dan ber Jama’ah, nah apakah mungkin kita berjamaah tanpa mempunyai Imam (Pemimipin)?
    Banyaknya golongan merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri (karena memang demikian yang dikehendaki Qur’an Suci, dan Hadits), yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya?, yang tidak boleh adalah golongan yang satu mengkafiri golongan yang lain. Masalah Takfirul Muslimin merupakan masalah kruisial yang mampu meluluh lantakan persatuan Islam. Allama Sayyid Jalaluddin menyatakan:

    Tindakan takfir atas kaum ahli Qiblat dengan sendirinya adalah suatu tindakan kekafiran” (Dala’il al-Masa’il)

    Pandangan kami terhadap golongan lain bisa dilihat pada “Sikap Gerakan Ahmadiyah” dibawah ” Terhadap Sesama Muslim” point 3 dan 4

    3. Gerakan Ahmadiyah menyadari bahwa ada golongan dan perkumpulan Islam yang mengabdi dan berbakti kepada Allah semata-mata menurut kekuatan dan kecakapannya sendiri. Golongan dan perkumpulan itu diakui sebagai sahabat, bahkan sebagai saudara. Gerakan Ahmadiyah ikut bersyukur, jika golongan atau perkumpulan Islam semacam itu mendapat kemenangan, dan jika mendapat kesulitan dan kemalangan Gerakan Ahmadiyah ikut beristighfar, bahkan suka memberi pertolongan jika mereka mau menerimanya.
    4. Gerakan Ahmadiyah berpendapat bahwa sebaiknya golongan-golongan itu makin menyadari akan bahaya yang mengancam Islam; dengan demikian masing-masing golongan akan merapatkan barisannya, saling memperkuat benteng pertahanannya, bahu membahu menghadapi bahaya yang sedang mengancam itu, dengan meninggalkan perkara yang remeh-remeh dan tahu membedakan antara barang yang mendatangkan manfaat dan yang mendatangkan bencana.

    Wasalam
    Erwan

  16. resay

    salam wa rahmah,
    Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aalihith Thahirin

    salam kenal dari saya yang berusaha untuk mencintai Ahlulbayt Nabi.

    Sering kali orang yang bertanya, pasti karena ketidaktahuannya akan sesuatu. Saya mengirimkan komen karena saya ingin mengajukan pertanyaan. Dan hal itu disebabkan karena saya tidak terlalu paham mengenai Ahmadiyah Lahore.

    Kalau boleh tanya, apakah Ahmadiyah Lahore meyakini keberadaan Kitab Tadzkirah? kalau meyakini keberadaan kitab tersebut, lalu bagaimanakah keyakinan saudara-saudaraku ahmadiyah lahore terkait dengan kitab tersebut? bagaimana kedudukan Al-Qur’an dikalangan ahmadiyah lahore.

    terima kasih banyak atas jawabannya.

    Semoga Allah senantiasa merahmati saudara-saudaraku Ahmadiyah Lahore.

    wassalam.

    Sebelumnya saya mohon maaf komentarnya saya pindahkan.
    Terima kasih atas pertanyaan ini. Banyak sekali fitnah yang ditujukan kepada Ahmadiyah (Lahore) dan juga pendirinya Hazrat Mirza Ghulah Ahmad berkenaan dengan kitab Tazkirah.
    Perlu diketahui bahwa Imam Mirza Ghulam Ahmad tidak tahu menahu tentang buku yang berjudul Tazkirah ini. Yang menyusun buku Tazkirah ini adalah Ahmadiyah Qadiyan (Kelompok Ahmadiyah yang meyakini adanya lagi nabi setelah Nabi Suci Muhammad saw) dan disusun beberapa tahun setelah beliau wafat. Penyusunnya suatu tim atau panitia yang diketuai oleh Maulana Muhammad Ismail (dosen Jami’ah Ahmadiyah Qadiyan), Syaikh Abdul Qadir (muballigh Ahmadiyah Qadiyan) dan Maulwi Abdur Rasyid atas saran Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad (khalifah II pada Jemaat Ahmadiyah kelompok Qadian) dan buku Tazkirah tersebut terbit pertama kali tahun 1935 M/1354 H. (Imam Mirza Ghulam Ahmad wafat tahun 1908 M). Jadi, buku Tazkirah tersebut sama sekali bukan Imam Mirza Ghulam Ahmad yang menyusun tetapi dari Ahmadiyah Qadiyan dan dilakukan setelah Imam Mirza Ghulam Ahmad wafat. Adapun isinya adalah “wahyu-wahyu” (baca ilham-ilham) dari Allah SWT. kepada Imam Mirza Ghulam Ahmad dan yang ditulis oleh beliau pada berbagai tulisan (buku-buku, makalah-makalah atau pun catatan harian) beliau. Hal itu sangat berbeda dengan Alquran, yang penyusunannya dilakukan sendiri oleh Rasulullah saw. sewaktu beliau masih hidup. Kesimpulan penting dari fakta tersebut adalah Imam Mirza Ghulam Ahmad sama sekali tidak mengetahui adanya buku Tazkirah, apalagi menyatakan Tazkirah sebagai pengganti kitab suci Alquran, jauh dari kenyataan. Jadi jelas, bila ada orang yang menyatakan bahwa Imam Mirza Ghulam Ahmad mengganti Alquran dengan Tazkirah itu merupakan fitnah

    Wasalam
    Erwan

  17. Mas Erwan,
    Saya kurang jelas untuk posisi Lahore terhadap Tazkirah susunan dari Qadyan ini, menolak atau menerima. Apakah dari pihak Lahore ada penyusunan wahyu MGA yang serupa?
    Wassalam,

  18. Assalamu’alaikum wr wb.
    Ikhwan muslim Yth, Bagi Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Lahore) Tadzkirah, tak ubahnya buku biasa saja yang siapa saja suka boleh membacanya atau kalau tidak suka boleh menolaknya.

    Sedangkan substansi tadzkirah yang merupakan ilham-ilham Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tentu saja akan kehilangan makna, ketika ilham-ilham itu dikumpulkan jadi satu karena dengan melepas ilham-ilham tersebut dari pokok bahasan yang diuraikan oleh HMGA maka besar kemungkinan bagi pembaca awam akan menimbulkan salah persepsi dan salah tafsir terhadap ilham-ilham tersebut yang membutuhkan penjelasan yang lengkap dari sipenerima ilham.

    Demikian penjelasan kami, terimakasih.
    Wassalamu’alaikum wr wb.

  19. Begitu ya Mas,
    Lantas dari fihak Lahore pastinya punya dong versi kumpulan wahyu2 MGA-nya, yang lebih lengkap.
    Boleh ditunjukkan salah satu misal wahyunya dan kelengkapannya dibandingkan dengan versi Qadyan, Mas?
    Salam,

  20. Wa’alaikum salam wr wb.
    Ikhwan Muslim Yth, Bagi Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) karena ilham2 tersebut merupakan penjelasan dari suatu peristiwa maka biarlah tetap berada satu bagian dengan buku-buku beliau yang sangat banyak dan tidak perlu dikumpulkan secara terpisah, sehingga jika ingin mengetahui sesuatu ya dibaca aja buku yang membahas sesuatu peristiwa tersebut dan kaitannya dengan ilham2 tersebut.
    Yang perlu diketahui adalah apa fungsi ilham2 tersebut karena secara substansi orang malah ribut pada masalah wahyunya bukan pada substansinya, Sebagian besar Ilham2 yang diterima HMGA adalah janji Allah SWT tentang kemenangan dakwah beliau terhadap lawan2 beliau dan ini banyak terbukti sejak beliau masih hidup sampai hari ini. Ada baiknya seorang yang arif dan bijaksana merenungkan kaitan Ilham janji Allah tersebut dan terpenuhinya isi dari janji tersebut. Mengapa kita tidak berusaha mendapatkan janji dari Allah dan tidak menginginkan Allah berbuat untuk memenuhi janji tersbut ketika kita masih hidup pada saat ini hingga nanti yang akan datang?. Bukankah Allah menjamin akan menjawab doa2 kita? Tidak yakinkah kita akan janji Allah tsb atau kita ragu dengan kualitas iman kita? mungkin ini yang perlu kita renungkan.

    Terimakasih. Wassalam. Wr wb

  21. Nikah antara Ahmadiyah dgn non Ahmadiyah, bagaimana pendapat anda? mohon masukan nya…

  22. Terima kasih atas penjelasannya Mas,
    Yang jadi perhatian saya adalah ilham2 itu berkenaan dengan pengakuan MGA sebagai nabi baru (Qadyan), penjelmaan Isa sekaligus Mahdi. Ada juga yang menyatakan dia juga adalah jelmaan Khrisna. Apakah ini bagian dari akidah Lahore juga?
    Salam,

  23. Assalamu/alaikum wr wb.
    Ikhwan muslim yth, didalam kasanah sufi sesorang yang berbuat sedemikian rupa mengikuti petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. maka akan menempati maqam yang sangat mulia yakni fana-firasul atau lebur dalam sifat-sifat Rasulullah dan bahkan seseorang dapat mencapai kondisi fana-fillah yakni lebur dalam sifat-sifat Allah swt. Disini saya kutipkan beberapa tulisan dari para Ulama yang terkenal mengenai masalah ini:

    1. Professor Yusuf Saleem Chishti
    Penerjemah dan komentator karya Iqbal ini menulis sbb:
    “Tingkat pertama adalah fana fish-shaikh, menghasilkan kualitas dari pimpinan ruhaninya dalam dirinya; tingkat kedua adalah fana fir-rasul, menghasilkan kualitas nabi Suci dalam dirinya; tingkat ketiga adalah fana fi-llah, menghasilkan pencelupan asma Ilahi dalam dirinya”.
    (Sharh Bab Jibreel, hal. 267).

    2. Shah Waliullah dari Delhi (w. 1763 M.)
    Dikenal sebagai mujaddid abad 12 H., ulama yang mulia ini menulis:
    “Taqwa berarti tinggal menetap dalam batasan syariat agama. Kecintaannya kepada upacara yang disuruh Allah diterapkan dengan cintanya kepad Qur’an Suci, Nabi Suci dan Rumah Suci (Ka’bah), dan sesungguhnya mencintai segalanya yang berhubungan dengan Tuhan, termasuk bahkan cintanya kepada para wali. Beberapa orang menyebutnya fana fir-rasul atau fana fish-shaikh.”
    (Altaf al-Qudus, hal. 93, Gujaranwala, Pakistan, 1964).

    3. Khawaja Zia-ullah Naqshbandi
    “Peringkat fana fir-rasul dicapai ketika segenap karakteristik dan kualitas dari Nabi Suci diketemukan pada seseorang, dan seluruh amalan manusia, gerak-geriknya, kebiasaannya, pengabdian dan tafakkurnya semuanya tepat sesuai dengan sikap Nabi Suci…. Keberuntungan atas kebaikan yang sempurna adalah bahwa Allah mengecat hamba-Nya dengan warna serta sifat dari sahabat-Nya, yakni Nabi Suci”. (Maqasid as-Salikeen, hal. 46, Lahore).

    Lalu bagaimana orang-orang yang telah mencapai maqom tersebut menyatakan diri mereka :

    1. Abu Yazid Bustami (w. 874 M.)

    I. Dia berkata: “Orang-orang mengira bahwa saya seorang seperti mereka, tetapi bila mereka melihat atribut saya dalam dunia ruhani, mereka akan mati. Aku seperti sungai yang dalamnya tak diketahui, dan begitupun sumbernya, tak ada habisnya”. “Seorang laki-laki bertanya kepadanya, Apakah ‘arasy (singgasana Tuhan)? Dia berkata, akulah itu. Dia bertanya, Apakah Kursi (harfiah: kursi, atau ilmu Ilahi). Dia menjawab, akulah itu. Orang-orang berkata bahwa banyak hamba Tuhan yang tulus, seperti Ibrahim, Musa dan Nabi Suci Muhammad. Dia berkata: Akulah semuanya itu. Kemudian mereka bertanya tentang malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail. Dia berkata, aku semua dari mereka juga. Penanya berdiam diri. Abu Yazid menambahkan: Bila seseorang total lenyap di dalam Tuhan, maka karena Tuhan itu segala sesuatu, dia akan melihat dalam dirinya segala sesuatu”. (Tazkirat al-Auliya atau Memoir dari para Wali, edisi Urdu, bab 14, hal. 146).

    II. Diletakkan kepadanya bahwa pada Hari Pembalasan, setiap orang akan dikumpulkan di bawah bendera Nabi Suci Muhammad. Dia menjawab: “Demi Allah! Benderaku akan naik lebih tinggi dari bendera Nabi Suci. Semua orang dan para nabi akan berkumpul di bawahnya. Tidak ada yang seperti saya di langit, ataupun seseorang dengan asmaku di bumi. Asmaku tersembunyi dalam Yang Gaib (Allah). Bagaimana bisa seorang yang demikian itu lelaki biasa? Tidak; dia adalah lidah Kebenaran (Tuhan), dan yang berbicara adalah Kebenaran (Tuhan) Sendiri. ‘Dari-Ku dia berbicara, dari-Ku dia mendengar, dari-Ku dia melihat’. Karena itu, adalah Tuhan yang berbicara melalui lidah Abu Yazid. Dia Yang telah berkata: Benderaku lebih tinggi dari bendera Muhammad, s.a.w. Karena bendera Allah itu jauh lebih tinggi dari bendera Nabi Suci. Karena kalian membolehkan kata-kata ‘Sesungguhnya Akulah Tuhan’ bisa keluar dari sebatang pohon, maka kalian harus juga membolehkan kata-kata ‘Benderaku lebih tinggi dibanding Muhammad’ serta ‘Segala puji bagi-Ku, betapa besar kehormatan-Ku’ terbit dari pohon fikiran Abu Yazid”. (ibid. hal. 151).
    (Catatan: Rujukan dalam kata-kata “Dari-Ku dia berbicara…” adalah sesuai dengan hadist dimana Tuhan telah berkata: “Ketika Aku mencintai seseorang, Akulah Pendengarannya dengan mana dia mendengar, Akulah Penglihatan dengan mana dia melihat, Akulah Tangan dengan mana dia memegang, dan Akulah Kaki dengan mana dia berjalan” – Bukhari 81:38. Rujukan kepada kata-kata “Sesungguhnya Akulah Tuhan” muncul dari sebatang pohon adalah peristiwa terkenal dimana Musa mendengar suara ‘Sesungguhnya Akulah Tuhan, Rabb sarwa sekalian alam”, muncul dari semak atau pepohonan, sebagaimana dicatat dalam al-Qur’an – lihat 28:30. Abu Yazid di sini menerangkan bahwa seperti halnya suara itu bukanlah dari pepohonan itu sendiri, tetapi Allah yang berbicara melaluinya, begitu pula pernyataannya; sesungguhnya adalah suara Tuhan).

    III. Jalaluddin Rumi, seorang penyair mistis yang tenar di dunia dari Persia, menyanyikan tentang Abu Yazid: “Darwis Abu Yazid yang mulia datang kepada murid-muridnya dan berkata: ‘Akulah Tuhan’. Pemimpin ruhani yang sempurna ini, dalam keadaan mabuk spiritual, mengumumkan tidak ada Tuhan kecuali Aku, maka mengabdilah kepada-Ku. Dengan perkataan lain, dalam jubahku tiada lain kecuali Allah, sehingga berapa lama engkau akan mencari-Nya di langit dan di bumi?”
    (Miftah al-‘Ulum, hal. 25, 36; jil. 12, sec. 4, Bag. II)

    2. Abu Bakar Shibli (w. 945 M.)
    Diriwayatkan tentang wali Iraq yang terkenal ini:
    i. “Shaikh Shibli bertanya kepada siswanya: Tidakkah engkau bersaksi bahwa akulah Muhammad, Rasulullah? Muridnya bersaksi untuk itu”. (Saif ar-Rabbani, hal. 100)
    ii. “Tidakkah engkau pernah mempertimbangkan hal ini, bahwa ketika Nabi Suci Muhammad nampak dalam bentuk Shibli, dia (Shibli) telah berkata kepada seorang siswa tentang dia yang telah menerima rukyah (visiun): Bersaksilah bahwa aku Rasulullah. Maka siswa itu berkata: Sungguh saya berdiri saksi bahwa engkaulah Rasulullah. Ini bukanlah sesuatu yang diharamkan atau salah. Ini hanyalah seorang laki-laki yang tertidur (dalam mimpi) melihat seseorang dalam bentuk lainnya. Dan suatu jenis peringkat rukyah yang rendah adalah dimana seseorang melihat orang itu dalam mimpinya yang dilihatnya ketika dia terjaga”. (Al-Insan al-Kamil, jil ii, hal. 46, oleh Abdul Qadir Jili; lihat juga terjemah bahasa Inggris dalam R.A.Nicholson, Studies in Islamic Mysticism, Cambridge University Press, 1980, hal. 105).
    iii. “Dua laki-laki datang menjadi murid Abu Bakar Shibli. Dia berkata kepada salah-satu dari mereka: Katakan, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Shibli adalah Rasul-Nya’. Orang itu mengucapkan ekspresi la haul wa la (sesuatu yang kira-kira sama artinya dengan semoga Allah mengampuni!). Shibli menyatakan yang sama. Orang itu bertanya mengapa dia mengucapkan la haul. Shibli ganti bertanya mengapa dia melakukan hal itu. Orang itu berkata, saya melakukannya karena kenapa saya menjadi murid orang yang merusak agama semacam ini? Shibli menjawab, saya mengucapkannya karena saya mengungkapkan rahasia yang begitu canggih kepada seorang yang bodoh. Dia kemudian memanggil orang kedua dan bertanya kepadanya: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Shibli adalah Rasul-Nya’. Dia berkata, saya kira engkau seorang dengan peringkat tinggi, ternyata engkau hanya utusan Allah. Shibli tertawa dan berkata: Saya akan mengajarimu.
    “ Demikianlah maka penangkapan dan pemahaman setiap orang itu berbeda. Ini adalah titik yang sama dimana seseorang tidak dapat mengambilnya, dan dia menolaknya, sedangkan yang lain mempunyai pemahaman yang lebih unggul. Shibli tidak pernah merasa direndahkan dengan apa yang difikirkan orang yang hanya melihat lahiriahnya saja. Faktanya adalah bahwa seorang yang menjadi guru, pembimbing dan mentornya itu melaksanakan fungsi yang diemban oleh Rasul Ilahi”. ( Tazkira Ghausiyya, oleh Maulana Shah Gul Hasan, hal. 315, dan Miftah al-Ashiqeen, hal. 16).

    3. Sayyid Abdul Qadir Jilani (w. 1166 M.)
    Dia adalah wali Iraq yang sangat terkenal di seluruh dunia, dengan kemasyhuran sampai kesetiap keluarga Muslim di dunia hingga kini.
    i. Pengalaman ruhani yang berikut ini diriwayatkan olehnya:
    “Tuhan telah merahmatiku dengan hadir di Madinah. Suatu hari saya sedang asyik mengingat Tuhan dalam ketenteraman ketika dia mengambilku dari dunia ini dan dari diriku sendiri, dan kemudian mengembalikan aku lagi. Dan saya berkata: ‘Bila Musa masih hidup maka dia akan menaati aku’. Inilah seolah saya adalah pengarang (dari Sabda itu), dan bukan seperti sedang menceriterakan Sabda itu. Maka saya tahu bahwa ini adalah benar-benar untukku dan saya telah dicabut oleh Allah. Saya lenyap (fana) dalam Nabi Suci, dan pada saat itu saya tidaklah sekedar si fulan atau si anu (yakni Abdul Qadir), tetapi saya pastilah Muhammad. Bila tidak, maka apa yang saya katakan hanyalah sekedar meriwayatkan sesuatu dari Nabi Suci”. (Saif ar-Rabbani oleh Sayyid Muhammad Makki, diterbitkan di Bombay, hal. 100).
    Kata-kata ‘Seandainya Musa masih hidup maka dia akan menaatiku’, adalah Sabda Nabi Suci Muhammad.
    ii. Dia menulis dalam sebuah sajak:
    “Aku adalah dunia yang lebih tinggi dengan cahaya Muhammad. Dalam rahasia ilmu Ilahi adalah kenabianku”.(Dari sajak yang dikenal sebagai Qasida Ruhi).
    iii. “Kenabian dalam pengertian lahiriah telah pergi, tetapi dalam istilah intinya ini tetap berlangsung hingga Hari Pembalasan. Kalau tidak, mengapa harus selalu ada empatpuluh wali di muka bumi? Aspek kenabian ada pada beberapa dari mereka, yang hatinya seperti para nabi. Dari antara mereka ada kalifah Tuhan dan utusan-Nya di bumi”. (Faiz Subhani, Kata-kata Abdul Qadir Jailani, diterbitkan di Delhi, hal. 122).
    iv. “Sungguh engkau pantas dikasihani! Engkau lari dariku, padahal Akulah penjagamu. Rumah-Ku memberimu perlindungan, bila tidak engkau pasti akan dibinasakan. Wahai manusia yang jahil! pertama lakukanlah ibadah haji kepadaku dan kemudian haji ke Baitullah. Akulah pintu ke Ka’bah (masjid pusat kaum Muslim di Mekkah), datanglah padaku dan aku akan tunjukkan padamu bagaimana melakukan ibadah haji”. (Wa’z Mahboob Subhani, hal.235, terjemah Urdu dari Fath ar-Rabbani wal-faiz ar-Rahmani).
    v. “Kewalian adalah zill (refleksi atau bayangan) kenabian, dan kenabian adalah zill dari Ketuhanan”. (Bihjat al-Israr, hal. 83).
    vi. Sebagian sajak dari Shaikh Abdul Qadir Jaelani:
    “Meskipun peringkatmu tinggi, tetapi kepunyaanku akan selalu lebih tinggi dari kepunyaanmu,
    “Akulah rajawali bagi setiap pembimbing ruhani dan terbangku tinggi, adakah orang lain yang diberkahi seperti aku,
    “Tuhan memberi tahuku akan rahasia kuno, dan memberiku apa yang kuminta,
    “Dia menjadikanku kepala para wali, perintahku harus dilaksanakan setiap saat,
    “Jika kuungkapkan rahasiaku maka lautan semuanya akan mengering,
    “Jika kunampakkan rahasiaku kepada gunung, maka dia akan runtuh dan menjadi seperti pasir
    “Jika kuperlihatkan rahasiaku kepada yang mati, dia akan bangkit hidup dengan kekuatan Ilahi,
    “Jika kubukakan rahasiaku kepada api, maka dia akan menjadi dingin dan padam,
    “Berlalunya bulan dan tahun tidaklah tanpa perintahku, mereka datang pertama kepadaku dan kemudian lewat,
    “Mereka memberitahuku segenap berita dunia ini, maka hendaknya engkau menghentikan kilah dan debatmu denganku,
    “Seluruh bumi Allah ini di bawah wewenangku, dan waktuku telah dibersihkan bagiku di hadapan hatiku,
    “Ketika saya melihat ke segenap bumi Allah, mereka berjumlah tidak lebih dari sebiji gabah,
    “Maka siapakah di antara para wali itu yang seperti aku, yang dapat bertanding denganku dalam ilmu dan kekuasaan,
    “Setiap wali dalam jejak langkah beberapa nabi, aku dalam jejak langkah Nabi Suci, rembulan yang sempurna”. (Dari sajak yang dikenal sebagai Qasida Ghausiyya).
    vii. “Aku jauh di atas kecerdasanmu. Maka janganlah kauukur aku dengan seseorang, atau mengukur seseorang denganku”. (Futuh al-Ghaib, hal. 22).
    viii. “Orang-orang mempunyai pembimbing ruhaninya , Jin memiliki pembimbing spiritual mereka, dan malaikat mempunyai pembimbing spiritual mereka. Tetapi aku pembimbing ruhani bagi mereka semuanya”. (Bihjar al-Israr, hal. 23).
    ix. “Allah mengungkapkan jenis-jenis ilmu yang menakjubkan ke hati orang besar. Dia membukakan kepadanya rahasia semacam itu yang disembunyikan dari orang-orang lain. Dia menghormatinya, menariknya kepada Dirinya, membimbingnya ke pintu-pintu kedekatan-Nya, dan membukakan hatinya bagi diterimanya ilmu serta rahasia. Dia menjadikannya juru-ingat-Nya kepada umat dan suatu tanda Ilahi di antara mereka. Dia menjadikannya seorang pemberi petunjuk dan orang yang diberi petunjuk . Dia menjadikannya perantara dengan Tuhan begitu pula yang wasilahnya diterima. Dia menjadikannya seorang yang tulus dan wali, yang menjadi pengganti para nabi dan utusan”. (Futuh al-Ghaib, wacana no.33).

    Kesimpulannya, jadi dalam konteks demikianlah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad menyatakan dirinya, dan hal itu adalah sebuah kewajaran dari proses perjalanan ruhani yan telah beliau tempuh.

    Adakah kita berhasrat mengikuti jejak para wali Allah tsb, ??? mari kita renungkan.

    Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr wb

  24. Ikhwan Dudu Yth,
    Didalam aqidah Gerakan Ahmadiyah Indonesia tidak ada pernyataan yang membatasi perkawinan antara anggota Gerakan Ahmadiyah maupun dengan yang lainnya. Anggota Gerakan boleh menikah dengan siapa saja asal sesuai dengan hukum2 Islam yang telah disepakati oleh Ulama, sehingga perkawinan antara Anggota Gerakan maupun dengan yang lainnya tidak menjadi masalah bagi kami.
    Demikian, Terimakasih.

  25. aku baru tau ada kalo ada gerakan ahmadiyah yang nggak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi..

  26. Assalamu alaikum wr.wb

    Menyandingkan islam dengan ahmadiyah, atau mohammadanisme, atau dalam bahasa indonesia mungkin muhammadiyah adalah bentuk kekeliruan. ISlam bukan ajaran Muhammad, ataupun ajaran ahmadiyah, atau mungkin tepatnya mohammadanisme. Islam buka konsep Muhammad. Muhammad dalam konteks ini bukan seorang mujtahid, ataupun mujaddid, melainkan sebagai perantara yang diberikan wewenang kerasulan untuk menyampaikan risalah Allah Swt kepada manusia, tepatnya Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad Saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan sang Haliq, dengan dirinya dan dengan sesama manusia.

    bukan saatnya untuk menafsirkan Islam berdasarkan aliran “A,B,…Z”.
    Pokok utama islam jatuh pada titik nadirnya saat ini adalah karena islam justru di sekulerkan, dileberalkan, dan dicampakkan hanya di tempat-tempat tertentu semisal masjid, surau, pusantren, depag, kua, dll. islam hanya dijadikan ajara spiritual yang akan menhapus dahaga spiritual orang-orang yang dahaga. sementara dalam tataran praktis islam tidak dijadikan pengikat, pengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat (spiritual, politik, ekonomi, kenegaraan, pendidikan, pengolaan sumber daya, dsb.) ummat islam saat ini sangat jauh dari apa yang dicontohkan dan diperjuangkan oleh Rasulullah yang mulia.
    dahulu Rasulullah mendirikan negara madinah, dengannya (daulah islam), islam desebarkan ke penjuiru dunia, dengannya seluruh hukum islam diterapkan baik hukum indifidu, masyarakat, maupun negara, dengannya islam mendapatkan kemuliaan, dengannya jihad diorganisir, dengannya hudud ditegakkan, dengannya kemaslahatan ummat di realisasikan, dengannya perbatasan terjaga, dengannya takseorangpun mampu menghinakan Rasul, dengannya takseorangpun berani menganggap diri sebagai nabi, dengannya kemuliaan wanita terangkat, dengannya sumberdaya alam ummat terjaga, dengannya keadilan akan tegak, dengannya semua ummat berlindung dibelaknnya, dengannya harta bergulir ditengah-tengah masyarakat secara adil dan syar’i, dan banyak lagi kebaikan yang akan muncul darinya. Allah Swt. berfirman “sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan taqwa, maka Allah akan menurunkan berkahnya dari langit dan bumi”. wallahu a’lam.

  27. wa’alaikum salam wr wb.
    ikhwan Fatih yth, kami memahami apa yang ikhwan maksudkan dan kami di Gerakan Ahmadiyah pun memiliki keinginan dan cita-cita yang sama dengan ikhwan, dalam bahasa kami yaitu kemenangan Islam, akan tetapi kami juga menyadari apa yang harus dilakukan dan apa yang belum perlu dilakukan pada masa sekarang ini, karena tantangan yang dihadapi oleh kaum muslimin sudah barang tentu berbeda dengan yang dihadapi oleh Rasulullah pada saat itu. Untuk itu memang perlu sekali seluruh elemen kaum muslimin bahu membahu merapatkan barisan dan mengesampingkan segala perbedaan (bila itu dianggap perbedaan) untuk mencapai cita-cita bersama yaitu kemenangan Islam.
    Terimakasih. Salam Perjuangan.
    Wassalam. wr wb.

  28. selama Tuhannya Allah, Nabinya Muhammad, pegangannya Quran dan Hadist, Syahadat tiada tuhan selain Allah dan bersaksi Muhammad utusan Allah, hajinya di mekkah, puasa dan berzakat, sholat 5 waktu….ya tak masalah. apapun mazhabnya (berbeda pd masalah detil, bkn pokok) Islam = Islam.

    “gigitlah dg gigi geraham” oleh kalian quran dan hadist….

    • Assalamu’alaikum wr wb, Ikhwan Aji Yth sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya; perbedaan yang ada diantara kaum muslimin pada umumnya dan Gerakan Ahmadiyah pada khususnya hanyalah pada masalah furu’iyah (atau masalah detail dari suatu pendapat, bukan pada pokok keimanannya) sehingga kami yakin perbedaan ini tidak akan menjadi persoalan jikalau kita mau berusaha sedikit saja membuka kitab-kitab yang ditulis para alim ulama klasik, mengapa demikian karena pendapat yang kami kemukakan bukanlah hal yang baru, akan tetapi bersumber dari pendapat (manhaj) para ulama terdahulu (salafus shalih), cuma memang perbedaannya pendapat tersebut tidak menjadi mainstream pendapat umat sehingga terasa asing dan aneh apabila kita kemukakan sesuatu yang seolah-olah berbeda, namun bila kita menyimak tulisan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad berikut ini tentu semakin yakin diri kita tidak menyampaikan sesuatu yang berbeda dengan yang lain kecuali dalam masalah furu’iyah tersebut diatas, berikut kutipan tulisan HMGA :

      “Betapapun besarnya ulama yang menentang kita menciptakan kebencian terhadap kita di kalangan umat dan mengumumkan kita sebagai kafir serta sesat dari iman, dan berusaha agar kaum Muslim percaya bahwa saya, bersama-sama dengan seluruh yang mengikuti saya, telah menyimpang dari keimanan Islam dan dasar-dasar kepercayaan, semua ini direkayasa oleh para Maulawi yang cemburu. Tak seorangpun bahkan yang mempunyai sebiji ketaqwaan kepada Tuhan di hatinya bisa berani melakukan hal semacam itu. Kami berpegang teguh kepada Kitabullah; kepadanya setiap orang diminta untuk memegang teguh. Kami beriman bahwa tak suatupun yang layak disembah kecuali Allah dan bahwa pemimpin kami Hazrat Muhammad Mustafa s.a.w. adalah Rasul-Nya dan akhir dari para nabi; serta kami beriman kepada malaikat, bangkitnya orang-orang mati, Hari Kebangkitan, surga dan neraka, serta segenap kebenaran. Kami beriman bahwa apapun Allah Yang Maha-tinggi telah firmankan dalam Qur’an Suci, dan apapun yang Nabi kita s.a.w. nyatakan, semuanya adalah benar seperti yang kami nyatakan di atas. Kami beriman bahwa siapapun yang mengurangi atau menambah-nambahi Syariat Islam bahkan sebesar satu atom saja, atau mengabaikan apa yang diwajibkan dan menghalalkan apa yang diharamkan, berarti tanpa iman, dan telah menyimpang dari Islam. Saya nasihatkan kepada para pengikut saya bahwa mereka harus beriman kepada Kalimah suci dari lubuk hati mereka, yakni, bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, bahkan hingga kematian menjemput mereka, bahwa mereka beriman kepada seluruh nabi-nabi serta semua Kitab wahyu Ilahi, yang otentisitasnya telah ditegakkan dari Qur’an Suci, dan bahwa mereka menerima sebagai kewajiban untuk berpuasa, salat, membayar zakat, dan haji serta segala yang telah ditetapkan sebagai kewajiban oleh Allah Yang Maha-tinggi dan Rasul-Nya, dan mereka menerima sebagai yang diharamkan segala yang telah diharamkan dan karenanya mengikuti Islam dalam arti yang sebenar-benarnya.
      “Untuk menyimpulkannya, adalah wajib untuk beriman kepada segala perkara dimana telah ada kesepakatan dalam keimanan (itjma ulama) dan amalan mereka yang salih dari masa lalu Islam (para salafus shalih), dan yang dianggap Islam oleh kesepakatan dari Ahli Sunnah. Saya menyeru demi langit dan bumi untuk menyaksikan bahwa ini adalah keimanan saya, dan siapapun yang menisbahkan saya sesuatu yang berlawanan dengan agama ini, dia, telah meninggalkan ketaqwaan dan ketulusan, telah melakukan fitnah terhadap saya; dan pada Hari Pembalasan saya akan menuntutnya ketika dia membuka dadaku dan melihat bahwa disamping pengakuan saya di atas saya sesungguhnya melawan dalam hati atas pernyataan saya ini. Ingatlah, sesungguhnya laknat Allah bagi para pendusta dan perekayasa”. (Ayyam as-Sulh, hal. 86-87).

      Semoga bermanfaat, terimakasih.
      Wassalamu’alaikum wr wb

  29. Kalau Ahmadiyah benar, mengapa setiap negara islam menfatwa ianya tidak islam? Dan kenapa harus mengagungagungkan Ghulam Mirza? Kna kita ada Allah dan Nabi Muhammad untuk diagungagungkan? Kalaulah Mirza Ghulam Ahmad itu dianggap Isa Al Masih, bagaimana kalau generasi selepas kita menganggap orang lain pula sebagai Al masih?Apakah Al Masih diclaim mereka itu juga benar?
    Fikir-fikirlah wahai muslimin…Kenapa mau dfitubuhkah gerakan Ahmadiyah ini?Atas alasan apa?Atas alasan mau diketengahkan Mirza Ghulam Ahmad? atau apa?
    Atau mau diketengahkan ajaran baru? Sila jawab…

    • Berikut ini kami kutipkan tulisan HMGA untuk menjawab pertanyaan ikhwan, sbb:

      “Dan saudaraku, engkau tahu bahwa pengumuman pengafiran tidaklah berdasarkan penyelidikan yang wajar dan bahkan tidak berisi kecondongan kepada kebenaran sedikitpun. Bahkan semua deklarasi ini sepenuhnya dibuat-buat berdasarkan penipuan, ketidak-adilan dan kepalsuan, yang timbul dari kecemburuan pribadi. Orang-orang ini benar-benar mengetahui bahwa saya seorang mukmin dan mereka telah menyaksikan dengan mata-kepala mereka sendiri bahwa saya seorang Muslim, bahwa saya beriman kepada Tuhan Yang Esa kepada-Nya tanpa sekutu, bahwa saya mengakui Kalimah: Tidak ada Tuhan kecuali Allah, bahwa saya menerima Kitabullah, al-Qur’an, dan Rasul-Nya Muhammad s.a.w. sebagai yang terakhir dari para nabi, dan saya beriman kepada malaikat, Hari Kebangkitan, surga dan neraka, bahwa saya menegakkan salat dan menjaga puasa, bahwa saya termasuk Ahli Qiblat , bahwa saya menganggap haram semua yang telah dinyatakan haram oleh Nabi Suci dan menghalalkan semua yang dinyatakan halal olehnya, bahwa saya tidak pernah menambah, atau mengurangi, sesuatupun dari Syariat,bahkan sebesar atompun, dan bahwa saya menerima semua yang kita peroleh dari Rasulullah s.a.w., apakah kita mengetahui rahasianya ataukah tidak, dan demi berkah Ilahi, saya seorang mukmin dan seorang yang bertauhid”. (Nur al-Haq, jil. I, hal. 5).

      Kedua Mengenai tugas Al Masih silahkan baca disini

  30. Liga Muslim Dunia melangsungkan konferensi tahunannya di Makkah Al-Mukarramma Saudi Arabia dari tanggal 14 s.d. 18 Rabbiul Awwal 1394 H (6 s.d. 10 April 1974) yang diikuti oleh 140 delegasi negara-negara Muslim dan organisasi Muslim dari seluruh dunia.

    Deklarasi Liga Muslim Dunia – Tahun 1974

    (Rabita al-Alam al-Islami)

    Qadianiyah atau Ahmadiyah : adalah sebuah gerakan bawah tanah yang melawan Islam dan Muslim dunia, dengan penuh kepalsuan dan kebohongan mengaku sebagai sebuah aliran Islam; yang berkedok sebagai Islam dan untuk kepentingan keduniaan berusaha menarik perhatian dan merencanakan untuk merusak fondamen Islam.

    Penyimpangan-penyimpangan nyata dari prinsip-prinsip dasar Islam adalah sebagai berikut :

    1. Pendirinya mengaku dirinya sebagai nabi.

    2. Mereka dengan sengaja menyimpangkan pengertian ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur�an.

    3. Mereka menyatakan bahwa Jihad telah dihapus.

    • ikhwan Halim Yth, Pertama Bagi Gerakan Ahmadiyah yang meyakini TIDAK ADA NABI LAGI SETELAH MUHAMMAD SAW, maka fatwa yang dikeluarkan oleh Rabithah tersebut jelas tidak pada tempatnya bagi kami, karena kekeliruan keyakinan Jemaat Ahmadiya (Qadiyani) dan juga para pemimpin yang tergabung dalam Rabithah tersebut mengatakan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan kedua-duanya adalah DUSTA yang ditimpakan kepada beliau, baca lagi jawaban kami kepada ikhwan Aji yang kami kutip dari terjemahan buku HMGA (Ayyam as-Sulh, hal. 86-87). dan bagi Ahmadiyah 100% memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT, tidak tergantung kepada ulama atau kelompok manapun.
      Kedua, mengenai penyimpangan penafsiran yang dikemukakan oleh HMGA, dapatkan ikhwan memberikan contohnya?, karena penafsiran yang dikemukakan oleh Ahmadiyah tetap bersumber pada penafsiran para salafusshalih, meskipun penafsiran tersebut TIDAK MENJADI MAINSTREAN UMAT, akan tetapi kebenaran tetaplah kebenaran dan tidak akan hilang oleh waktu.
      Ketiga masalah jihad, tolong dibaca lagi pembahasan mengenai Jihad disini, terimakasih

  31. Assalamu’alaikum wrwb.

    Sudahmenjadi sunnahtullah, setelah Rasul wafat, umat Islam terbagi bagi.Pertama tama pecah menjadi 2 golongan yaitu;
    1) golongan sahabat2 nabi yang dinamakan gol.sunni,
    2) golongan keluarag nabi yaitu Syiah.

    Setelah ratusan tahun kemudian dua batang ranting besar itu pecah lagi menjadi ratusan rating2 islam…benar bukan?

    Demikianlah umat Islam setelah ditinggalkan oleh Rasulullah saw.

    Semua yang percaya kpd ALLAH dan Rasulullah saw adalah saudara2 Islam,babagaimana pun perbedaan2 dlm memahami ayat2 ALLAH dan hadits….

    Yang harus kita indari adalah menghaikimi atau mengharamkan keyakinan orang lain dan sampai bermusuhan sesama islam.

    Mari kita bekerja keras untuk kedamaian dan kesejahteraan sebagai manisfestasi ajaran2 Islam.

    Umat yang tidak damai dan tidaksejahtera hidupnya artinya mereka belum sempurna mengamalkan ajaran2 islam.masih setengah setengah..akirnay kelihatan Islam itu pincang dan tidak kuat.

    mari kita bersama sama mengusai ilmu2 technologi dan sciences sebagaiamana pernah tercapai dulunya.

    Wassalam
    http://www.islamliberal.net/

  32. Assalamu’alaikum wr.wb. saudara-saudaraku umat islam dimanapun berada perlu difahami bahwa ISLAM adalah agama yang luhur agama samawi (bersumber dari ALLAH SWT) yang siy”arkan oleh nabi Muhammad SAW. dilanjutkan perjuangannya oleh para sahabat nabi, tabi”in dst bahkan sampai para u’lama sebagai warisatu anbiya. ISLAM tidak ada embel-embel lainnya tetap ISLAM. hati-hati terhadap benih-benih perpecahan Umat Islam .
    Terimakasih Wasslamu”alaikum wr.wb.

    • Waalaikum salam wr wb, Sdr Dedi Yth, sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya ke webblog kami. berkenaan dengan kesatuan dan persatuan Islam. Dalam pandangan kami terjadinya perbedaan2 tsb adalah dikarenakan didalam memahami Islam, kaum muslimin sesuai dengan tingkat pencerahan yang didapatkan dan pemahaman yang diambil akan berbeda2 tergantung kepada usahanya masing2 dalam rangka terus menerus mempelajari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Didalam tingkatan2 pemahaman2 tsb maka lahirlah berbagai2 perbedaan pemahaman yang seolah2 berbeda. Akan tetapi hal tersebut sudah terjadi sejak zaman awal di masa Rasulullah masih hidup pun acap terjadi perbedaan2 yang masih bisa ditolerir. Misalnya dalam hukum-hukum (fiqih) Shalat, berwudlu, dll, yang semuanya bersumber pada zaman Rasulullah karena sebagian Sahabat Rasulullah ada yang melihat atau mendengar bagaimana Rasulullah dalam menjalan hal-hal tsb dan kemudian menceritakannya yang kemudian tercatat dalam kitab Hadist yang seolah2 ada perbedaan. Akan tetapi yang perlu digunakan sebagai pedoman dan batasan dalam memahami semua masalah ini adalah: 1. Syahadat; 2. Rukun Iman; 2. Rukun Islam. Jika ketiga hal tsb masih dipegang oleh sesorang maka ia masih dalam persaudaraan Islam yang dijamin oleh Allah dalam Quran Suci. Maka kesatuan Islam yang diharapkan akan benar2 tercapai jika seuruh kaum muslimin menyadari hal ini dan menghindari : 1. Saling mengkafirkan sesama muslim; 2. Tidak merasa paling benar, karena yang Maha Benar Hanya Allah SWT; 3. Menghormati dan menghargai adanya beda pemahaman karena itu merupakan sunatullah (ingat kita diciptakan bersuku2 dan berbangsa2 ) 4. Terus menerus berusaha memperbaiki diri dan berlomba2 dalam kebaikan. Demikian sedikit tanggapan kami, semoga bermanfaat, wassalam wr wb.

  33. Assalammu alaikum wr wb

    Mengunjungi di Website ini, yang isinya sangat menarik dan bertujuan untuk menambah wawasan, izinkanlah saya menyumbangkan sebuah tulisan yang saya beri judul TEST IMAN.
    Seperti sdr redaksi dan juga sdr Dedi dll, sayapun juga mempunyai keinginan agar umat Islam dapat kokoh dan kuat kembali, untuk dapat mempelopori kerinduan masyarakat yang menginginkan kerukunan, kesejahteraan dan kemakmuran dan dalam suasana yang indah, damai……, damai di bumi, damai di hati

    =========================================

    SEDIKIT MENGENAI TEST IMAN

    Dalam menjalani kehidupan ini, seseorang dalam melakukan kegiatannya memerlukan dasar keyakinan agar apa yang akan dilakukannya bermanfaat atau tidak. Manusia diberi petunjuk Allah SWT yakni Kitab Suci Al Quran. Didalamnya ada ayat yang tertulis agar selalu mohon petunjuk untuk meniti kehidupan pada jalan yang benar. Sesungguhnya kebenaran itu hanya milik Allah.

    Test Iman sebagai judul tulisan ini adalah menguraikan sangat sedikit mengenai iman, dan juga apa yang dimaksud dengan test iman. Seperti dimaklumi bahwa harta yang paling berharga dari seseorang adalah iman. Seseorang yang kehilangan iman dapat diibaratkan sebagai seseorang yang tak punya roh dalam tubuhnya, dan dalam hidup dan kehidupannya, dapat menyebabkan orang menjadi nista, dan tercampak dari kehidupan bermasyarakat

    Apakah yang disebut iman ?

    Jawaban singkat adalah bahwa, iman adalah keyakinan hati

    Seperti dimaklumi bahwa setiap orang tentu mempunyai keyakinan dan sesungguhnya keyakinan itu di dasarkan atas tiga hal sbb.

    1. Keyakinan berdasarkan logika, atau pikiran
    2. Keyakinan berdasarkan panca indera
    3. Keyakinan berdasarkan hati, ini yang disebut iman

    Demikianlah bahwa oleh karena iman itu adalah keyakinan hati, maka yang mengetahui seseorang beriman atau tidak adalah dirinya sendiri, dan mengetahui bahwa iman yang ada pada dirinya itu baik atau tidak, tentunya berdasarkan amal perbuatannya.

    Dari hasil perbuatan seseorang, orang-orang disekitarnya dapat merasakan, atau menduga apakah seseorang tersebut beriman baik, atau tidak. Namun, hendaklah dimaklumi bahwa setiap insan manusia tidak dapat mengetahui, apakah si Fulan, atau si Dadap atau si Waru beriman atau tidak. Iman, atau isi hati seseorang tidak ada yang mengetahui, kecuali dirinya dan Allah, Tuhan Pencipta Semesta Alam. Iman yang baik akan menghasilkan perbuatan baik, sedang iman buruk akan menghasilkan perbuatan buruk pula.

    Kemudian perlu juga diketahui ada juga orang yang tak beriman.

    Siapakah dia ? Jelas bahwa yang tidak beriman adalah orang yang belum mengetahui bahwa dalam hati didirinya sendiri ada iman. Dengan demikian orang tersebut perlu dikenalkan dengan iman yang berada dalam hatinya, yang belum diketahui olehnya.

    Mengenalkan iman pada diri seseorang agar dirinya mengenal iman yang ada dalam hatinya sendiri adalah tidak mudah.

    Rukun Iman

    Dalam dienul Islam ada istilah Rukun Iman. Apakah itu ?

    1. Percaya kepada Allah
    2. Percaya kepada Malaikat
    3. Percaya kepada Kitab Suci
    4. Percaya kepada Nabi
    5. Percaya kepada Taqdir
    6. Percaya kepada Hari Akhir

    Demikianlah bahwa keenam pilar rukun iman tersebut adalah alat awal, atau institusi awal untuk memperkuat landasan iman, agar iman, atau keyakinan hati seseorang makin mantap

    Maha –berkah Tuhan Yang Kerajaan ada ditangan-Nya, dan Ia adalah yang Berkuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, agar Ia menguji kamu siapakah diantara kamu yang paling indah hasil karyanya Q 67; 1, 2

    Kemudian dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, manusia selalu diuji agar ketahanan diri pribadi kian meningkat. Ujian dapat bermacam-macam, ada ujian phisik, ujian kecerdasan, ujian olah raga, ujian kecekatan, ujian keterampilan, selain itu juga ujian kekayaan, ujian kemiskinan, ujian kesuksesan, ujian kejatuhan, ujian kesedihan, ujian yang berupa kegembiraan dsb-nya.
    Peristiwa-peristiwa tersebut diatas, yang menyebabkan gejolak dalam hati, semuanya dapat juga disebut ujian iman, namun ada yang disebut ujian iman yang langsung pada keyakinan dalam hati. Tergantung dari sikap seseorang dan pengetahuan serta pengalaman seseorang, ujian ini dapat dianggap terberat, namun juga dianggap sepele, dan tak perlu ditanggapi

    Oleh karena iman adalah keyakinan hati, maka keimanan ini bisa didapat secara bertingkat, dengan melalui keyakinan pikiran, keyakinan panca indera, kemudian meningkat ke keyakinan hati, namun ada juga seseorang yang mendapatkan iman langsung di hatinya. Kemudian test iman , yang disebut terberat ini adalah suatu peristiwa atau pernyataan dari seseorang, yang pendengarnya, atau orang disekitarnya dapat langsung meyakininya atau dapat juga tidak mempercayainya, terhadap peristiwa dan apa-apa yang telah diucapkan seseorang.

    Peristiwa atau pernyataan berikut ini adalah yang kiranya tepat dapat disebut sebagai test iman yang berat

    Test iman 1.

    Sejak masa muda, sebelum Muhammad sebagai nabi, telah nampak bahwa dirinya telah berjiwa besar. Dari budi pekerti, atau ahlak yang indah dari sejak masa mudanya, makin lama makin tampak pengaruhnya yang berkilauan menerangi masyarakat. Sifat-sifatnya yang baik, yang menjauhi foya-foya, telah ada pada dirinya. Ketekunannya yang selalu mendambakan kesempurnaan adalah hal-hal yang sangat diutamakannya. Ia mendambakan cahaya hidup, dan yang kemudian dengan izin Allah telah dicapainya. Beliau sangat jujur. Kenyataan ini dibuktikan dengan gelar “Al Amin ‘yang telah diberikan masyarakat kepadanya. Gelar Al Amin kepada Muhammad yang diberikan tersebut telah menyebar ke segenap penduduk Mekkah pada waktu itu. Hampir seluruh masyarakat memanggilnya dengan Al-Amin (artinya ‘yang dapat dipercaya’). Semua masyarakat sangat mengaguminya

    Kemudian pada waktu usia 40 tahun, Beliau mendapat wahyu, dan yang beriman pada masa awal adalah Siti Khatijah, isteri nabi, Abu Bakar, sahabat nabi, Waraqah bin Naufal, pendeta Nasrani dan Ali bin Abu Talib, adik sepupu nabi. Setelah masyarakat Arab mendengar dan mengetahuinya, apakah yang terjadi kemudian ? masyarakat Arab gempar…….pecah menjadi 2, ada yang beriman kepadanya dan juga ada yang tak beriman.. Yang tak beriman kepada Nabi Muhammad saw cukup banyak dan sangat membenci Nabi Muhammad saw berikut semua pengikut-pengikutnya. Banyak pengikut Nabi Muhammad yang hijrah ke Abbesinia karena tak tahan terhadap kedzaliman, berbagai penyiksaan dan kebencian yang selalu dihadapinya

    Test iman 2

    Kemudian, waktu Nabi Muhammad saw berusia 52 tahun, setelah isteri Beliau wafat, dan juga paman Beliau wafat, kebencian kaum Qurais sangat memuncak hingga Beliau akan dibunuh. Sebelum Hijrah ke Madinah terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj. Beliau mengaku melaksanakan perjalanan yang sangat jauh dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian Mi’raj, naik ke langit, bertemu Allah SWT, yang dikenal dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, dan perintah salat diberikan langsung oleh Allah. Kembali masyarakyat yang telah beriman mendapatkan test iman. Ada pengikut Beliau yang percaya dan makin beriman kepada Nabi, namun ada juga yang tidak.

    Demikianlah dan masyarakat hingga kini, setiap tahun di tanggal 27 Rajab, Isra Mi’raj selalu diperingati, dan hal ini adalah sekaligus sebagai test iman. Masyarakat muslim selalu berdiskusi, apakah kepergian Nabi Muhammad saw, dengan badannya, ataukah hanya jiwa, atau ruh nya saja….., hingga kini masyarakat selalu diuji tentang peristiwa Isra’ Mi’raj ini. Ada muslim yang yakin bahwa pada peristiwa Isra’ Mi’raj, nabi melaksanakan perjalanan beserta badannya, atau hanya ruhnya saja. Dan merekapun meyakini sesuai dengan kadar imannya masing-masing. Hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya. Namun ada juga orang yang acuh tak acuh, dan ada juga yang terus menerus mengkajinya. Dan hingga kini pada kenyataannya masih ada banyak orang yang tetap tak beriman kepada Nabi Muhammad saw.

    Demikianlah test iman kepada setiap muslim, ada yang beriman bahwa nabi dalam perjalanannya bersama dengan badan fisiknya, namun ada juga yang mengimani bahwa perjalanan nabi adalah secara rohaninya. Namun ada juga yang tidak mempercayainya, dan malah justru ada juga yang mencemoohkannya…hingga sekarang

    Bagaimanakah test iman di Zaman Akhir ini ?

    Pada waktu Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, atau pembaharu Islam, banyak ummat Islam yang memuji dia. Pada waktu itu kondisi muslim sangat terpuruk, dan pada waktu itu pula, beliau dikenal sebagai pembela Islam yang sangat kokoh, apalagi dengan terbitnya buku Barahini Ahmadiyah, dan juga buku Falsafah Islamiyah…., beliau di elu-elukan oleh masyarakat muslim.

    Test iman 1

    Pada waktu tahun 1889 dia, Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Masih Yang Dijanjikan, dan apakah akibatnya ?

    Masyarakat Islam gempar dan terpecah, ada yang percaya bahwa beliau memang pantas dan tepat sebagai Masih Yang Dijanjikan, namun sangat banyak yang tak percaya, bahkan ada yang mencemoohkannya…..Beliau dituduh yang bukan-bukan….

    Test iman 2

    Kemudian pada waktu tahun 1891 Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mahdi, kembali masyarakat Islam mendapat ujian, ada yang mengakui beliau, namun ada juga mengejek dan bahkan ada yang menuduh bahwa beliau sebagai pembohong besar, dan juga ada yang menuduh bahwa dirinya mengaku seorang nabi,….dan hingga sekarang ini yang berpendapat dia pembohong cukup banyak…..

    Masyarakat, baik yang muslim maupun yang bukan muslim, banyak yang acuh tak acuh terhadap pernyataan-pernyataan Mirza Ghulam Ahmad maupun peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.

    Hal ini mudah dipahami, oleh karena ini adalah test iman, dan siapa saja boleh mengikutinya, ataupun tidak perlu mengikutinya. Dan masalah lulus dan tidak lulus dalam test iman, itu adalah dari evaluasi diri sendiri, khususnya dalam perjalanan kehidupan manusia sebagai musafir rohani. Kalau tertarik untuk ikut test iman di zaman akhir ini, banyak-banyaklah salat malam, bertanya dengan Allah SWT, apa dan siapa Mirza, apakah dia orang pembohong atau bukan, orang gila atau bukan dsb-nya

    Ada kalanya, Allah akan menjawab pertanyaan seseorang, namun ada kalanya permintaan atau jawaban pertanyaan belum diberikan kepada penanya, oleh karena izin Allah hanya diberikan kepada mereka yang istiqomah, yang sungguh-sungguh tekun dan tidak main-main

    Dan tiada suatu jiwa akan beriman, kecuali dengan izin Allah. Dan Ia melemparkan kekotoran pada orang yang tak mau mengerti, Q 10: 100

    Sekali lagi, kalau mau ikut test iman, silahkan, namun kalau tidak ikut test, atau belum pernah ikut test ,dan kemudian ikut-ikutan memberikan opini yang asal-asalan, nampaknya belum sadar bahwa perintah Nabi pertama kali adalah Iqra. Bacalah ! Yakni perintah membaca; dan hendaklah diingat, bukan sembarang membaca; namun membaca dengan atas nama Tuhanmu….., Iqra bismi Robbika ladzi kholaq……

    Demikianlah untuk seluruh muslim selalu ada test iman tiap tahun, yakni setiap peringatan Isra’ Mi’raj, dan juga muslim di zaman akhir ini ada test iman setiap saat, yakni mengenai pemahaman apa dan siapakah yang dianggap paling tepat mengenai Masih Yang Dijanjikan, dan juga mengenai Mahdi sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadis-hadisnya.

    Tanda-tanda iman meningkat

    Imam Raghib, ahli kamus Quran mengatakan bahwa iman itu berarti pula tashdiqun bi qolbi wa ‘amalun bil- jawarih yang artinya pengakuan di bibir itu harus diiringi dengan pembenaran di hati dan melakukan apa yang diimaninya itu dengan anggota badan

    Dan tanda orang yang makin meningkat imannya diantaranya adalah mereka akan meningkat dalam perbuatan-perbuatan baiknya, diantaranya adalah perbuatan baik utama, antara lain adalah sbb.

    1. Memberikan harta karena cinta kepada Allah SWT, dan juga
    2. kepada kaum kerabat,
    3. kepada anak yatim,
    4. kepada kaum miskin,
    5. kepada orang yang bepergian,
    6. kepada kaum yang minta-minta, dan juga apabila
    7. memerdekakan budak belian, dan juga
    8. yang menegakkan salat, yang
    9. membayar zakat,
    10. yang menepati janji tatkala berjanji, yang
    11. sabar dalam kesengsaraan, dan juga yang
    12. sabar dalam kesusahan dan,
    13. sabar dalam waktu perang

    Dan juga tentunya juga segala amal-amal perbuatan baik yang lain.

    Kemudian hendaklah dipedomani bahwa,

    Semua kaum mukmin adalah bersaudara, maka berdamailah di antara saudara-saudara kamu; dan bertaqwalah kamu kepada Allah agar kamu diberi rahmat, Q 49: 10

    Tidak ada paksaan dalam agama, sesungguhnya jalan yang benar itu jelas sekali bedanya dengan jalan yang salah, Q 2: 256

    Manusia adalah umat satu, Q 2: 213

    Dan barang gaib dilangit dan dibumi adalah kepunyaan Allah, dan kepada-Nya semua perkara akan dikembalikan. Maka mengabdilah kepada-Nya, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhan dikau tak lalai terhadap apa yang kamu kerjakan Q 11: 123

    “Sayekti, Ingsun iki Allah, ora ana sesembahan kajaba Ingsun; mulane ngawulaa marang Ingsun sarta anjumenengna salat akarana eling marang Ingsun”. Q 18: 14

    “Aku tidak bertempat di ruang yang tinggi dan yang rendah. Aku tidak berada di bumi dan di langit. Tapi Aku berada dalam hati hamba-Ku yang beriman. Alangkah indahnya! Jika engkau mencari Aku, carilah Aku di sana. Hadis nabi, saduran dari Rumi

    Demikianlah iman, dan sekali lagi, iman adalah keyakinan dalam hati, dan buah iman adalah amal perbuatan yang baik.

    Iman tak berbuah, tak ada gunanya

    Hazrat Mirza Ghulam Ahmad telah membuat selebaran pernyataan sebagai berikut :

    ’Penulis surat selebaran ini diberitahu bahwa ia adalah Mujaddid pada abad ini dan bahwa keluhurannya menyerupai Al Masih Ibnu Maryam. Aku datang untuk menegakkan kebenaran Islam dan untuk meyakinkan manusia akan keindahannya dan untuk memimpin mereka kearah sumber ajaran Islam. Aku tak membawa syariat baru, Quran Suci adalah kitab suci terakhir. Kedatanganku adalah untuk mengabdi kepada Islam dan untuk menyiarkannya, dan untuk membersihkan wajah Islam dari kotoran-kotoran yang melekat kepadanya, sebagai akibat dari hiruk pikuk pikiran manusia. Aku adalah Mujaddid abad 14 Hijriyah ini. Surat selebaran, tahun 1885

    Kemudian pada tanggal 24 Juni 1900 didalam Al Khakam, beliaupun menyatakan :

    “Hamba yang hina ini adalah Mujaddid dalam bidang syariat dan tarekat”

    Beliau selain mengaku sebagai Mujaddid ( 1885 M ) juga mengaku sebagai Masih Yang Dijanjikan ( 1890 M ), dan juga bergelar Mahdi ( 1891 M ).

    Masih adalah gelar yang diberikan kepada Nabi Isa as, yang berarti Seorang yang mengajarkan tentang Tuhan, namun juga berarti seorang yang ikut serta dalam kemurahan-kemurahan Tuhan, dan juga berarti yang mewakili Tuhan disuatu tempat tertentu dan seorang yang mengikuti kebenaran dan kebajikan.

    Kata Masih, ( bahasa Ibrani adalah Masyiakh, Messiah, atau Mesyah ) berasal dari bahasa Arab, dari kata masaha dengan tiga huruf mati yang dikandungnya yaitu m-s-h, yang berarti mengusap-usap, dengan demikian Masih mempunyai pengertian

    A.1. Mengusap-usap, atau menyapu-nyapu dengan tangan, atau mengoles-oles , namun dapat juga berarti
    A.2. Banyak mengadakan perjalanan; dari asal kata sa ha

    Apakah artinya Mahdi ? atau Al Mahdi ?

    Mahdi adalah gelar yang dianugerahkan kepada Nabi Suci Muhammad saw, yang berarti yang memimpin secara benar dan sesuai dengan hati nurani, namun juga berarti ahli waris semua tuntunan yang penuh dengan pantulan pemikiran-pemikiran petunjuk Sifat Allah. Dan selain itu, Mahdi adalah juga berarti seseorang, atau orang yang telah diberi petunjuk oleh Tuhan.

    Mahdi berasal dari kata bahasa Arab’ h , d ’, yang berarti petunjuk

    Demikianlah kiranya, dan mau test atau tidak ikut test, dan juga nilai yang akan diperoleh dalam test, diri sendirilah yang menentukan………..

    Mengenang Isra’ Mi’raj, 27 Rajab 1431 H
    Jakarta, 10 Juli 2010

    Nanang

  34. apakah maulana muhammad ali sebelumnya pernah bertemu dengan mirza ghulam ahmad…???

  35. Alhamdulillah, akhirnya saya terpahamkan juga dengan persoalan pelik terkait identitas Jemaat Ahmadiyah ini. Terima kasih kepada admin blog ini, penjelasan tentang Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore, benar-benar melegakan saya, terlebih setelah sekian lama ini saya menimba ilmu dari berbagai karya-karya ulama Ahmadiyah, yang ternyata berasal dari kalangan Ahmadiyah Lahore, saya amat berterima kasih sekali, sebab selama ini saya hanya bisa menilai suatu kelompok/gerakan dari seberapa banyak dan seberapa bagus kontribusinya kepada umat, dan saya mendapati hal tersebut ada di kalangan Jemaat Ahmadiyah Lahore (GAI).

    Tolong sampaikan pula salam dan rasa terima kasih saya kepada saudara-saudara Muslim Ahmadiyah yang berhaluan Lahore, terkhusus mereka yang selama ini menguras tenaga dan pikiran sebagai penerjemah karya-karya brilian Maulana Muhammad Ali.

    Salam alayk,

    • Assalamualaikum wr wb, Ikhwan AS yang saya hormati, terimakasih kami ucapkan atas kunjungannya di webblog yg sederhana ini. Memang betapa sulit membedakan antara Jemaat Ahmadiyah (JA) dan Gerakan Ahmadiyah (GA) karena ada pihak2 tertentu yang sengaja menyamaratakan keduanya sehingga seolah olah Ahmadiyah adalah Jemaat Ahmadiyah Qadiyani (JA). Akan tetapi dengan pertolongan Allah seseorang yang benar2 berkeinginan mencari kebenaran tentang Ahmadiyah akan dibimbing-Nya hingga mendapatkan jalan yang terang mengenai Gerakan Imam Zaman ini. Semoga perkenalan ini meskipun hanya sebatas didunia maya akan memberikan manfaat bagi kita semua amin. Dan untuk salamnya Insya Allah nanti kami sebarluaskan ke anggota2 yang lain. Terimakasih. Wassalam wr wb.

  36. assalamu’alaikum..
    dari beberapa koment di atas…Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai mujadid, Al-Masih dan Al-Mahdi…lalu bagaimana dengan hadist nabi Muhammad SAW mengenai imam mahdi yang akan berperang dengan kaum yahudi di akhir zaman?????????????padahal Hazrat Mirza Ghulam Ahmad kan sudah meninggal,,,,,???????????????

    • Wa’alaikum salam wr wb, Sdr mujahid Yth, sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya di webblog kami. Berkenaan dengan keyakinan kami bahwa Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai Mujadid, Al-Masih, dan Al-Mahdi, dan beliau saat ini sudah meninggal dengan tugas beliau untuk berperang dengan Masihid-Dajjal, maka hal pertama yang harus kita pahami adalah apa pengertian Al-masih, Al-Mahdi dan juga Mujadid itu sendiri. Kami meyakini segala sesuatu yang dikatakan dalam hadist yang berkaitan dengan Al-masih dan Al-Mahdi pada akhir zaman adalah benar dan tidak ada sedikitpun yang kami ragukan kebenarannya. Akan tetapi yang mesti kita telaah adalah apakah cara kita memahami Hadist tersebut telah sesuai dengan Al-Quran, telah sesuai dengan Sunatullah, sehingga segala hal yang kita pikirkan tidak serta merta seperti dalam dongeng belaka, akan tetapi benar2 berpijak pada landasan Qur’an, Sunnah dan sesuai dengan sunatullah di alam semesta ini. Dengan demikian pemahaman kita akan selaras dengan jiwa Al-Quran dan berpijak pada hukum-hukum yang telah Allah tetapkan di alam semesta. Maka dari itu mari kita pelajari kembali apa yang dimaksud dalam Hadist2 tersebut mengenai Al-Masih, Al-Mahdi dan mujadid sehingga benar2 berguna bagi keimana kita dalam kehidupan saat ini. terimakasih, wassalam wr wb.

    • HMGA memang Imam Mahdi, namun bukan berarti keMahdian akan berakhir pada diri HMGA, setelah HMGA akan banyak berdatangan para Mahdi dan Masih, menurut saya pribadi, mungkin salah satu (sekali lagi mungkin) dari Imam Mahdi yang akan datang akan memerangi kebiadaban Zionis Israel, bisa dengan perang fisik atau perang non fisik

  37. ahmadiyyah mempercayai bahwa nabi Isa udah wafat dan makamnya di kashmir dan menyebut nabi Isa juga sebagai Yesus.

    Coba kalian teliti dan baca deh.. di websitenya ahmadiyyahhttp://ahmadiyya.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=69:nabi-isa-as-telah-wafat&catid=34:ahmadiyah&Itemid=56

  38. GERAKAN AHMADIYAH

    BERPENDAPAT BAHWA HM GHULAM AHMAD ADALAH MUJADDID
    ( SEBAGAI PENJELASAN GUNA MELENGKAPI PENJELASAN MENTERI AGAMA )

    ==========================================

    Seperti dimaklumi bahwa Harian Kompas tanggal 25 April 2006 telah memuat pernyataan bahwa Menteri Agama bisa menerima pemahaman Ahmadiyah apabila Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai Mujaddid. Untuk melengkapi penjelasan Menteri Agama, berikut ini adalah sedikit tulisan untuk kelengkapan dari penjelasan Bapak M Maftuh Basyuni, Menteri Agama Republik Indonesia.

    I. Sejarah singkat Ahmadiyah

    Mula-mula HM Ghulam Ahmad belajar Islam, kemudian tahun 1885 beliau mengumumkan bahwa beliau adalah Mujaddid, atau pembaharu Islam. Sebelumnya pergerakan Islam ini belum mempunyai nama, baru tahun 1900 pergerakan Islam ini kemudian diberi nama Ahmadiyah. Pada tahun 1908, HM Ghulam Ahmad wafat, dan diganti oleh Maulana Nuruddin. Pada tahun 1914, Maulana Nuruddin wafat dan diganti oleh putera dari HM Ghulam Ahmnad yang bernama Basyiruddin Mahmud Ahmad. Setelah terpilih sebagai Pimpinan, kemudian Beliau membuat pernyataan bahwa bapaknya, HM Ghulam Ahmad adalah Nabi, dan siapapun yang tidak mengakui beliau Nabi adalah kafir. Pendapat yang menggetarkan umat Islam ini tidak disetujui oleh banyak umat Islam, termasuk sekertaris H M Ghulam Ahmad yang bernama Maulana Muhammad Ali, yang kemudian hijrah pindah ke Lahore. Maulana Muhammad Ali kemudian mendirikan Ahmadiyah Anjuman Ishaati Islam, Lahore, yang arti nama tersebut adalah Gerakan Penyiaran Islam yang pada awal didirikan adalah di kota Lahore, Pakistan.
    Demikianlah, bahwa Basyiruddin Mahmud Ahmad kemudian sebagai pendiri Ahmadiyah Qadiyani dengan faham Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sedangkan Maulana Muhamad Ali sebagai pimpinan awal dari organisasi Ahmadiyah Movement atau Gerakan Ahmadiyah yang mempunyai faham bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Mujaddid, sesuai dengan penjelasan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sendiri

    II. Awal perkembangan di Indonesia

    Djoyosugito, mantan Sekjen Muhammadiyah th 1919-1921, mempelajari Islam dengan sungguh2 dan mendapatkan kepuasan dalam pemahaman Islam yang dijelaskan oleh mubaligh Islam utusan Ahmadiyah yang datang pada tahun 1924 di Jogyakarta. Kemudian pada tgl 10 Desember tahun 1928, Djoyosugito mendirikan De Ahmadiyah Beweging, atau Gerakan Ahmadiyah. Di organisasi ini,. Djoyosugito sebagai pendiri merangkap ketua dan dibantu oleh M. Husni sebagai sekertaris. Sekarang organisasinya bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia.. Agar tidak salah faham dengan organisasi lain ( Ahmadiyah Qadian ), dibelakang nama Ahmadiyah ditambah dengan penjelasan centrum Lahore atau aliran Lahore, sehingga dengan demikan dikenal sebagai Ahmadiyah Lahore. Nama ini menunjukkan bahwa organisasi Islam Ahmadiyah Lahore menganggap bahwa HM Ghulam Ahmad adalah Mujaddid, bukan Nabi.

    Untuk membantu memberikan pemahaman, berkenaan dengan keadaan akhir-akhir ini, perlu kiranya untuk menyajikankan beda faham kedua Ahmadiyah kepada semua pihak yang terkait agar tercipta pemahaman yang obyektif, normatif dan rasional, dengan harapan agar semua pihak dapat memakluminya.

    III. Perbedaan Faham Ahmadiyah

    Berikut ini adalah beda antara Faham Ahmadiyah Qadiani dan Faham Ahmadiyah Lahore yang ditulis berdasarkan beberapa buku dan khususnya adalah kajian dari :

    1. Maulana Hafez Sher Mohamamad, Suva, Fiji
    2. KH S. Ali Yasir, Indonesia, Jogyakarta
    3. Maulana Kamal Haydal, Trinidad
    4. Prof Ir. H F.Ahmadi Dj, MSc, Bandung
    5. Prof. DR. Iskandar Zulkarnain, Jogyakarta
    Islam – Faham Ahmadiyah Lahore
    ( dikenal sebagai Gerakan Ahmadiyah Indonesia )

    1. Nabi Muhammad adalah Khataman Nabiyin, dalam arti Nabi terakhir.
    2. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, tidak akan turun lagi nabi, baik nabi lama maupun nabi baru
    3. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Mujaddid
    4. HM Ghulam Ahmad tidak pernah merubah pernyataan dirinya, baik pemikiran2, maupun definisi mengenai kenabian dengan terbitnya buku Ayk Ghalati Ka Izala pada tahun 1901
    5. Keyakinan bahwa HM Ghulam Ahmad seorang Mujaddid adalah bukan hal yang mendasar bagi seorang muslim, akan tetapi penerimaan sebagai Mujaddid oleh seorang muslim, penting bagi kemajuan Islam
    6. Siapa saja yang mengikrarkan Kalimah Syahadat, La Ilah ha Ilallah Muhammad du Rasulullah adalah Muslim
    7. HM Ghulam Ahmad adalah Masih Yang Dijanjikan dan bergelar Mahdi
    8. Kitab Suci : Al Quran
    9. Mengartikan kata Nabiyullah secara majazi,
    10. Mengartikan arti kata Isa juga secara majazi
    11. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, wahyu kenabian telah berakhir, namun wahyu walayat tetap berlangsung. Wahyu yang diterima HM Ghulam Ahmad adalah wahyu walayat, bukan wahyu kenabian
    12. Sebagai anggota diwajibkan baiat dengan mengucapkan Janji Setia kepada Masih Yang Dijanjikan yang diikat dengan Kalimah Syahadat kepada seorang Islam yang berwewenang di perkumpulan Ahmadiyah
    13. Fikihnya atau kegiatan sehari-hari mengikuti Ahlus sunnah wal jamaah
    14. Diijinkan sebagai makmum dibelakang siapapun yang ditunjuk sebagai Imam yang memenuhi syarat, antara lain Imam tidak mengkafirkan makmumnya
    15. Hubungan pernikahan dengan non Ahmadi diperkenankan
    16. Melakukan shalat jenazah seperti pada umumnya seorang muslim
    17. Nabi Isa Al Masih as, keturunan Daud dari suku Yehuda adalah manusia biasa yang dilahirkan secara wajar oleh ibunya setelah menikah dengan Yusuf
    18. Mengutamakan kumpulan hadis Nabi Muhammad yang disusun oleh Maulana Muhammad Ali yang berjudul A Manual of Hadith
    19. Ahmadiyah kelompok Lahore awalnya dipimpin oleh M. Muhammad Ali
    20. Jabatan Pemimpin organisasi disebut Amir
    21. Anggotanya menyebut dirinya Ahmadi, atau pengikut Ahmadiyah Lahore
    22. Kantor Pusat di Indonesia berada di daerah Baciro, Jogyakarta
    23. Kantor Pusatnya berada di Lahore, Pakistan sejak 1914 hingga kini ( AAIIL ) *)
    24. Organisasi ini mandiri, tidak mendapat bantuan keuangan dari Kantor Pusat
    25. Nama Organisasi di Indonesia pertama kali adalah De Ahmadiyah Beweging ( Gerakan Ahmadiyah ) yang didirikan pada tgl 10-12-1928 oleh M. Ng. M. Djoyosugito sebagai Pendiri sekaligus Ketua dan M. M. Husni sebagai Sekertaris dan berdomisili di Jogyakarta. Kemudian mengajukan surat sebagai Badan Hukum pada tgl 29 September 1929, dan akhirnya dengan Keputusan Pemerintah telah diakui sebagai Badan Hukum dengan Gouvernement Besluit tanggal 4-4-1930 No 1 x, dan dimuat dalam extra Bijvoegel Jav. Courant 22 April 1930 No 32 ).
    Dan juga kemudian, dengan Surat Dep Agama RI Tgl 21-2-1966 No I-1/3/1/368/66, Gerakan Ahmadiyah
    Indonesia juga sudah terdaftar pada Dep Agama pada tgl 27-12-1963 No.18/II. Demikian pula
    Gerakan Ahmadiyah Indonesia telah dimuat dalam Berita Negara No 95 lampiran No 35 pada tgl
    28-11-1986. Tujuan organisasi ini adalah Syiar Islam.
    26. Mengindahkan nasehat HM Ghulam Ahmad bahwa HM Ghulam Ahmad bukan Nabi
    27. Kegiatannya secara kultural cenderung sebagai Gerakan Mazhab Pemikiran dalam Islam

    *) Ahmadiyah Anjuman Ishaati Islam, Lahore/Gerakan Penyiaran Islam, Lahore

    Islam – Faham Ahmadiyah Qadian
    ( dikenal sebagai Jemaat Ahmadiyah Indonesia )

    1. Nabi Muhammad adalah Khataman Nabbiyyin dalam arti masih akan muncul lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw
    2. Setelah Nabi Muhammad saw wafat masih terus akan ada nabi lagi
    3. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi yang tidak membawa syariat
    4. HM Ghulam Ahmad telah menyatakan dirinya Nabi setelah tahun 1901 pada buku Ayk Ghalati Ka Izala
    5. Keyakinan bahwa HM Ghulam Ahmad sebagai Nabi adalah sangat penting sebagai muslim
    6. Siapa saja yang tidak percaya HM Ghulam Ahmad sebagai Nabi adalah kafir
    7. HM Ghulam Ahmad adalah Masih Yang Dijanjikan dan bergelar Mahdi
    8. Kitab Suci : Al Quran
    9. Mengartikan kata Nabiyullah secara hakiki
    10. Mengartikan kata Isa secara majazi
    11. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, wahyu nubuwat masih tetap berlangsung
    12. Sebagai anggota diwajibkan baiat dengan mengucapkan Janji Setia kepada Masih Yang Dijanjikan dan diikat dengan Kalimah Syahadat kepada Khalifah
    13. Pelaksanaan kegiatan keagamaannya adalah mengikuti Khalifah
    14. Tidak diijinkan shalat sebagai makmum apabila imamnya bukan anggota Ahmadiyah Qadian
    15. Hubungan pernikahan dengan non-Ahmadi tidak diperkenankan
    16. Shalat jenazah hanya untuk Ahmadiyah Qadian. Untuk jenazah bukan anggota Ahmadiyah Qadian tidak dishalatkan oleh anggota Ahmadiyah Qadian.
    Sikap ini adalah konsekwensi logis tindakan takfir *)
    17. Nabi Isa Al Masih as lahir secara luar biasa, tidak berbapak
    18. Sangat menghormati Kitab Tadzkirah, Kitab kumpulan wahyu yang diterima oleh HM Ghulam Ahmad, yang kemudian dikumpulkan dan disusun oleh pengikut Bashiruddin Mahmud Ahmad setelah HM Ghulam Ahmad wafat. HM Ghulam Ahmad sendiri tidak tahu menahu tentang buku dan isi Kitab Tadzkirah
    19. Ahmadiyah Qadiyan, awalnya dipimpin oleh Bashiruddin Mahmud Ahmad, putera HM Ghulam Ahmad. Pada waktu HM Ghulam Ahmad wafat, Bashiruddin Mahmud Ahmad berusia 18 th
    20. Jabatan Pemimpin organisasi adalah Khalifah, gelarnya adalah Khalifatul Masih
    21. Para pengikut Bashiruddin Mahmud Ahmad menyebut dirinya Ahmadi, atau Jamaah Ahmadiyah, namun masyarakat mengenalnya sebagai perkumpulan Ahmadiyah Qadian
    22. Kantor Pusat di Indonesia berada didaerah Parung, Bogor ( th 2005 ), sekarang ( ? )
    23. Kantor Pusatnya Mula-mula di Qadian, kemudian di Rabwah, dan kini di London, Inggris
    24. Ada hubungan struktural antara Organisasi di Indonesia dengan Khalifahnya
    25. Sebagai organisasi dengan Badan Hukum Pemerintah Indonesia dengan SK Menteri Kehakiman pada tanggal 13 Maret 1953 No JA, 5/23/13. dan telah dimuat pada Tambahan Berita Negara RI tgl 13-3-1953 No 26 dengan Nama Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Pernah bernama Ahmadiyah Qadiyani Departemen Indonesia
    26. Tidak mengindahkan nasehat HM Ghulam Ahmad, dan menganggap HM Ghulam Ahmad adalah Nabi
    27. Kegiatannya secara kultural cenderung sebagai Gerakan Sektarian dalam Islam

    *) Mengkafirkan orang lain

    IV. Kegiatan Syiar Islam, Gerakan Ahmadiyah Indonesia

    Missi utama Gerakan Ahmadiyah adalah mempersiapkan sumber-sumber pengetahuan Islam, menghasilkan terjemahan Quran Suci dalam pelbagai bahasa di dunia dan menyebarkan ajaran Islam kesegenap penjuru dunia. Untuk di Indonesia telah berhasil diterbitkan dalam bahasa Belanda, bahasa Indonesia dan dalam bahasa Jawa

    Selain misi utama tersebut, Gerakan Ahmadiyah berpedoman

    1. Tujuan hidup kita adalah menyiarkan Islam
    The aim of our lives is the propagation of Islam
    2. Mengorbankan diri dan harta milik pribadi demi tujuan ini
    To make sacrifices of one’s person and possessions for this end
    3. Mempelajari Islam dan sejarahnya, dan juga keyakinan-keyakinan lainnya
    To learn about Islam and its history, and about other faiths
    4. Mengikuti ajaran syariat Islam dan menghormati lembaga-lembaga Islam lain
    To follow the teachings of Islam and respect its institutions-
    5. Memperlihatkan toleransi dan berlapang dada dalam penyiaran Islam, dan mencintai kaum muslim
    To show tolerance and broad-mindedness in the propagation of Islam, and to have love for Muslims
    6. Menghormati dan memuliakan pelayanan Islam
    To respect and honour the service of Islam

    V. Kepustakaan dan bahan rujukan

    Gerakan Ahmadiyah sebagai salah satu komponen dalam Keluarga Besar Islam, yang memilih tugas khusus yakni Syiar Islam ( QS 3: 104 ), untuk mempelajari faham pemikirannya dapat dibaca pada buku2 yang telah diterbitkan dan diantaranya adalah

    1. Holy Quran, tafsir Quran Suci oleh Maulana Muhamad Ali
    2. Religion of Islam, Maulana Muhammad Ali
    3. Manual of Hadis, Maulana Muhammad Ali
    4. Da’watoel Amal, oleh Maulana Muhammad Ali, dan telah diterjemahkan oleh HOS Tjokroaminoto
    5. Rahasia Hidup, HM Bachrun, terjemahan ceramah Khawaja Kamaluddin
    6. Paighan-I Sulh, HM Ghulam Ahmad, telah diterjemahkan oleh Imam Muso P
    7. Kisthtie-e Nuh, HM Ghulam Ahmad, telah diterjemahkan oleh HM Bachrun,

    Untuk dimaklumi bahwa buku2 lainnya masih cukup banyak

    Beberapa buku yang telah diteliti dan diizinkan untuk dicetak dalam bahasa Arab oleh Al Azhar, Cairo Mesir diantaranya adalah :

    1. Inroduction to the study of the Holy Quran 4. The Early Caliphate
    2. A Manual of Hadith 5. The New World Order
    3. Muhammad the Prophet

    Dan masih banyak buku2 yang sedang dipersiapkan untuk dicetak dalam bahasa Arab

    Harapan

    Demikianlah, bahwa Gerakan Ahmadiyah Indonesia adalah perkumpulan untuk syiar Islam, dan yang mempunyai pendapat yang jelas bahwa HM Ghulam Ahmad adalah Mujaddid.

    Semoga tulisan ini dapat melengkapi penjelasan Menteri Agama

    Semoga kita dapat memahami bahwa

    Beda keyakinan adalah teman dialog,
    beda tehnik, taktik dan strategi adalah teman berfikir dan
    beda amal perbuatan adalah teman berlomba

    Jakarta, 29 April 2006

  39. menyimak judul diatas GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA dan dibawahnya tertulis
    Allah SWT bersabda: perlu saya tegaskan ALLAH itu adalah salah satu nama dari 99 asmaulhusna yaitu tuhan pencipta alam semesta tuhan tidak pernah bersabda jangan kalian samakan ALLAH dengan Nabi atau rasul ALLAH itu ESA yang bersabda itu cuma rasul, jangan kalian samakan mengapa tidak kalian sebutkan saja artis polan atau artis polin bersabda ayatnya berbunyi hihihi,hahaha

    • Assalamu’alaikum wr wb,
      Sdr Win Yth, perlu diketahui bahwa “Allah” adalah nama diri dari Tuhan pencipta alam semesta sebagaimana yang sdr maksud, sedangkan 99 nama lainnya adalah nama-nama sifat Dia, misalnya Yang maha Pemurah (Ar-Rahman), Yang maha Pengasih (Ar-Rakhim) dll. Jadi Allah bukan salahsatu dari yang 99 nama sifat Dia. Sedangkan penggunaan sinonim bersabda, berfirman, berkata dll adalah mengacu pada sifat Al-Kalam (Berfirman) dan para mufasir sependapat bahwa meskipun Allah Berkata-kata atau berfirman tentu cara Allah mengatakannya berbeda dengan manusia jika berbicara, karena Dia adalah dzat yang berbeda dengan makhluk-Nya (Al Mukhalafatuhu lil khawadisi). Demikian sedikit tanggapan kami, semoga berkenan. Terimakasih.
      Wassalam wr wb.

  40. Ass.Wr.Wb
    Saya pernah mendengan dr seorang kiai besar (NU)di jakarta. yang pernah membaca kitab2 karangan Mirza Ghulam Ahmad sendiri. Dalam kitab tersebut MGA tdk pernah menyatakan bhw dirinya seorang nabi,bahkan sangat menyanjung dan mencintai Nabi Muhammad SAW. MGA adalah seorang ulama alim yg maqamnya sampai pada tingkat kenabian tapi bukan seorang nabi. Masalahnya kitab2 tersebut adalah kitab tassawuf dengan tingkat kesulitan tinggi untuk dicerna oleh orang awam, makanya timbul salah penafsiran dari orang2 yg merasa ngerti tassawuf tapi sebenarnya tdk mengerti samasekali, ma’af, mungkin kira2 spt anak TK/SD mau coba2 membaca/mbahas ilmu astronomi…ya repot. Tapi kalau ada pengikutnya yg menyimpang dg menyatakan MGA itu seorang nabi ya lain soal. Sama jg spt umat nabi Isa ada yg menyatakan bahwa Isa itu Tuhan. Terimakasih.
    Wass.Wr.Wb

  41. Assalamu’alaikum wr.wb
    to : saudara ku sesama muslim

    Janganlah kalian membuat per pecahan dalam umat ini secara tidak sadar kaliam membuat bingung orang awam yang belum tau banyak tentang islam khususnya umat agama lain yang tadinya tertarik dengan Islam jadi di buat bingung oleh pemahaman saudara, maaf saudara jangan bangga dengan pemahaman saudara karna kita semua tau Islam itu ya Islam tidak ada aliran atau apa yg serupa dengan itu yanga ROSULULLOH ajarkan, kita ber pedoman dengan Al Quran dan Al Hadist sudah cukup, Pelajari itu lalu Amalkan, para sahabat punya jaminan masuk surga karena mengamalkan itu. DAN APABILA ANDA INGIN BERPERAN DALAM MEMBANGUN AGAMA INI ATASNAMAKANLAH ISLAM n bukan YANG LAIN KARENA ALLOH MAHA TAU DAN DIA PASTI AKAN MEMBALAS SELURUH AMAL SAUDARA.

    Pelajarilah kisah – kisah dalam Al Quran tentang kaum – kaum terdahulu, karena kehancuran mereka disebabkan oleh pengaguman yang berlebi-lebihan kepada para ULAMA – ULAMA mereka.

    Wassalam……

    • Wa’alaikum salam wr wb,
      Sdr Wawan Yth, Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya. Singkat saja sebenarnya yang kami perjuangkan memang bukan ahmadiyah, akan tetapi esensi Islam, yakni siapa saja yang menyatakan diri bersyahadat dia adalah saudara kita. Inilah persaudaraan universal yang ditekankan oleh Rasulullah Muhammmad SAW dan hampir2 luntur pada akhir2 ini. Demikian pula persaudaraan umat manusia hanya dapat terlaksana jika kita saling menghormati sebagai sesama makhuk Allah di muka bumi ini. Maka menjadi kewajiban kita bersama untuk menyebarluaskan keindahan Islam yang damai dan toleran kepada segenap umat manusia sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW 15 abad yang lampau. Terimakasih, salam perjuangan. wassalam wr wb.

  42. Mengutip jawaban Anda utk erwan pd Senin, 21 Januari 2008 pada 8:57 am, yg bersumber pada pernyataan menteri agama:

    …Mereka yakin beliau hanya Mujaddid, pembaharu, seperti Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Ini keyakinan kelompok Ahmadiyah Lahore.”

    Jadi, MGA sama, setara dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah?

    • Assalamu’alaikum wr wb,
      Sdr Caroline Yth, terimakasih atas pertanyaannya. Tanggapan kami terhadap persoalan tsb adalah sbb:
      1. Kami meyakini bahwa keyakinan pribadi seseorang terhadap segala sesuatu adalah hak azasi orang tsb yang sangat dijamin oleh konstitusi negara kita Indonesia dan juga agama Islam.
      2. Keyakinan sesorang terhadap Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dengan demikian pun, menjadi hak setiap orang untuk meyakini atau tidak meyakininya, termasuk menyatakan bahwa beliau itu sama atau tidak sama dengan siapapun juga.
      3. Pendapat Menteri Agama berkaitan dengan masalah tsb tentu sangat kami hormati dan itu adalah hak beliau menyampaikan yang demikian karena pada dasarnya Menteri Agama memberikan penjelasan tersebut menggunakan analogi untuk mempermudah pemahaman dengan mengambil contoh Bpk. KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, bagi warga Muhammadiyah, yang juga kami anggap sebagai guru kami.
      4. Kami Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) meyakini bahwa kedudukan beliau adalah sebagai mujadid(pembaharu) dan juga Imamuzaman pada Abad ke 14 H yang benar2 dipilih oleh Allah untuk memperbaiki umat Islam dengan mengajak umat Islam kembali kepada petunjuk Al-Quran (Al-Mahdi) dan mengajak umat lain yang memusuhi Islam untuk menghentikan permusuhannya dan bahkan mengajak mereka untuk mengikuti Islam karena Islam inilah agama yang dijanjikan kepada mereka oleh nabi mereka (Al-Masih) sehingga Islam benar2 menjadi agama bagi seluruh umat manusia. Beliau hanyalah menyampaikan kembali ajaran Islam yang indah yang telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW 14 abad yang lampau yang telah menarik hati umat manusia untuk berduyun2 memeluk Islam, maka diakhir zaman inipun Islam yang telah tertutup oleh perilaku kaum muslimin yang tidak Islami lagi kembali disiarkan dengan cara2 yang damai dan indah untuk menarik hati umat manusia. Untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan tulisan2 beliau maka semua pihak hendaknya mempelajari langsung dari sumbernya, bukan berdasarkan pendapat orang seorang atau pendapat yang bersumber dari orang lain yang sama sekali tidak bersumber dari Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Buku2 beliau dapat di download disini.

      Demikian tanggapan kami, semoga bermanfaat,
      wassalam wr wb.

  43. Kalau hanya saling hormat-menghormati, apakah Anda juga menghormati pendapat Ahmadiyah Qadiyan, bahwa MGA betul-betul Nabi, dan yg tdk berbaiat padanya berarti kafir, keluar dari Islam?

    • Sdr Caroline Yth,
      Sikap kita sebagai seorang muslim tentu saja harus mencontoh perilaku Rasulullah Muhammad SAW, dimana beliau sangat menghormati siapa saja termasuk orang2 Yahudi yang jelas2 memusuhi dan menghina beliau, akan tetapi semua dihadapi dengan tabah dan senyum karena beliau yakin suatu saat nanti orang2 yang memusuhi dan menghina beliau itu akan menyadari kesalahannya sambil terus menerus berdoa dan berusaha memberi pengertian-pengertian yang benar seraya memberikan contoh dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Tentu saja masalah perbedaan pendapat dan keyakinan seseorang bukanlah hak orang lain untuk mencampurinya karena hal itu telah menjadi hak Allah, maka jika kita telah memberikan pengertian, memberikan penjelasan dan memberikan contoh perilaku yang baik akan tetapi orang tersebut tetap menolaknya maka kewajiban kita telah tunai dan menjadi hak Allah untuk menghukuminya, biarlah Allah saja yang menjadi hakim yang adil terhadap persoalan2 tersebut. Demikian tanggapan kami, terimakasih.

  44. Jadi, kesimpulannya Anda menghormati pendapat Ahmadiyah Qadiyan yg mengkafirkan muslim di luar jamaahnya.

    Dengan begitu, Anda juga harusnya menghormati pendapat muslim non-Ahmadiyya bahwa Ahmadiyya Qadiyan lah yg kafir, dan menganggap MGA lah dan jamaahnya lah yg sesat.

    Oiya, menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?

    • Sdr. Caroline Yth,
      Sebagaimana Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar berikut:
      اِذَا قَالَ الرَّجُلُ لأِخِهِ: يَا كَافِرُ! فَقَدْ بَاءَ بِهَا أحَدُهُمَا فَاِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَاِلَى رَجَعَتْ عَلَيْـهِ
      “Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”.

      Jadi kita sebagai seorang pengikut Rasulullah Muhammad SAW, sangat dilarang untuk mengatakan kafir kepada sesama muslim yang lain; dan jika ada orang muslim yang mengatakan demikian maka sebenarnya dia sendirilah yang kafir. Untuk itu maka biarlah pendapat sdr2 dari Jemaat Qadiyani mereka pertangungjawabkan di Mahkamah Ilahi kelak dan cukuplah Allah yang menjadi Hakim yang adil, masih kurang puaskah kita dengan ajaran Maha Agung Rasulullah tersebut?.

      Sedangkan yang berkaitan dengan Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, berdasarkan tulisan2 Beliau, tidak ada sedikitpun keraguan kami bahwa sikap beliau benar2 berada dalam sinar petunjuk Al-Quran, As-Sunah dan Al-Hadist; untuk itu mohon dipelajari sendiri buku-buku beliau jangan sekedar mengikuti kata orang lain. Demikian sedikit tanggapan kami semoga berkenan. Terimakasih.

    • Oiya, menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?
      Dalam pandangan kami, haram hukumnya menyebut kafir kepada seseorang yang telah bersyahadat, diatas telah dijelaskan jati diri kami
      2. Islam adalah agama kesatuan. Semua umat Islam adalah saudara dan tak seorangpun dapat disebut kafir karena berbeda pendapat, selama ia berpegang teguh kepada kalimat laailaaha illallaah Muhammadarrasuuuullah (Tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah)
      Penjelasan HMGA:
      my belief from the beginning has been that no person becomes a kafir or antichrist by denying my claim. I do not apply the term kafir to any person who professes the Kalima,…. it is in fact my belief that I do not consider any Muslim to be a kafir. ” sumber

      Ayat dalam Surah Al Kafirun (109) yang berbunyi Lakum dinukum waliyadin, sama sekali tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw, dan sesama pemegang 2 kalimah syahadat yang sama. Diin tidak selalu berarti agama yang bila diartikan untuk mu agamamu dan untuk ku agamaku, mempunyai kesan bahwa Nabi Suci sudah putus asa dan terkesan cuek terhadap orang kafir, Berikut adalah penjelasan Muhammad Ali dalam Tafsir Quran Suci dan Terjemahan
      Kata dîn mempunyai berbagai arti, antara lain ialah pembalasan atau ganjaran (LL), dan arti inilah yang dimaksud di sini. Ini adalah suatu ramalan bahwa orang-orang yang menyembah Allah akan mendapat ganjaran kebaikan, sedangkan orang-orang yang menyembah berhala, tak akan mendapat pertolongan dari tuhan palsu mereka. Surat berikutnya menyebutkan ganjaran bagi orang-orang tulus, menyebutkan kemenangan dan pertolongan Tuhan, dan menyebutkan orang yang berbondong-bondong memeluk Islam, sedangkan Surat berikutnya lagi menerangkan bahwa pembalasan kaum penyembah berhala ialah bahwa semua kekayaan dan jerih-payah mereka, tak ada gunanya sama sekali. Orang-orang yang mengira bahwa Surat ini menunjukkan, Nabi Suci merasa putus-asa terhadap kaum kafir adalah tidak benar. Beliau tak pernah sedikit pun menghentikan dakwah kepada kaum kafir supaya menerima Islam, dan supaya meninggalkan penyembahan berhala

  45. Orang kafir itu dlm alQuran kan jelas disebutkan ciri2nya.

    Dlm hadits itu perlu digarisbawahi kalimat:

    “Barangsiapa yang berkata pada SAUDARAnya ‘hai kafir’…”

    dan

    “Jika tidak (artinya yang dituduh TIDAK DEMIKIAN)…”

    Maka, menurut saya yg dilarang oleh Rasulullah Muhammad SAW itu adalah mengatakan kafir pada sesama muslim/orang Islam secara SEMBARANGAN.

    Kalau kepada mereka yg berciri2 kafir spt dijelaskan AlQuran, saya rasa ya wajar2 aja… toh kafir menurut Islam kan sesuai asal katanya berarti “to cover” or “non- believer”. Namun, oleh barat direkonstruksi maknanya hingga identik dgn istilah rasisme.

    Makanya, ini membawa saya pada pertanyaan selanjutnya, menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam? Dan ini tidak Anda jawab.

    Anda bilang, “…untuk itu mohon dipelajari sendiri buku-buku beliau jangan sekedar mengikuti kata orang lain.”

    Yg mengikuti kata orang lain itu siapa? Saya masih bertanya2 kok. Sayangnya sekali, SETIAP KALI saya mengajukan pertanyaan pada org Ahmadiyya (Anda bukan yg pertama), saya selalu disuruh baca buku2 Ahmadiyya. Kok kesannya pengikut Ahmadiyya tdk punya pendapat/tafsiran sendiri (kemandirian bepikir) akan ajaran2 MGA, selalu merujuk pada buku2 yg ada.

    Berikut ini copas (copy-paste) jawaban saya baru2 ini pada seorang Ahmadiyya yg juga menyuruh saya baca2 buku Ahmadiyya:

    Kalau ada org tanya2 saya ttg ajaran agama saya, maka saya TIDAK AKAN LANGSUNG kasih dia segepok buku atau kitab suci, trus nyuruh dia baca dan cari jawabannya sendiri. Yg kemungkinan besar kan tjadi, org itu bakal melengos pergi… dgn kesimpulannya sendiri.

    Akan tetapi, saya akan jawab pertanyaannya sesuai dgn pengetahuan dan tafsir saya sendiri ttg ajaran agama saya. Kalau dia minta, dgn senang hati akan saya carikan referensi2 yg mendukung tafsiran saya. Kalau tanggapannya ternyata membuat saya ragu akan tafsiran saya, maka saya akan coba konsultasikan dgn yg saya anggap lbh paham dan berpengetahuan.

    Jadi sekali lagi pertanyaan saya:

    Menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?

    Pernyataan lainnya, apakah Anda bisa jamin SEMUA orang Ahmadiyya termasuk yg di pelosok2 desa itu, termasuk anak2 kecil dan remaja, SUDAH membaca buku2 Ahmadiyya dan meyakininya berdasarkan kemampuan berpikir kritis mereka?

    • “Barangsiapa yang berkata pada SAUDARAnya ‘hai kafir’…”
      dan
      “Jika tidak (artinya yang dituduh TIDAK DEMIKIAN)…”
      Maka, menurut saya yg dilarang oleh Rasulullah Muhammad SAW itu adalah mengatakan kafir pada sesama muslim/orang Islam secara SEMBARANGAN.

      Ya, kita menyetujui itu, yang tidak kita setujui tidak lain adalah bila kita dengan mudahnya mengatakan kafir kepada seseorang yang belum tentu terbukti bahwa orang itu adalah kafir. Dalam hadits disebutkan:

      “Tahanlah lidahmu dari mereka yang berkata: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’ – jangan panggil mereka kafir. Barangsiapa memanggil seorang yang mengatakan ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’ sebagai kafir, dia sendiri yang lebih dekat kepada kekafiran”. ( Tabarani, diriwayatkan dari Ibnu Umar )

      “Janganlah memanggil orang-orang ahli Qiblat yakni mereka yang salat menghadap ke Mekkah sebagai kafir”. Tidak seorangpun keluar dari keimanan kecuali bahwa mereka mengelak dengan apa yang dia telah masuk ke dalamnya, yakni membaca Kalimah ( Majma’ az-Zawa’id, jil. I, hal. 43 )

      Apakah orang itu telah memberikan pernyataan tentang pembatalan kalimah syahadatnya? apakah orang itu shalatnya tidak menghadap kiblat?, bila tidak terpenuhi ciri2x tsb, maka haram hukumnya bagi kami untuk mengatakan orang tersebut adalah kafir

      Menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?

      Ayat dalam Surah Al Kafirun (109) yang berbunyi Lakum dinukum waliyadin, sama sekali tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw, dan sesama pemegang 2 kalimah syahadat yang sama. Diin tidak selalu berarti agama yang bila diartikan untuk mu agamamu dan untuk ku agamaku, mempunyai kesan bahwa Nabi Suci sudah putus asa dan terkesan cuek terhadap orang kafir, Berikut adalah penjelasan Muhammad Ali dalam Tafsir Quran Suci dan Terjemahan

      Kata dîn mempunyai berbagai arti, antara lain ialah pembalasan atau ganjaran (LL), dan arti inilah yang dimaksud di sini. Ini adalah suatu ramalan bahwa orang-orang yang menyembah Allah akan mendapat ganjaran kebaikan, sedangkan orang-orang yang menyembah berhala, tak akan mendapat pertolongan dari tuhan palsu mereka. Surat berikutnya menyebutkan ganjaran bagi orang-orang tulus, menyebutkan kemenangan dan pertolongan Tuhan, dan menyebutkan orang yang berbondong-bondong memeluk Islam, sedangkan Surat berikutnya lagi menerangkan bahwa pembalasan kaum penyembah berhala ialah bahwa semua kekayaan dan jerih-payah mereka, tak ada gunanya sama sekali. Orang-orang yang mengira bahwa Surat ini menunjukkan, Nabi Suci merasa putus-asa terhadap kaum kafir adalah tidak benar. Beliau tak pernah sedikit pun menghentikan dakwah kepada kaum kafir supaya menerima Islam, dan supaya meninggalkan penyembahan berhala

      Pernyataan lainnya, apakah Anda bisa jamin SEMUA orang Ahmadiyya termasuk yg di pelosok2 desa itu, termasuk anak2 kecil dan remaja, SUDAH membaca buku2 Ahmadiyya dan meyakininya berdasarkan kemampuan berpikir kritis mereka?

      Tidak ada yang bisa memberikan jaminan, pertanyaan saudara, sama saja dengna pertanyaan orang barat (yang berpandangan bahwa Islam itu agama Teroris), apakah semua umat Islam di segala penjuru dunia
      termasuk anak2 kecil dan remaja sudah membaca buku2x tentang Islam dan ajaran Nabinya?

  46. JAI dan GAI sama-sama pecaya kepada MGA, jadi sama aja.

  47. Assalamualaikum wrwb,..

    Maaf saya tertarik untuk nimbrung atas pertanyaan2 Caroline yang terasa begitu sederhana tapi memiliki makna yang dalam terhadap satu permasalahan.
    Untuk mendekatinya kita harus selidik dulu niat kita dari diskusi ini apakah permasalahan yang kita hendak dalami itu tujuannya untu apa ?

    1. Apakah Sekedar ingin tahu saja sebagai bahan informasi
    2. atau Ingin mengetahui lebih dalam guna mencari kebenaran yang hakiki.
    selanjutnya.:

    ad 1. untuk yang Nomor 1 tidak perlu dibahas karena kita sudah tahu ya kita ikuti saja penjelasan2 maupun hujjah2 dari kedua belah pihak dan kita tak perlu mengomentarinya karena terbatas hanya ingin tahu saja.
    ad 2. untuk ini perlu adanya kejernihan hati dan pikiran menelaahnya dengan menggali dari sumber2 yang asli dan A memohon bantuan kepada Allah SWT dengan melakukan shalat istikharah 2 rakaat, atau dengan istilah yang ngetrend saat ini berpikir out of the box artinya kita berpikir objektive jangan menghakimi karena sesungguhnya kebenaran itu hanya pada Allah SWT (Alhaqqumirrabbikum) insyaallah anda akan mendapatkan petunjuk langsung dari Yang Maha Kuasa.

  48. @ point 1:
    kita sangat mengimani Hadits2x tentang keberakhiran kenabian pada diri Nabi SUci Muhammad termasuk hadits:
    “dan sesungguhnya akan ada di kalangan ummatku 30 (tiga puluh) orang pembohong; mereka semua mengaku bahwa dirinya adalah nabi (nabi ummati), padahal sesungguhnya aku adalah penutup nabi-nabi, tidak ada lagi nabi sesudahku’ (HR Tirmidzi)
    karena itu kami meyakini bahwa kedudukan Nabi Suci sebagai Khataman Nabiyyin berarti bahwa sesudah beliau tidak akan datang lagi, baik nabi baru maupun nabi lama, berikut ini adalah pernyataan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad:
    “Aku berkeyakinan teguh bahwa Nabi kita Muhammad s.a.w. adalah Nabi terakhir dan sesudah beliau tidak akan dibangkitkan lagi seorang Nabi, baik Nabi lama maupun Nabi baru.” (Nishan-i-Asmani, hal 28 )

    Namun amat sangat disayangkan betapapun jelasnya hadits-hadits dan ayat2x Quran Suci, yang menjelaskan bahwa Nabi Suci merupakan nabi terakhir, Umat Islam mainstream, termasuk Sdr Achnoor, dan Islam Qadiyani meyakini ada lagi Nabi setelah nabi Suci, yakni Nabi Isa as.
    Bukankah merupakan pendapat umat Islam mainstream yang menyatakan bahwa bila Nabi ISa nanti turun maka dia akan menjadi umat nabi Muhammad, atau istilah lainnya adalah Nabi Ummati?

    Bukankah merupakan pendapat umat Islam mainstream yang menyatakan bahwa bila Nabi ISa nanti turun maka dia tidak akan membawa syariat baru, melainkan manut kepada syariat Nabi Muhammad, atau dengan kata lain Nabi Ghairi Tasri’?
    berikut ini adalah Pendapat NU yang termaktub dalam Mukatamr ke III di Surabaya tanggal 28 September 1928 :

    “ Kita wajib meyakini Isa bin Maryam as. akan datang di akhir zaman nanti sebagai nabi/rasul yang melaksanakan Syariat nabi Muhammad saw. hal itu tidak berarti menghalangi nabi Muhammad saw. sebagai nabi terakhir (pembawa Syariat) sebab nabi Isa bin Maryam as. hanya akan melaksanakan Syariat Nabi Muhammad saw. (Ahkamul Fuqaha).
    Kemudian ada disebutkan juga bahwa Mahzab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku).

    @point 2-4 sudah dijawab di https://studiislam.wordpress.com/2008/10/08/wahyu-ilahi/#comment-842

    @point 3&6 sudah dijawab di https://studiislam.wordpress.com/2007/10/26/murtad-dalam-islam/#comment-841

    • @Erwan:

      Erwan: “Umat Islam mainstream, termasuk Sdr Achnoor, dan Islam Qadiyani meyakini ada lagi Nabi setelah nabi Suci, yakni Nabi Isa as.”

      Qadiyan kok masih dianggap Islam? Bukannya mereka sudah bilang muslim non-Ahmadiyya Qodiyan itu kafir? dan bukankah Anda sepakat, sesuai hadits, kalau SEMBARANGAN menuduh org Islam kafir, maka dirinya juga kafir? Artinya, Qadiyan itu kafir, dan bukankah Qadiyan bahkan sudah tidak taat pada ajaran MGA supaya tidak bilang muslim lain kafir? Artinya, Ahmadiyya Lahore harus mengecam lbh keras Ahmadiyya Qadiyan.

      Islam itu agama damai, tp umatnya dituntut tegas beramar ma’ruf nahi munkar. Tdk mencla-mencle…

      • @Erwan:

        Erwan: “Namun amat sangat disayangkan betapapun jelasnya hadits-hadits dan ayat2x Quran Suci, yang menjelaskan bahwa Nabi Suci merupakan nabi terakhir, Umat Islam mainstream, termasuk Sdr Achnoor, dan Islam Qadiyani meyakini ada lagi Nabi setelah nabi Suci, yakni Nabi Isa as.”

        Erwan: “Bukankah merupakan pendapat umat Islam mainstream yang menyatakan bahwa bila Nabi ISa nanti turun maka dia akan menjadi umat nabi Muhammad, atau istilah lainnya adalah Nabi Ummati?”

        Duh, bingung saya sama alur logikanya.

        Memangnya menurut Ahmadiyya, nabi terakhir dlm Islam itu artinya semata2 hanya urutan kemunculannya? Bukan pada pengertian nabi terakhir sebagai pembawa syariat?

        Kalau umat Islam mainstream yang menyatakan bahwa bila Nabi ISa nanti turun maka dia akan MENJADI UMAT nabi Muhammad SAW, ya artinya Muhammad SAW tetap diakui sebagai nabi terakhir yg membawa syariat Allah SWT. Isa AS hanya muncul lagi untuk memberi penegasan bukan berarti Isa AS nabi terakhir dlm pengertian Islam.

        • Caroline: Duh, bingung saya sama alur logikanya.
          Memangnya menurut Ahmadiyya, nabi terakhir dlm Islam itu artinya semata2 hanya urutan kemunculannya? Bukan pada pengertian nabi terakhir sebagai pembawa syariat?

          Ya, Nabi Suci Muhammad adalah Nabi paling Akhir, beliau saw, adalah orang terakhir yang di anugrahi wahyu kenabian (wahyu yang dibacakan/dibawakan oleh Malaikat Jibril), setelah beliau saw, kenabian telah berakhir, artinya tidak ada lagi seseorang yang di anugrahi wahyu kenabian., selengkapknya bisa baca disini

          Caroline:Kalau umat Islam mainstream yang menyatakan bahwa bila Nabi ISa nanti turun maka dia akan MENJADI UMAT nabi Muhammad SAW, ya artinya Muhammad SAW tetap diakui sebagai nabi terakhir yg membawa syariat Allah SWT. Isa AS hanya muncul lagi untuk memberi penegasan bukan berarti Isa AS nabi terakhir dlm pengertian Islam.

          Analogi, bila ada dua orang Jendral terakhir dalam suatu negara, sebut saja Jendral Y dan Jendral Z. Jendral Y di perintahkan oleh Presiden untuk memenangi peperangan, namun sebelum perang usai, Jendral Y pergi dan menghilang, lalu tampil Jendral Z, beliau datang dan memenangi pertempuran dan akhirnya meninggal. Lalu jendral Y datang kembali dan akhirnya meninggal. Dus, menurut akal sehat kita, siapa Jendral terakhir dalam Negara itu?

          Logikanya adalah bila Nabi Isa datang nanti maka yang menjadi Nabi terakhir adalah Nabi Isa as, bukan Nabi Suci Muhammad saw.

          • erwan: Dus, menurut akal sehat kita, siapa Jendral terakhir dalam Negara itu?

            Tanggapan:

            Menurut akal sehat saya: Tergantung.

            Tergantung apa sebab Jendral Y pergi dan menghilang sebelum perang usai. Apa karena pengecut, melarikan diri? Kalau begini, Y harus dipecat. Tp, kalau ternyata diculik kemudian diselamatkan, maka wajib Y kembali ke posnya sebagai jendral. Tapi di sini, dia blm bisa dibilang jendral terakhir. Ini karena tergantung apakah setelah jendral Y datang kembali lalu meninggal, negara itu pecah, hancur lebur sehingga tidak ada pemerintahan lagi, tidak ada jendral lagi selain Y?

            • Saya punya kenalan orang Ahmadiyya Qadiyan, saya konfirmasi pernyataan yg termuat di website ini:

              Pada tahun tersebut Ahmadiyah terpecah menjadi dua. Perpecahan itu diakibatkan tiga perbedaan yang sangat FUNDAMENTAL yakni : 1. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad betul-betul Nabi. 2. Beliau itu ialah Ahmad yang diramalkan dalam Qur’an Suci. 61:6. 3. Semua orang Islam yang tidak berbai’at kepadanya, sekalipun tidak pernah mendengar nama beliau, hukumnya kafir dan keluar dari Islam (klik Ainai Sadaqat . hal 70-71) Yang mendukung pendapat itu adalah Ahmadiyah Qadiyan. Di indonesia organisasi itu bernama Jemaat Ahmadiyah Indonesia.

              Katanya, pernyataan itu salah, ini kalah bersaing lalu memfitnah..

              Kalau ini mmng fitnah, sangat keji fitnahnya. Karena itu, bukan salah muslim non-Ahmadiyya kalau menganggap Ahmadiyya (terutama Qadiyan) itu kafir, tp salah golongan Anda, Ahmdiyya Lahore yg sudah memfitnah.

              • Sdr Caroline Yth,
                Berkaitan dengan sikap JAI yang menyatakan bahwa kami memfitnah golongannya, kami hendak bertanya; jika pernyataan itu berasal dari mereka dan kami mengutip pernyataan mereka yang jelas2 bersumber dari pemimpin mereka MBMA bagaimana bisa dikatakan kami memfitnahnya? alasan2 mereka untuk mengelak dari berbagai pernyataan dan pertanyaan yang TIDAK MUNGKIN BISA MEREKA JAWAB adalah karena mereka (JAI) telah meninggalkan petunjuk2 Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan mereka lebih mencintai khalifah2 mereka dibanding cintanya kepada Imam Zaman dan Rasulullah Muhammad SAW. Bagi kami Gerakan Ahmadiyah Lahore, tugas kami hanya satu yakni menyiarkan pengertian Islam yang telah ditajdid oleh Imam Zaman yakni Islam yang damai, indah, toleran dan bersumber kepada ajaran Qur’an dan Sunnah ke seluruh dunia tanpa berharap balasan apapun terhadap dakwah kami sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bagi yang menerima dipersilahkan dan bagi yang menolak TIDAK MASALAH karena kami yakin kebenaran Islam yang universal hanya akan diterima oleh mereka yang benar2 mencari kebenaran dan rela berjuang dalam cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. terimakasih.

            • Menurut akal sehat saya: Tergantung.

              Tergantung apa sebab Jendral Y pergi dan menghilang sebelum perang usai. Apa karena pengecut, melarikan diri? Kalau begini, Y harus dipecat. Tp, kalau ternyata diculik kemudian diselamatkan, maka wajib Y kembali ke posnya sebagai jendral. Tapi di sini, dia blm bisa dibilang jendral terakhir. Ini karena tergantung apakah setelah jendral Y datang kembali lalu meninggal, negara itu pecah, hancur lebur sehingga tidak ada pemerintahan lagi, tidak ada jendral lagi selain Y?

              Maaf menurut saya Islam tidak akan hancur lebur sehingga tidak akan pernah musnah dari muka bumi ini lagi. Dus setelah Nabi Suci Wafat, kedatangan Nabi Isa kembali dalam dunia Islam, tak pelak lagi menjadikan Nabi Isa sebagai Nabi yang paling akhir dalam silsilah kenabian dalam Islam

      • Caroline:Qadiyan kok masih dianggap Islam? Bukannya mereka sudah bilang muslim non-Ahmadiyya Qodiyan itu kafir? dan bukankah Anda sepakat, sesuai hadits, kalau SEMBARANGAN menuduh org Islam kafir, maka dirinya juga kafir? Artinya, Qadiyan itu kafir, dan bukankah Qadiyan bahkan sudah tidak taat pada ajaran MGA supaya tidak bilang muslim lain kafir? Artinya, Ahmadiyya Lahore harus mengecam lbh keras Ahmadiyya Qadiyan.

        Islam itu agama damai, tp umatnya dituntut tegas beramar ma’ruf nahi munkar. Tdk mencla-mencle…

        Orang kafir (non muslim) bisa saja melakukan perbuatan-perbuatan Iman, seperti, menyingkirkan duri dijalan (M 1:12), rendah Hati (Bu 2:3), bahkan Imam Bukhari dalam salah satu bab dalam Kitab al-Iman (Kitab 2), Imam Bukhari memberi judul “Orang yang berkata: Iman itu tiada lain hanyalah berbuat baik” Intinya orang kafirpun bisa melakukan perbuatan Iman, namun tetap dia tidak bisa disebut orang beriman, begitu juga dengan orang Beriman, orang beriman bisa saja melakukan perbuatan kufur, seperti takfirul muslimin, mengkafirkan umat Islam (seperti yang dilakukan oleh Qadiyani dan juga beberapa ormas Islam lainnya yang berpendapat, diluar golongan mereka adalah Kafir), namun selama mereka mempunyai syahadat yang sama, dan juga shalat menghadap kiblat, maka tidak bisa disebut orang kafir.

  49. Wah, kesannya saya dikeroyok ya? :)

    Sebelum saya tulis tanggapan tertanggal Minggu, 15 Agustus 2010 pada 5:04 am, di mana saya menulis,

    “Makanya, ini membawa saya pada pertanyaan selanjutnya, menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam? Dan ini tidak Anda jawab.”

    Saya tidak lihat ada tanggapan dari “EH”, bukan dari “redaksistudiislam” tertanggal Senin, 16 Agustus 2010 pada 12:57 pm

    Trus, “Erwan” itu kok kalo diklik kembali ke situs https://studiislam.wordpress.com/? Kenapa harus nge-link kalo bukan ke blog sendiri?

    Dan, baik EH, Erwan, redaksistudiislam, foto profilnya sama, jadi bisa disimpulkan sama2 org Ahmadiyya, ya? Atw sebenarnya satu orang?

    Terus terang, saya lebih suka ditanggapi oleh ‘redaksistudiislam’, karena nadanya lebih ramah :)

    Tapi, kalau ternyata itu 3 org berbeda, jadi gemetar juga nih ‘dikeroyok’ :(

    Bagaimanapun, utk semua, saya ucapkan terima kasih sudah meluangkan waktu memberi jawaban2 dan tanggapan atas pertanyaan dan pernyataan saya. Highly Appreciated :)

    Di bawah ini, tanggapan2 dan pertanyaan2 lanjutan saya.

    • Assalamu’alaikum wr wb.
      Sdr Caroline Yth, saya rasa jawaban sdr Erwan untuk masalah “menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?” sudah cukup jika kita dapat memahaminya dengan bijak. Prinsip dasar yang harus dipegang secara teguh dalam memahami ayat tsb adalah sbb:
      1. Kata “dinn” dapat berarti agama atau pembalasan, contohnya “Maalikiyaumid dinn” artinya “Yang Memiliki Hari Pembalasan” sehingga kata-kata “Lakum dinnukum waliyad dinn” dapat bermakna pula “Bagi kamu pembalasan kamu dan bagiku pembalasan untukku”, artinya segala amal perbuatan manusia akan mendapatkan pembalasan baik itu muslim ataupun kafir, beriman kepada Allah maupun tidak karena itulah sunatullah yang telah Allah tetapkan bagi manusia.
      2. Dalam melakukan dakwahnya Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak menyiarkan agama baru, melainkan menyerukan kembali keindahan Islam sehingga dalam memaknai ayat tsb Imam Zaman menerangkan pengertian yang sangat universal bahwa tiap-tiap jiwa manusia harus mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, dan inilah inti dari pesan Al-Qur’an yang harus dipahami tidak saja bagi kaum muslimin akan tetapi juga oleh orang2 non muslim/kafir.
      3. Al-Quran adalah Rahmat bagi seluruh umat manusia, tidak saja bagi kaum muslim, siapa saja yang mempelajari Al-Quran akan mendapatkan manfaat baginya maka didalam menyiarkan Islam sangat dianjurkan untuk menyajikannya dengan bahasa yang indah agar menarik hati, dan Insya Allah Al-Quran akan menjelaskan dirinya, maka tugas dakwah Imam Zaman pada abad ini adalah menerjemahkan dan menafsirkan serta menyebarluaskan Quran ke seluruh dunia, dan Al-Hamdulillah berkat usaha Imam Zaman satu abad yang lalu kini mulai tumbuh agama Islam di barat yang satu abad yang lalu cara-cara menyiarkan Islam yang demikian tersebut masih diharamkan oleh ulama2 lainnya.
      4. Ayat Qur’an yang mengandung makna sebagaimana maksud sdr Caroline tidak saya jumpai dalam penafsiran Imam Zaman karena semangat agamamu-agamaku itu hanya berlaku bagi orang yang sempit pemahamannya dan jika penafsiran demikian digunakan maka yang terjadi adalah perasaan abai terhadap tugas dakwah yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim, memang secara tekstual bisa diartikan demikian akan tetapi jika kita teliti lebih lanjut maka semangat demikian hanya ada pada agama2 terdahulu, karena nabi2 terdahulu hanya berdakwah kepada kaumnya saja, sedangkan Rasulullah Muhammad SAW adalah nabi bagi seluruh bangsa dan seluruh ras manusia. Maka universalitas Islam inilah yang harus dikedepankan dengan terus menerus berusaha memberikan pemahaman yang benar tentang Islam dengan cara cara yang Islami sebagaimana teladan yang telah diberikan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

      Untuk pertanyaan lainnya kami dari redaksi memang terdiri dari beberapa orang meskipun dengan nada penyampaian yang berbeda dan itu sangat manusiawi, kami mohon maaf bila kurang berkenan dalam menanggapi pertanyaan sdr Caroline.

      Demikian sedikit tanggapan kami, semoga bermanfaat.
      Wassalam wr wb,

      • Erwan: Ayat dalam Surah Al Kafirun (109) yang berbunyi Lakum dinukum waliyadin, sama sekali TIDAK ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw, dan sesama pemegang 2 kalimah syahadat yang sama.

        Redaksistudiislam: Saya rasa jawaban sdr Erwan untuk masalah “menurut tafsiran MGA, ayat Quran yg bilang agamaku-agamamu itu berlaku untuk Islam vs non-Islam, atau Islam vs Islam?” sudah cukup jika kita dapat memahaminya dengan bijak.

        Caroline: Memang menurut Erwan jelas kok, sesuai maksud saya bahwa ayat itu SAMA SEKALI TIDAK DITUJUKAN KEPADA SESAMA UMAT MUHAMMAD SAW DAN SESAMA PEMEGANG 2 KALIMAH SYAHADAH YANG SAMA. Saya baca ini sebagai penegasan bahwa ayat ini ditujukan bagi muslim (agamaKU) vs non-muslim (agamaMU)

        Redaksistudiislam: Ayat Qur’an yang mengandung makna sebagaimana maksud sdr Caroline tidak saya jumpai dalam penafsiran Imam Zaman karena semangat agamamu-agamaku itu hanya berlaku bagi orang yang sempit pemahamannya.

        Caroline: Jadi, Erwan juga yg termasuk sempit pemahamannya? Tentang “Diin” yg artinya juga pembalasan, itu kan malah dikaitkan dengan pemahaman bahwa Nabi Suci merasa putus-asa terhadap kaum kafir adalah tidak benar. Sekali lagi saya bertanya, siapa yg punya pemahaman Nabi Suci merasa putus-asa terhadap kaum kafir? Sekali lagi, Bagi saya, itu justru sikap tegas sekaligus toleransi Muhammad SAW sebagai muslim kepada non-muslim (Erwan sendiri mengakui kok bahwa ayat ini tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw).

        • Sdr Caroline Yth, Berkaitan dengan tafsir Qs 109 (Al-Kafirun) jika kita pahami dengan bijak tentu kesimpulan yang dapat ditarik adalah sbb:
          1. Seluruh ayat Al-Quran ditujukan kepada seluruh umat manusia, tidak saja bagi kaum muslimin.
          2. Semangat Al-Quran adalah memberi tahu kepada semua manusia bahwa akan ada pembalasan sejak didunia ini hingga di akherat bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasan.
          3. sebagai sesama manusia Rasulullah dan kaum muslim yang mengikuti petunjuk Allah SWT bahwa Rasulullah dan kaum muslim akan mendapatkan balasan sebagai orang beriman dan bagi kaum kafir adalah balasan bagi mereka.
          4. konstruksi ayat2 dari surat Al-Kafirun adalah peringatan bagi kaum kafir bahwa tuhan2 palsu mereka tidak akan dapat menolong mereka dihadapan majelis Allah SWT, sedangkan bagi kaum mukmin mereka akan akan mendapatkan pertolongan dan ganjaran karena amal kebaikan mereka.
          Demikian semoga bermanfaat, terimakasih.

  50. Untuk EH:

    Penjelasan HMGA:
    my belief from the beginning has been that no person becomes a kafir or antichrist by denying my claim. I do not apply the term kafir to any person who professes the Kalima,…. it is in fact my belief that I do not consider any Muslim to be a kafir.

    Kalau memang begitu tegas jawaban MGA ttg sebut-menyebut kafir, kenapa kok malah ada pecahan Ahmadiyya Qadiyan yg bedanya sangat FUNDAMENTAL dgn Ahmadiyya Lahore, mempercayai MGA sbg nabi. bahkan berani menyebut orang Islam lain kafir, termasuk golongan Anda, Ahmadiyya Lahore. Menurut Anda, Ahmadiyya Qadiyan ini termasuk muslim atau tidak? Kafir atau tidak?

    Ttg Lakum dinukum waliyadin itu, saya kok ngga punya kesan tuh dan ga pernah denger ada orang Islam mengatakan bahwa itu wujud keputus-asaan atw sikap cuek Muhammad SAW terhadap orang kafir? Memangnya siapa yg punya kesan spt itu ya?

    Bagi saya, itu justru sikap tegas sekaligus toleransi Muhammad SAW sebagai muslim kepada non-muslim (Anda setuju juga kan bahwa ayat ini tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw?)

    Karena itu, kalau Ahmadiyya juga mengaku muslim, maka ayat ini tidak berlaku bagi muslim non-Ahmadiyya dan muslim Ahmadiyya. Sebaliknya, kepada sesama muslim itu diperintahkan untuk Amar ma’ruf nahi munkar, mengajak pada kebenaran dan menghindari kesesatan.

    Sehingga, adalah kewajiban muslim non-Ahmadiyya dan muslim Ahmadiyya untuk terus berdialog, mencari titik temu, bukan malah saling menghindar.

    Jika Anda, muslim Ahmadiyya merasa ajaran2 Islam MGA paling benar, maka sudah kewajiban Anda untuk menyebarluaskan ajaran itu secara terbuka, transparan kepada muslim non-Ahmadiyya dengan semangat Amar ma’ruf nahi munkar itu.

    Akan tetapi, jika muslim non-Ahmadiyya ternyata tidak sepakat dengan ajaran MGA, menganggap MGA dan pengikutnyalah yg sesat, maka Anda harus terbuka juga, intropeksi. Tidak bersikeras menganggap diri paling benar, dan tidak lalu merasa sudah diganggu, dizalimi.

    Dan kepada Ahmadiyya Qodiyyan yg jelas2 sudah kafir (karena sembarangan menyebut muslim non-Ahmadiyya Qodiyan itu kafir, sesuai hadits), maka kita harus tegas menyatakan mereka kafir, bukan Islam.

    Yg saya heran, sikap yg saat ini berkembang adalah, muslim non-Ahmadiyya yg mempertanyakan ajaran2 atw tafsiran2 baru Islam yg dibawa MGA dianggap tidak toleran, padahal sesama Islam tidak berlaku ayat lakuum dinukum waliyadin, akan tetapi amar ma’ruf nahi munkar. Karena itu, setiap ada selisih paham, muslim diharuskan kembali pada AlQuran, Sunnah, dan setelah itu Ijma Ulama yg di Indonesia diwujudkan dalam kelembagaan MUI.

    Nah, pertanyaan saya, bagaimana sikap umat Ahmadiyya terhadap eksistensi MUI dan fatwa2nya?

    • Sdr Caroline Yth,
      1. “Kalau memang begitu tegas jawaban MGA ttg sebut-menyebut kafir, kenapa kok malah ada pecahan Ahmadiyya Qadiyan yg bedanya sangat FUNDAMENTAL dgn Ahmadiyya Lahore, mempercayai MGA sbg nabi. bahkan berani menyebut orang Islam lain kafir, termasuk golongan Anda, Ahmadiyya Lahore. Menurut Anda, Ahmadiyya Qadiyan ini termasuk muslim atau tidak? Kafir atau tidak?”
      Tanggapan :
      Kami rasa jawaban kami terdahulu telah cukup jika dapat dipahami dengan sungguh-sungguh dan hati-hati, maksudnya adalah kami menghindarkan diri dari polemik kafir mengkafirkan ini dan biarlah Allah saja yang menjadi Hakim diantara Jemaat Qadiyani dan Ahmadiyah Lahore.

      2. “Jika Anda, muslim Ahmadiyya merasa ajaran2 Islam MGA paling benar, maka sudah kewajiban Anda untuk menyebarluaskan ajaran itu secara terbuka, transparan kepada muslim non-Ahmadiyya dengan semangat Amar ma’ruf nahi munkar itu.
      Akan tetapi, jika muslim non-Ahmadiyya ternyata tidak sepakat dengan ajaran MGA, menganggap MGA dan pengikutnyalah yg sesat, maka Anda harus terbuka juga, intropeksi. Tidak bersikeras menganggap diri paling benar, dan tidak lalu merasa sudah diganggu, dizalimi.”

      Tanggapan:
      Tentu saja kami dari Gerakan Ahmadiyah Indonesia dengan tangan terbuka mengajak dialog dan mempelajari sendiri buku2 Imam Zaman, mengutip kata2 Ketua GAI Bpk. Fathurahman Ahmadi, kepahaman menimbulkan kecintaan dan kesalahpahaman menimbulkan kebencian, dan inilah yang terjadi saat ini.

      3. “Nah, pertanyaan saya, bagaimana sikap umat Ahmadiyya terhadap eksistensi MUI dan fatwa2nya?”
      Tanggapan:
      MUI sebagai sebuah lembaga memang patut dihormati karena bagaimanapun juga beliau memiliki peran penting dalam pembinaan umat, yang menjadi persoalan mungkin bukan pada lembaganya akan tetapi lebih kepada hasil output dari lembaga tersebut (fatwa2nya) yang kadang2 kurang obyektif dan cenderung jauh dari contoh perilaku Rasulullah Muhammad SAW.

      4. Untuk yang lain-lain sangat setuju, terimakasih.

      • 1. “kami menghindarkan diri dari polemik kafir mengkafirkan ini dan biarlah Allah saja yang menjadi Hakim diantara Jemaat Qadiyani dan Ahmadiyah Lahore.”

        Tanggapan: Inilah sikap Ahmadiyya yg membingungkan saya. Seperti saya tulis sebelumnya, kalau Ahmadiyya juga mengaku muslim, maka jangan menghindar, jangan bersikap seperti kepada non-muslim, lakum dinukum waliyaddin. Sebaliknya, kepada sesama muslim itu kan diperintahkan untuk Amar ma’ruf nahi munkar, mengajak pada kebenaran dan menghindari kesesatan. Jadi, kalau kepada saudara “kembar”nya sendiri menghindar, bagaimana kepada muslim non-Ahmadiyya? Di mana semangat Amar ma’ruf nahi munkarnya? Kok seolah mau jalan sendiri2? Ini yang saya anggap tidak sesuai dengan semangat Islam yg selalu mengajarkan bahwa umatnya itu ibarat satu tubuh. Tidak bersikap acuh, jalan sendiri2.

        Sekali lagi, berdasarkan hadits ttg sebut-menyebut kafir yg pernah Anda sampaikan, menyebut kafir pada golongan tertentu bukannya tidak dibolehkan, tapi tidak dibolehkan utk dilakukan secara sembarangan. Kalau kepada Ahmadiyya Qodiyyan yg jelas2 sudah bersikap menantang seperti itu, saya berani kok sebut mereka kafir dan saya yakin saya tidak salah atau berdosa, karena saya TIDAK MENUDUH SEMBARANGAN.

        2. “Tentu saja kami dari Gerakan Ahmadiyah Indonesia dengan tangan terbuka mengajak dialog dan mempelajari sendiri buku2 Imam Zaman, mengutip kata2 Ketua GAI Bpk. Fathurahman Ahmadi, KEPAHAMAN MENIMBULKAN KECINTAAN DAN KESALAHPAHAMAN MENIMBULKAN KEBENCIAN, dan inilah yang terjadi saat ini.”

        Tanggapan: Inilah sikap Ahmadiyya yg saya maksud sebagai bersikeras menganggap diri paling benar. Karena kalimat “KEPAHAMAN MENIMBULKAN KECINTAAN DAN KESALAHPAHAMAN MENIMBULKAN KEBENCIAN” itu merefleksikan sikap sombong, bahwa PEMAHAMANNYA lah yg paling benar (menimbulkan kecintaan), dan mengandung tuduhan, bahwa mereka yang tidak setuju selalu dianggap tidak paham/salah paham, dianggap membenci.

        3. “MUI sebagai sebuah lembaga memang patut dihormati karena bagaimanapun juga beliau memiliki peran penting dalam pembinaan umat, yang menjadi persoalan mungkin bukan pada lembaganya akan tetapi lebih kepada hasil output dari lembaga tersebut (fatwa2nya) yang kadang2 kurang obyektif dan cenderung jauh dari contoh perilaku Rasulullah Muhammad SAW.”

        Tanggapan: MUI itu lembaga, tapi kok disebut beliau (singular)? Bukankah MUI seperti saya bilang sebelumnya, adalah representasi dari Ijma Ulama, jadi ulama2 MUI itu lbh dari satu? Pertanyaan saya sebenarnya terkait pada kedudukan MUI sebagai ijma ulama itu. Apakah Ahmadiyya mengakui MUI sebagai ijma ulama, sebagai lembaga yg memiliki otoritas untuk menyelesaikan selisih paham di antara umat Islam? Ini yg blm terjawab tuntas.

        • Sdr Caroline :
          Tanggapan: MUI itu lembaga, tapi kok disebut beliau (singular)? Bukankah MUI seperti saya bilang sebelumnya, adalah representasi dari Ijma Ulama, jadi ulama2 MUI itu lbh dari satu? Pertanyaan saya sebenarnya terkait pada kedudukan MUI sebagai ijma ulama itu. Apakah Ahmadiyya mengakui MUI sebagai ijma ulama, sebagai lembaga yg memiliki otoritas untuk menyelesaikan selisih paham di antara umat Islam? Ini yg blm terjawab tuntas.
          Tanggapan:
          kalau kurang pas sebagai sebuah lembaga disebut dalam bentuk tunggal dan lebih menekankan pada person2 yang ada di mui ya silahkan aja diubah menjadi beliau2 yang di mui, he… 3x.
          Berkaitan dengan ijma ulama yang menjadi pertanyaan memangnya mui ini ulama siapa? atas nama apa dia mengatasnamakan seluruh umat Islam? la wong mui dibentuk baru tahun 1975 (lihat disini) atas kepentingan mas harto yang jadi presiden.. he… 3x.
          Jadi bagi kami di GAI silahkan saja mui berfatwa apapun toh memang tugas setiap ulama adalah menyampaikan sesuatu berdasarkan kebenaran yang diyakininya akan tetapi bagi kami fatwa itu tidak mutlak karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT, dan sebaiknya mui secara jujur membuka ruang dialog agar keputusan2 yang diambil benar2 sesuai dengan Al-Quran, karena selama ini kami melihat fatwa2 mui hanyalah sekedar menjadi corong bagi kepentingan kelompok dan golongan tertentu dan bukan untuk kemaslahatan umat yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah. contoh2 kajian fatwa dapat dilihat pada tanggapan2 kami sbb:
          1. https://studiislam.wordpress.com/2008/10/08/kaidah-tafsir-al-quran/
          2. https://studiislam.wordpress.com/2008/10/08/wahyu-ilahi/
          demikian semoga bermanfaat. terimakasih.

  51. Untuk Erwan:

    Jadi, menurut Anda, ciri2 orang kafir itu hanya:
    1. orang yg telah memberikan pernyataan tentang pembatalan kalimah syahadatnya
    2. orang yang shalatnya tidak menghadap kiblat

    Adakah ciri2 lain org kafir lain, menurut Anda, yg sesuai dengan apa yg disebut dalam AlQuran?

    Ttg Lakum dinukum waliyadin itu, herannya kalimat yg digunakan Erwan dan EH kok identik ya?

    EH, di/pada Senin, 16 Agustus 2010 pada 12:57 pm Dikatakan: r

    Ayat dalam Surah Al Kafirun (109) yang berbunyi Lakum dinukum waliyadin, sama sekali tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw, dan sesama pemegang 2 kalimah syahadat yang sama. Diin tidak selalu berarti agama yang bila diartikan untuk mu agamamu dan untuk ku agamaku, mempunyai kesan bahwa Nabi Suci sudah putus asa dan terkesan cuek terhadap orang kafir, Berikut adalah penjelasan Muhammad Ali dalam Tafsir Quran Suci dan Terjemahan… dst

    erwan, di/pada Senin, 16 Agustus 2010 pada 4:09 pm Dikatakan: r

    Ayat dalam Surah Al Kafirun (109) yang berbunyi Lakum dinukum waliyadin, sama sekali tidak ditujukan kepada sesama umat Muhammad saw, dan sesama pemegang 2 kalimah syahadat yang sama. Diin tidak selalu berarti agama yang bila diartikan untuk mu agamamu dan untuk ku agamaku, mempunyai kesan bahwa Nabi Suci sudah putus asa dan terkesan cuek terhadap orang kafir, Berikut adalah penjelasan Muhammad Ali dalam Tafsir Quran Suci dan Terjemahan… dst

    Jadi pertanyaan saya kepada Anda, sama untuk EH, eh, atau sebenarnya Erwan=EH? Pusing deh…

    Selanjutnya, jadi benar asumsi saya, bahwa tidak semua org Ahmadiyya itu memeluk Ahmadiyya atas dasar kemampuan berpikir kritis mereka dan pembenaran pada semua ajaran MGA setelah baca2 buku MGA. Sebagai umat Ahmadiyya, apakah mereka diwajibkan percaya pada ajaran2 MGA, dan kalau tidak percaya, maka berdosa?

    • Ya, EH itu saya sendiri, Erwan Hamdani

      Caroline: Adakah ciri2 lain org kafir lain, menurut Anda, yg sesuai dengan apa yg disebut dalam AlQuran?

      Seseorang yang telah bersyahadat tidak bisa disebut Kafir, meskipun dia mempunyai keyakinan berbeda. Selama dia Shalat menghadap kiblat maka dia adalah Islam
      Quran Suci malah tegas menyatakan:
      Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (bertempur) dijalan Allah, buatlah penyelidikan; dan janganlah kamu berkata kepada orang yang memberi salam kepada kamu: Engkau bukan orang mukmin (4:94)

      Caroline: Selanjutnya, jadi benar asumsi saya, bahwa tidak semua org Ahmadiyya itu memeluk Ahmadiyya atas dasar kemampuan berpikir kritis mereka dan pembenaran pada semua ajaran MGA setelah baca2 buku MGA. Sebagai umat Ahmadiyya, apakah mereka diwajibkan percaya pada ajaran2 MGA, dan kalau tidak percaya, maka berdosa?

      Saya kurang tahu dengan yang lainnya, namun saya bergabung dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia justru karena saya berpikir kritis, mungkin referensi Bapak pejuang kita HOS Tjokroaminoto, guru dari Bung Karno mengenai Ahmadiyah bisa di baca sini dan juga pandangan orang-orang barat (yang notabenenya senantiasa berpikir kritis), yang telah di Islamkan oleh Ahmadiyah Lahore bisa dibaca di sini

      Tidak ada yang memaksa dan tidak berdosa untuk mempercayai atau tidak segala sesuatu, termasuk juga apa yang di ajarkan oleh HMGA.

      • Erwan: Seseorang yang telah bersyahadat tidak bisa disebut Kafir, meskipun dia mempunyai keyakinan berbeda.

        Tangapan: Kalimat ini membingungkan. Jadi, yg penting itu mulutnya bersyahadah, tidak keyakinannya? Bagaimana kalau ada orang sudah bersyahadah, tapi tetap beribadah ke gereja atau ke wihara, atau tetap mempercayai trinitas atau dewa2 sebagai Tuhan?

        Erwan: Saya kurang tahu dengan yang lainnya, namun saya bergabung dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia justru karena saya berpikir kritis.

        …dan juga pandangan orang-orang barat (yang notabenenya senantiasa berpikir kritis)

        Tanggapan: Hehehe… ketahuan sikap Anda yg mengagung-agungkan orang2 Barat. Bagi saya itu bukan sikap orang yg selalu berpikir kritis. Saya yg sekarang tinggal di AS, bisa kasih bukti sebaliknya, orang-orang Barat tidak notabene, tidak senantiasa berpikir kritis :)

        • Tangapan: Kalimat ini membingungkan. Jadi, yg penting itu mulutnya bersyahadah, tidak keyakinannya? Bagaimana kalau ada orang sudah bersyahadah, tapi tetap beribadah ke gereja atau ke wihara, atau tetap mempercayai trinitas atau dewa2 sebagai Tuhan?

          Masalah keyakinan bukan urusan manusia, itu wilayah privasi antar individu dengan Allah, manusia tidak bisa menghakimi keyakinan seseorang. Bila seseorang telah bersyahadat, maka tidak ada yang berhak mengatakan “ah kamu bukan Islam” sama halnya bila ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Kristiani, maka tidak ada yang berhak mengatakan “ah kamu bukan kristen”, Qs mengatakan kepada kita:
          janganlah kamu berkata kepada orang yang memberi salam kepada kamu: Engkau bukan orang mukmin (4:94)

          Hadits nabi:
          Seorang laki-laki berbicara dengan sangat kasar kepada Nabi Suci. Peristiwanya berlanjut: Khalid bin Walid bertanya: “Wahai Rasulullah, bolehkah kupukul lehernya ?”Nabi Suci menjawab: “Tidak, mungkin dia melakukan salat”. Khalid berkata: “Banyak yang melakukan salat hanya dengan lidahnya dan tidak dengan hatinya”. Nabi menjawab: “Saya tidak diperintahkan untuk membuka dadanya dan melihat apa di dalamnya” ( untuk mngetahui apa niatnya )”
          ( Bukhari, Kitab Pemberangkatan, Kitab 64, bab 63, jil. ii, hal.657 )

  52. Untuk Erwan lagi:

    Caroline: “apakah Anda bisa jamin SEMUA orang Ahmadiyya termasuk yg di pelosok2 desa itu, termasuk anak2 kecil dan remaja, SUDAH membaca buku2 Ahmadiyya dan meyakininya berdasarkan kemampuan berpikir kritis mereka?”

    Erwan: “pertanyaan saudara, sama saja dengna pertanyaan orang barat (yang berpandangan bahwa Islam itu agama Teroris)”

    Erwan: “apakah semua umat Islam di segala penjuru dunia
    termasuk anak2 kecil dan remaja sudah membaca buku2x tentang Islam dan ajaran Nabinya?”

    Caroline: pertanyaan saudara, sama saja dengna pertanyaan orang barat (yang berpandangan bahwa Islam itu agama Teroris)

    :)

  53. Untuk Azar:

    Azar: Untuk mendekatinya kita harus selidik dulu niat kita dari diskusi ini apakah permasalahan yang kita hendak dalami itu tujuannya untu apa ?

    Menurut Anda, niat dan tujuan saya, apa?

  54. […] This post was mentioned on Twitter by Indonesia, Yeah !, ijul baso. ijul baso said: @assyaukanie @ulil mungkin sudah pada tau, tapi saya baru menemukan situs bagus mengenai Gerakan Ahmadiyah Indonesia http://bit.ly/bxrBoh […]

  55. untuk Caroline n mba Rini

    Mbak Oline saya tidak tahu apa niat yang ada dihati anda , karena saya bukan Tuhan.
    Namun untuk mendapatkan kebenaran hanya diri anda sendiri yang membukanya tentunya dengan bantuan Allah yang membukakan pintunya .
    Yang harus diwaspadai jangan sampai kita adalah sebagai kelompok pengamat saja. mengamati saja

  56. Menurut saya niat untuk berkunjung ke media Studi Islam ini tiap orang tujuannya berlainan, namun ada satu hal yang sama. Mereka menginginkan ruang untuk mencurahkan pendapat dan gagasannya mengenai apa-apa yang diyakininya di media ini.

    Kebetulan ada kawan-kawan yang dalam penyampaian gagasannya berbenturan dengan orang-orang yang juga mengalami pengalaman hidup berlainan sehingga untuk suatu hal yang sama, persepsinya dapat berlainan, baik dalam definisi, substansi ataupun dalam penyelesaian suatu masalah.

    Sebaiknya seseorang harus tahu diri kapan bersikap sebagai pengamat, dan kapan sebagai ksatria yang harus turun gelanggang untuk berjuang melindungi dan membela agama Islam dari serangan-serangan atau fitnah-fitnah keji yang menyerang Islam selama ini

    Saya perhatikan, media Studi Islam ini adalah salah satu media yang telah banyak menyumbangkan pemahaman-pemahaman yang mencerahkan, minimal bagi pribadi saya sendiri

    Terima kasih

  57. PEGANGAN TEGUH GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA

    9. Mengakui akan benarnya hadits nuzulul Masih atau turunya Al-Masih. Akan tetapi oleh karena Qur’an Suci sendiri, dengan kata-kata yang terang telah berfirman bahwa Nabi Isa a.s. telah wafat, maka kita percaya bahwa Masih yang turun pada akhir zaman, bukanlah Nabi Isa bangsa Israil, melainkan seorang Mujaddid yang sifat-sifatnya ada persamaannya dengan Nabi a.s.

    DARIMANA ANDA BISA BERKESIMPULAN/MENGARTIKAN NABI ISA A.S. TELAH WAFAT? ILMU BAHASA ANDA YANG BEDA ATAU UNTUK MENDUKUNG PROGRAM ANDA…?

    • Sdr ME yth, sebelum mengambil kesimpulan didalam memahami sesuatu sebaiknya kita mempertimbangkan banyak hal, untuk memahami hal tersebut maka sebaiknya kita pelajari hal-hal sbb:
      1. Kaidah tafsir ayat-ayat Al-Quran, untuk memahami Al-Quran
      2. kaidah Tafsir kitab2 Hadist untuk memahami Hadist dan sunnah Rasulullah
      3. Kaidah tafsir ayat-ayat Al-kitab (bibel)
      4. Kitab2 Sejarah yang berhubungan dengan masalah2 tersebut.
      5. Pendapat para ulama,

      dengan perpedoman pada hal-hal tersebut diatas maka Kesimpulan bahwa Nabi Isa Telah Wafat adalah sesuatu yang wajar saja, sebagaimana manusia pada umumnya yang akan menemui ajal ketika sudah tiba saatnya yang telah ditentukan oleh Allah SWT, untuk mempelajari lebih kanjut dapat dibaca pada artikel berikut ini:
      1. Tujuan Yesus; Kahsmir
      2. Mematahkan salib
      3. Riwayat Nabi Isa AS
      4. Nabi Isa AS, Telah Wafat

      Demikian semoga bermanfaat, terimakasih

  58. Bila ada pertanyaan

    DARIMANA ANDA BISA BERKESIMPULAN/MENGARTIKAN NABI ISA A.S. TELAH WAFAT ?

    dan telah dijawab dengan baik oleh redaksistudiislam, tks.

    ————-

    Untuk lebih meyakinkan pemahaman tersebut, apakah tidak sebaiknya Tn ME menjelaskan bahwa

    DARIMANA TN ME BISA BERKESIMPULAN/MENGARTIKAN BAHWA NABI ISA AS BELUM WAFAT ?

    Syukur alhamdulillah apabila juga bisa menjelaskan dengan ilmu bahasa yang tepat…..

    Harapan saya pengikut diskusi juga dapat mengikuti tertib berpikir dari Tn ME

    Salam

  59. Assalamualaikum……

    Setelah membaca dan menelaah tentangahmadiyah, saya akan mencoba menuangkan pemikiran sebagai berikut :

    1. Seseorang sudah menjalankan syariat islam dengan benar, katakanlah tidak pernah berbuat maksiat (ahli ibadah), tetapi kekeliruan dia adalah suka mempercayai hal-hal mistik (percaya terhadap benda-benda seperti batu akik, keris dsb.) bahkan didalam hatinya andaikan keluar rumah tidak ditemani (memakai barang2 tersebut) dia seakan tidak percaya diri, padahal didalam sholatnya dia selalu mengucapkan “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”.
    Artinya Orang yang saya ceritakan tesebut, oke ahli ibadah tetapi dia melakukan perbuatan syirik, artinya dia sudah masuk kategori musyrik walaupun tidak menyadarai apalagi mengakuinya.
    2. Jamaat ahmadiyah melakukan ibadah sesuai dengan syariat islam, baik dari syahadat, rukun iman, islam dan kitabnyapun sama. Tetapi takala mereka menyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad mendapat wahyu dari Allah, dicatat dan dibukukan lalu diyakini oleh pengikutnya, oke.. mereka tidak menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, tetapi kita kan tahu yang menerima wahyu apalagi di catat itu sudah bisa disebut nabi, jadi secara langsung dan tidak langsung pengikutnya meyakini dia adalah sebagai nabi walaupun mereka membantahnya.

    Kesimpulan :
    -Cerita yang pertama dia mengaku beriman dan bertaqwa kepada Allah tetapi secara tidak sadar melakukan kemusyrikan.
    -Jamaat ahmadiyah mengaku beriman dan bertaqwa serta menjalankan sesuai syariat Islam yang menyatakan tidak ada lagi Nabi dan Rasul setelah Muhammad SAW, tetapi secara langsung maupun tidak langsung mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai penerima wahyu (Nabi). Padahal banyak didunia ini yang seperti MGA, tetapi mereka tidak menyombongkan diri merasa menerima wahyu dari Allah, melainkan meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya.
    Semoga menjadi renungan.
    Wassl…………..

    • Waalaikum salam wr wb, Sdr Haris Abdillah Yth,
      Terimakasih atas kunjungannya, berkaitan dengan pertanyaan sdr dapat kami sampaikan hal2 sbb;

      1. Pertanyaan ke satu jelas sebagai seorang muslim kita dilarang untuk berbuat syirik karena perbuatan itu adalah dosa yang amat besar dihadapan Allah SWt, maka sebagai pengikut Imam Zaman pertama2 seseorang itu harus meninggalkan dosa syirik sebagaimana janji baiat yang No 1, yang dia ucapkan dan hanya berharap dan bergantung kepada pertolongan Allah SWT semata, bukan kepada siapapun atau kepada apapun juga.

      2. Berkenaan dengan masalah wahyu secara etimologi yang dimaksud dengan WAHYU ILAHI baik itu didalam Al-Quran dan Hadits Nabi, maupun yang kami kemukakan adalah “segala hal yang berkenaan dengan cara Allah berkomunikasi baik dengan manusia atau dengan makhluk dan benda2 yang lain”, sehingga jika kita telaah dengan mendalam maka yang dimaksud wahyu dalam Qur’an Suci itu amat luas, akan tetapi sayang makna wahyu itu saat ini telah mengalami penyempitan makna sehingga sekedar menjadi sebuah sinonim dengan “Perintah Allah yang diturunkan kepada para Nabi saja” sehingga dengan terma yang terbatas tersebut akan menjadi sebuah kesimpulan bahwa “orang yang menerima wahyu adalah seorang nabi”. Padahal secara garis besar jenis wahyu Ilahi dapat dibagi menjadi dua hal yang amat mendasar dan berbeda yaitu;

      Pertama “Wahyu Matluw” yaitu wahyu yang dibacakan oleh Malaikat Jibril dan wahyu jenis ini adalah wahyu dalam bentuk yang tertinggi, yang menjadi Syariat sebagaimana Qur’an Suci yang diterima oleh Rasulullah Muhammad SAW, dan Wahyu ini sudah sempurna dengan turunnya Al-Quran sehingga malaikat Jibril tidak akan datang lagi untuk menyampaikan wahyu dalam bentuk yang seperti ini;

      Kedua adalah jenis “Wahyu Kaffi” atau wahyu bathin yang dalam bahasa lain disebut sebagai Ilham, Kasyaf, ru’ya shalihah atau ru’ya Sodiqah, dan wahyu ini dikaruniakan oleh Allah SWT kepada segenap ciptaan-Nya dari dahulu hingga hari kiamat, sebagaimana wahyu2 yang diterima oleh orang-orang suci, para Sidiq, dan bahkan para pemimpin zalim pun mendapatkan peringatan dengan wahyu yang seperti ini. Kabar baiknya Islam mengajarkan kepada kita untuk bermohon kepada Allah, beribadah dengan sungguh2 memenuhi perintah2-Nya dan menjauhi larangan2-Nya, maka Allah sendiri yang akan menjawabnya doa kita, maka kita pun akan mendapatkan ilham-ilham atau kasyaf dalam hidup kita, bukankah demikian ajaran Qur’an Suci agar Allah SWT “Menunjukkan jalan yang benar ” dalam hidup dan kehidupan kita sebagaimana doa surat Al-Fatikhah yang kita baca minimal 17 kali dalam dalam ibadah kita? sehingga kita pun bisa mendapatkan bimbingan dalam bentuk wahyu yang kedua ini, dan wahyu dalam bentuk yang kedua inilah yang diterima oleh Imam Zaman Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dalam dakwah beliau, maka beliau menganjurkan supaya kaum muslimin mencari perkenan Allah dengan cara yang sama untuk mendapatkanp-Nya.

      3. Perlu kami sampaikan bahwa kami dari GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia) yang meyakini Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang mujadid dan TIDAK PERNAH mendakwahkan dirinya menjadi seorang nabi, Jika yang sdr Maksud organisasi yang menganggap Imam HMGA adalah nabi barangkali yang sdr maksud adalah Jemaat Qadiani atau JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) dan mohon dibedakan dengan tegas bahwa kami sangat bertolak belakang dengan mereka dalam masalah ini.

      Untuk menelaah lebih lanjut yang berkaitan dengan apa makna wahyu yang dimaksudkan oleh Al-Quran dapat dibaca pada artikel2 berikut ini,
      1. Wahyu dalam Islam
      2. Wahyu Ilahi

      Demikian tanggapan kami, semoga berkenan, terimakasih,
      Wassalam wr wb,

  60. ALHAMDULILLAH kalo benar Ahmadiyah di indonesia seperti yg disebutkan diatas….. berarti tidak ada perbedaan dalam pemahaman dan keyakinan…..
    Cuma 1 yang akan saya tanyakan … kalo Ahmadiyyah yg ada di indonesia itu tidak ada ada bedanya dengan islam, saya punya pengalaman menarik ketika suatu ketika saya sholat jum’at di masjid Ahmadiyah yg cukup besar d kota sy (awalnya sy tidak tahu, kalo itu adalah masjid ahmadiyah) saya sholat disitu dan ada rasa keanehan yg hinggap d benak saya, kenapa org2 disekitar saya memandang kpd saya dgn pandangan yg seolah2 saya ini adalah mahluk asing yg berbeda dgn mereka. Dan ini berlanjut hingga sy keluar dr masjid itu….. Padahal sy solat d masjid yg belum pernah saya datangi ditempat lain tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu. Dan ketika saya ceritakan kepada teman2, mereka menjawab dgn pandangan2 miring ttg Ahmadiyah selama ini. Itu terjadi di tahun 1997 dan sy alami sendiri….Kalo misalnya Ahmadiyah sama seperti Islam lainnya, kenapa sy mendapat perlakuan seperti itu..???? padahal dalam berpakaian dll sy kira gak ada masalah

    • Sdr Addin Yth, berkaitan dengan penjelasan sdr, dapat kami simpulkan barangkali sdr Addin melakukan shalat Jum’at ditempat JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia) bukan ditempat kami yaitu GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia) karena kami yakin haqul yaqin jika sdr shalat ditempat kami dijamin tidak akan mendapatkan perlakuan seperti yang sdr terima. Bahkan dimasjid-masjid kami yang menjadi khatib atau imam adalah para ustadz yang diundang dari tempat lain atau organisasi2 lainnya dan bukan hanya dari orang2 Gerakan Ahmadiyah Indonesia saja. Ada pengalaman dahulu ketika Zaman Orde Baru Ustadz Abu Bakar Basyir yang mana pada saat itu Ustadz Abu berseberangan pandangan dengan rezim orde baru, pun pernah menjadi khatib ditempat kami, jadi di masjid2 yang dikelola oleh GAI sangat terbuka dan siapapun bisa menjadi khatib atau imam tanpa ada ketentuan harus dari orang2 GAI. Nah barangkali ini dapat menjadi satu solusi juga bagi sdr2 Jemaat Qadiyani untuk menghindari kesan eksklusif dari masyarakat maka dibuka saja masjid2 mereka untuk kegiatan2 dari berbagai unsur organisasi keagamaan lainnya secara terbuka dengan khatib dan imam dari organisasi2 lain tersebut, toh kita sama2 muslim, bagaimana setuju..?
      Terimakasih.

  61. “Aku, Muhammad Ali, Amir Gerakan Ahmadiyah Lahore, bersumpah Demi Allah bahwa keyakinan saya adalah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Mujaddid dan Al-Masih”.

    Dengan kutipan diatas saya ingin bertanya,
    1. Kata mujaddid (reformer) disini menandakan bahwa nubuat nabi suci Muhammad yang mengatakan akan datangnya reformer itu telah digenapi. Tapi bagaimana bila 1 abad telah berlalu, bukankah akan datang reformer lain menggunakan nama lain dan bisa saja membentuk organisasi yang baru. Sepertinya pihak ahmadiya ingin mengatakan bahwa reformer itu cuma Mirza Ghulam Ahmad saja. Jika ada reformer lain muncul bukankah nama Ahmadiya menjadi tidak relevan lagi?

    2. Apa makna Al-Masih disini? yang diurapi? dilihat dari sisi mana MGA ini sehingga menyerupai nabi suci Yesus? setahu saya jika Al-Masih muncul maka sebelumnya sudah hadir seorang Mahdi dan tentunya dunia ini sekarang sudah berakhir karena Dajjal juga sudah ditumpas.

    Salam.

    • Assalamu’alaikum wr wb, Sdr bun yth, sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungan dan pertanyaanya, secara singkat dapat kami tanggapi sbb:
      1. Gerakan Ahmadiyah meyakini bahwa setiap abad Allah mengutus para utusan-Nya yang akan memperbaharui agama Islam dari mulai abad I Hijriyah yaitu Imam Umar bin Abdul Azis dan seterusnya hingga abad ke 14 H Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. jadi dengan terus menerusnya Allah mengutus para Mujadid maka agama Islam akan senantiasa baru dan sesuai dengan kebutuhan manusia pada zaman tersebut. penjelasan secara detail dapat dilihat pada artikel berikut ini ahmadiyah-ahlus-sunah-wal-jamaah dan artikel al-khilafah-fil-islam-ikuti-seruan-mujaddid-pada-abadnya sehingga mujadid yang diyakini oleh Gerakan Ahmadiyah bukan hanya Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tetapi juga para mujadid lainnya yang diutus untuk membimbing umat Islam mengatasi masalah pada zamannya. Dan untuk mujadid pada abad yang akan datang GAI hanya bisa menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah ta’ala, hal ihwal mengenai mujadid yang baru tersebut dan marilah sebelum mujadid yang baru tsb benar-benar hadir ditengah-tengah kita, kita tetap mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya utk mengikuti seruan mujadid pada abad ke 14 H ini.

      2. Penjelasan mengenai al masih ini panjang lebar tetapi bisa dibaca pada artikel-artikel berikut ini:

      a. al-masih-al-mauud-hakiki-dan-matsil
      b. imam-mahdi-yang-ditunggu
      c. benarkah-hmga-imam-mahdi
      d. apakah-al-masih-yang-dijanjikan-itu-seorang-nabi
      e. bila-turun-nanti-apakah-isa-almasih-tetap-seorang-nabi

      dan artikel-artikel lain yang barangkali bisa mendukung penjelasan mengenai masalah tersebut. Demikian tanggapan kami semoga bermanfaat, terimakasih
      Wassalam wr wb.

  62. Allah dengan mewahyukan dalam Al-Qura’an yang disampaikan kepada nabi Muhammad s.a.w, musuh terbesar manusia adalah iblis dan setan. Yang dirusak oleh iblis itu ialah konsep berfikir terutama dalam menafsirkan alqur’an. Yang pasti bahwa wahyu untuk kepentingan hidup manusia sudah berakhir bersamaan dengan meninggalnya nabi Muhammad s.a. w 14,3 abad yang lalu. artinya siapa saja yang mengaku ia menerima wahyu, apakah sebagai nabi atau sebagai mujaddid (pembaharu) adalah pemikiran yang sudah dicampuri iblis dan setan, sebab islam tak perlu diperbaharui karena sudah sempurna dan tak pernah usang. RENUNGKANLAH DENGAN PENUH KEIMANAN.

  63. Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

    Salam kenal, dan salam hangat.

    Mengenal dan mempelajari ajaran-ajaran Islam dari perspektif Ahmadiyah Lahore semenjak kelas 1 SMA (dengan membaca dan mempelajari karya-karya brilian para tokoh-tokoh besarnya e.g Al-Hajj Khawaja Kamaluddin, Maulana Muhammad Ali dan tentu saja Mirza Ghulam Ahmad), tak ada lagi yang perlu saya pertanyakan. Hanya saja, sumpah, satu hal yang mengganggu, adalah keyakinan kecil Saudara Ahmadiyah Lahore sekalian, bahwa memang Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi dalam artian nabi pembawa syariat, tapi sebagai nabi dzilli/buruuz, nabi bayangan, nabi kecil, nabi ummati, nabi parsial, atau apalah itu. Hemat saya, apabila benar Saudara muslim GAI ini memiliki keyakinan sama dengan mayoritas umat muslim, hendaklah sebutan-sebutan demikian itu diabrogasi. Nabi Muhammad.saw ditahbiskan sebagai nabi terakhir yang tak ada lagi nabi sesudahnya, sudahlah, kita sepakati apa adanya, tak perlu dibuat-buat modifikasi. Karena biarpun Mirza Ghulam Ahmad disebut sebagai nabi dzilli/nabi bayangan/dst, tetap saja, dia nabi. Nah, dedengkot satu ini yang membikin stigma terhadap Ahmadiyah sebagai aliran menyimpang di luar Islam, tetap ajeg.

    Ibarat saya seorang pemilik toko buah-buahan, lalu menginformasikan kepada supplier bahwa jangan lagi ada (kiriman) buah apel dan buah manis (tarohlah, karena buah apel dan buah manis yang ada di toko, sudah cukup, dan tak perlu ditambah lagi. Tapi sial, si supplier mengambil konklusi yang salah dari dua premis di atas.

    [1] Jangan kirim lagi buah apel
    [2] Jangan kirim lagi buah manis
    ========================== +
    Kesimpulan: Boleh mengirim “apel yang tidak manis”.

    Konklusi di atas sah-sah saja, tapi jelas sekali terdapat cacat; apel yang tidak manis, adalah apel-apel juga, sedangkan si pemilik toko, menginginkan agar jangan lagi ada buah apel, berarti tak peduli mau apel manis, apel asam, apel pahit, apel besar atau apel kecil, yang jelas jangan ada lagi apel. Titik.

    Anda sepakat dengan saya, Pak Erwan?

    Thus,
    [1] “Muhammad adalah khataman-nabiyyin” (nabi terakhir)
    [2] “Hari ini telah kusempurnakan agamamu” (syariat)
    =============================================== +
    Kesimpulan (yang pasti tepat): Tak ada lagi nabi, entah mau bawa syariat baru atau tidak, yang jelas, tidak ada lagi nabi.

    Salam takzim.

    • Wa’alaikumsalam wr wb,
      Sdr Ja’far Syahidan Yth, salam hangat kembali. Terimakasih atas kunjungan dan pertanyaannya.
      Berkaitan dengan pertanyaan sdr, kami dari Gerakan Ahmadiyah menyadari istilah-istilah sufi yang digunakan Imam Zaman Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dapat menimbulkan salah persepsi sehingga rawan terjadi salam paham. Maka dari itu kami pun tidak pernah menggunakan istilah-istilah tersebut dalam konteks literal karena pada praksisnya istilah tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang telah mempelajari masalah kesufian (tarekat sufi). Karena mayoritas kaum muslimin di Indonesia adalah para penganut paham suni maka istilah-istilah tersebut menjadi asing dan tidak dikenal, akan tetapi dikalangan sunni dikenal istilah mujadid (pembaharu) maka istilah tersebut yang lebih tepat untuk digunakan. Jadi istilah apapun hanya digunakan terhadap siapa lawan bicara kita sehingga mampu memahami atau tidak dan tidak digunakan secara serampangan, karena istilah-istilah yang disebutkan tersebut semata-mata hanya istilah dalam khasanah kesufian yang sangat khusus dan memiliki arti secara personal dan tidak terkait dengan konteks Syariat (hukum-hukum fiqih) yang barangsiapa suka boleh menggunakannya dan barangsiapa tidak suka boleh menolaknya. Jadi pada intinya kami sangat setuju dengan pendapat sdr jaf’far dan memang kami tidak menggunakan istilah-istilah tersebut dalam keseharian kita dan sesuai dengan nasehat Imam Zaman untuk mendamaikan saudara-saudara sesama muslim, di Lahore, pada tanggal 3 Februari 1892, Imam Mirza Ghulam Ahmad membuat deklarasi secara tertulis di depan publik setelah berakhirnya debat dengan Maulwi Abdul Hakim, seorang ulama Muslim. Deklarasi ini ditandatangani oleh delapan saksi dan ini mengakhiri debat dengan Maulwi Abdul Hakim. Pernyataan tersebut antara lain sbb:
      “Oleh karena itu, saya tidak mempunyai keragu-raguan sedikitpun dalam menyatakan pengertian saya dalam bentuk lain untuk mendamaikan saudara-saudara Muslim saya dan bentuk lain tersebut adalah bahwa di setiap tempat yang terdapat kata nabi diartikan sebagai muhadas dan kata nabi dianggap sudah dihapus.”

      Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca dalam rangkaian artikel berikut ini:
      1. istilah-buruz-nabi-zili-nabi-dan-nabi-tanpa-syariat-adalah-bukan-nabi
      2. keyakinan-mirza-ghulam-ahmad-tidak-berubah-dan-pernyataan-penting-mirza-ghulam-ahmad-tentang-berakhirnya-kenabian
      3. penjelasan-kata-nabi-dalam-arti-kiasan-dalam-arti-yang-biasa-dipakai-di-kalangan-sufi-dalam-arti-lughowi-serta-arti-dalam-terminologi-teknis-konvensi-islam
      4. pengakuan-klaim-mirza-ghulam-ahmad-bukan-sebagai-nabi-tetapi-sebagai-muhadas-mujadid-wali

      Demikian penjelasan kami semoga bermanfaat, terimakasih.
      Wassalam wr wb.

  64. Ah, maaf, satu lagi. Mohon klarifikasi tentang kebenaran “Siiratul Mahdi”, terkait detik-detik kematian Mirza Ghulam Ahmad yang dinarasikan begitu mengenaskan di buku tersebut.

    Assalamu’alaikum.

    • Wa’alaikum salam wr wb,
      Sdr ja’far Syahidan Yth, buku yang sdr maksud adalah buku yg ditulis oleh Basidrudin Mahmud Ahmad, putera dari Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang merupakan pendiri Jemaat Ahmadiyah atau dikenal dengan Jemaat Qadiani, kebetulan kami malah belum pernah membacanya dan kalaupun pernah diceritakan oleh para sesepuh kita buku tersebut berbahasa urdu dan tidak pernah diterjemahkan kedalam bahasa lainnya, dan kalaupun ada yang menterjemahkan biasanya dari teman-teman yang kontra terhadap Qadiani yang justru digunakan untuk menyerang Jemaat Qadiani. Maka sikap kita di Gerakan Ahmadiyah berkaitan dengan kemeatian Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah sbb;
      1. Kematian (al-ajjal) adalah mutlak dalam kekuasaan Allah, tidak ada yang bisa menolaknya atau memintanya untuk mati kapan atau dimana ataupun dalam kondisi dan posisi bagaimana karena manusia semata-mata hanyalah ciptaan-Nya sehingga kehendaknyalah yang berlaku.
      2. Kematian seseorang tidak bisa menjadi justifikasi untuk mengukur kadar keimanan atau hal apapun yang menyangkut keimanan orang tersebutkarena sebagaimana dalam butir pertama manusia tidak memiliki hak untuk tawar menawar dengan Allah SWT, bukankah para Sahabat yang Mulia pun meninggal dengan cara dibunuh oleh kaum muslimin sendiri (naudzubillah tsuma naudzubillah) semoga Allah melimpahkan rahmat dan barokahnya kepada para Sahabat yang Mulia tersebut.
      3. Seseorang itu dinilai dari hasil karyanya bukankah para Imam Besar juga mengalami penganiayaan hingga menemuai ajal oleh para penguasa yang dzalim.

      Untuk lebih jelasnya mengenai kematian Imam Hazrat Mrza Ghulam Ahmad dapat dibaca dalam artikel berikut ini:
      1. kematian-hazrat-mirza-ghulam-ahmad
      2. Jawaban Atas Fitnah Terhadap HMGA
      Demikian semoga bermanfaat, terimakasih
      Wassalam wr wb

  65. Saya haturkan terima kasih atas respon Saudara (RedaksiStudiIslam) yang terbilang cukup cepat (saya kira blog ini mengalami hibernasi panjang).

    Begini. Ternyata saya ada teringat 1 hal maha-penting lagi yang ingin sekali saya ketahuai kebenarannya. Ialah perkara betul-tidaknya fakta bahwa Mirza Ghulam Ahmad tidak menguasai bahasa Arab, thus tidak hafal Al-Qur’an!

    Mohon maaf jika terkesan lancang, tapi saya tidak ada pretensi ke arah sana. Saya tidak mempersoalkan hal ini, sebetulnya. Karena pun jika ini benar, saya malah takjub; sebab bagaimana mungkin Mirza Ghulam Ahmad ini seorang yang sesat, sedang jelas-jelas “The Teachings of Islam”-nya benar-benar luar biasa mengagumkan, yang sepertinya hanya bisa ditulis oleh seorang yang berada dalam limpahan ilmu langsung dari Allah. Hanya ya itu, jika beliau tidak tahu al-Qur’an (ini berdasarkan sumber-sumber yang pernah saya baca; entah milik Qadiyan atau Lahore), maka sepertinya ada keanehan; seolah tidak masuk akal, begitu. Mungkin bisa disangkal, atau memberi saya penjelasan.

    Catatan:
    Karena alasan satu ini pula, saya terang-terangan me-reject JAI/Qadiyan, di samping keyakinannya tentang kenabian yang sangat diametral dengan mayoritas muslim, mereka pun dipimpin khalifah yang bacaan Al-Qur’an-nya “mengerikan” (tajwidz-nya ditabrak sana-sini, irama lagu bacaannya asing dan terdengar sooo Hindi, dll), dan tidak bisa berbahasa Arab. (Tapi anehnya banyak juga orang terpelajar di daratan Eropa sana yang menjadi pengikut Ahmadiyah Qadiyan).

    Terima kasih, semoga tidak bosan menjawab.

    • Assalamualaikum wr wb,
      Terimakasih kembali atas silaturahimnya, semoga banyak hal yang bermanfaat yang bisa kita ambil dari silaturahim didalam webblog sederhana ini. Sebenarnya kami tetap aktif memantau blog kami Insya Allah setiap hari, karena jika ada pertanyaan atau tanggapan hal yang penting dan harus segera dijawab maka akan segera kami respon, namun tidak semua pertanyaan dapat kami tampilkan karena banyak hal yang hanya kami jawab lewat email, karena jawaban-jawaban yang khusus dan tidak perlu dipublish.
      Berkaitan dengan pertanyaan sdr mengenai Imam ZAman dapat kami jawab dengan tegas bahwa sejak kecil beliau telah mendapatkan pelajaran agama dan bahasa secara pribadi (Home Schooling) baca lebih lanjut disini. karena orang tua beliau tidak mengirimnya ke pesantren atau pondok para kyai yang banyak melakukan praktek bid’ah yang tidak beliau sukai dan kecintaan beliau hanyalah mempelajari Qur’an Suci dan beribadah sesuai tuntunan Al-Quran saja. Bahkan kecintaan beliau kepada kitab suci ini melebihi yang lainnya sebagaimana kesaksian putera beliau Sultan Mahmud Ahmad menyatakan sebagai berikut:
      “He had a copy of the Holy Quran which he was continually reading and marking. {See Note 1} I can say without exaggeration that he might have read it ten thousand times.”
      Jika beliau tidak menguasai bahasa arab bagaimana mungkin beliau menulis buku-buku dalam bahasa arab selain dalam bahasa urdu dan persi, jadi sangat tidak masuk akal orang yang tidak menguasai suatu bahasa lalu bisa menulis buku dalam bahasa tersebut. Jika banyak ulama yang tidak menyukai beliau lalu memfitnah dengan berbagai cerita persoalannya adalah beliau begitu membenci dan menentang praktek yang dilakukan oleh para ulama tersebut sehingga buku-buku beliau dianggap sesat, karena banyak mengoreksi praktek-praktek ajaran para ulama tersebut yang telah jauh meningalkan ajaran Qur’an Suci dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Untuk mempelajari buku-buku beliau dapat didownload disini dan disini.

      Demikian tanggapan kami semoga bermanfaat.
      Wassalam wr wb.

    • Alhamdulillahi rabbil alamin…
      Bagi saya memahami Ahmadiyah perlu waktu cukup dan juga diperolehnya izin Tuhan untuk memahaminya.
      Hingga sekarang saya masih mempelajari Islam dan terasa tak akan ada akhirnya….
      Terima kasih Studi Islam….

  66. Simple saja klo saya mah , Cukup berpedoman pada Al qur’an dan Hadist, semaksimal mungkin sy laksanakan kewajiban yang ALLAH SWT tugaskan pada kita dan Semaksimal mungkin melaksanakan sunah2 Rosululloh SAW, Sekalipun belum sepenuhnya karena ke fakiran dan kebodohan saya, Tapi sy Yakini Ahlusunnah Wal Jamaah bukan lah sebuah Organisasi Keislaman, Melainkan sebutan bagi umat2 rosululloh yang senantiasa mengikuti dan melaksanakan sunah nya ….Klo diperhatikan sekrang banyak Organisasi Islam , NU, Muhammdiyah, Ahmadiyah, Global Ikhwan, Salafi Wahabi, Jamaah Tabligh, dsb…Dengan Cara yang berbeda namun saya yakin kesemua nya ingin menyatukan islam, hanya saja kadang adanya perbedaan sehingga menjadi Pecah antar Umat Islam itu sendiri, karena kefanatikannya terhadap organisasinya….yang penting ditekankan ISLAM itu SATU.

  67. Assalamualaikum, maaf saya boleh bertanya apakah di GA ada sistem candah seperti di qadiani??
    wassalam..

    • Wa’alaikum salam wrwb;
      Ikhwan wibowo Yth, di GAI tidak ada sistem candah seperti di Jemaat Qadiyani. GAI tidak menentukan aturan tertentu dalam penggalangan dana baik dengan iuran wajib ataupun iuran sukarela dengan jumlah tertentu, sebagaimana di Jemaat yang menentukan candah sebesar 1/16 persen dari penghasilan yang memang sebenarnya sangat dianjurkan oleh Imam Zaman HMGA. Mengapa demikian, karena di GAI lebih menekankan pada kesadaran anggota untuk memberikan infaq, sedeqah, amal jariyah atau apapun sesuai dengan kesadaran masing-masing yang mana hal ini telah diperagakan oleh Rasulullah dan para Sahabat. Jika kita menyadari bahwasannya dakwah ini memerlukan pembiayaan maka apakah kita tega untuk berpangku tangan tidak berperan serta dalam tugas yang mulia ini? sudah barangtentu karena kesadaran mereka yang tinggi akan tugas mulia dakwah ini para anggota itu begitu rupa melakukan penggalangan dana untuk tugas-tugas yang dibiayai oleh Gerakan, sehingga rencana-rencana yang menjadi agenda Gerakan dapat terlaksana dengan baik. semoga Allah memberkahi kita semua. amin.
      Demikian semoga bermanfaat
      Wassalam wrwb.
      RSI

      • terimakasih atas penjelasannya yth. RSI,

        karena sy memiliki minat yg tinggi dg penelitian, apakah ada kontak yg bisa sy hubungi utk sekedar bincang2 dg rekan2 dari GAI khususnya yg berdomisili di jogja??

        NB: saya seorang mahasiswa, jd sama sekali aktivitas sy tdk ada kelompok/organisasi lain yg menunggangi, kecuali itu tugas dari dosen . mohon dijawab..

        • Sdr Wibowo Yth,
          Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai GAI sdr dapat menghubungi kantor PB GAI di Jl. Kemuning no 14 Baciro Yogyakarta, pada jam kerja atau dengan perjanjian terlebih dahulu untuk hari libur dengan kontak person Bpk Mulyono SAg. atau Sdr Basharat Asghor Ali. No Telp (0274)565695, 513592, Fax (0274)520644 atau jika memerlukan kontak secara pribadi bisa dikirim email terlebih dahulu ke redaksi.studiislam@gmail.com terimakasih.
          Salam RSI

  68. asslkm wrwb

    perkenalkan saya adalah Muslim yang bukan Sunni juga bukan Syiah, bukan NU juga bukan Muhammadiyah.., apalagi Ahmadiyah.
    Saya hanya tahu Mudharatnya membagi umat Muslim menjadi kelompok-kelompok yang pada akhirnya harus kita akui bersama bahwa hal itu menjadi jurang pemisah bagi persatuan umat Muslim dunia..
    Tidak usah kita menutup mata dan menganggap semua perbedaan ini hanyalah masalah pandangan pemahaman yg kecil dan remeh saja.
    Itu sungguh munafik, mari kita saksikan dunia Muslim saat ini saling bertikai dan membunuh satu sama lain karena “perbedaan kecil” ini.

    Pertanyaan saya hanya satu saja..
    Apa Manfaatnya kita mengagungkan abang kita Mirza Ghulam Ahmad sampai kita harus masuk jadi anggota Ahmadiyah GAI.

    Apakah cuma anggota Ahmadiyah GAI yang bisa masuk sorga
    Apakah cuma anggota Ahmadiyah GAI yang Islamnya Murni

    Kalau tidak lalu untuk apa harus ada kelompok Ahmadiyah GAI

    terimakasih wassalam

    • Waalaikum salam wrwb,
      Terimakasih Mas Mono atas pertanyaannya, tapi ngomong-ngomong bukan satu pertanyaan aja tapi dua malahan he he he …
      “Pertanyaan saya hanya satu saja..
      Apa Manfaatnya kita mengagungkan abang kita Mirza Ghulam Ahmad sampai kita harus masuk jadi anggota Ahmadiyah GAI.

      Apakah cuma anggota Ahmadiyah GAI yang bisa masuk sorga
      Apakah cuma anggota Ahmadiyah GAI yang Islamnya Murni

      Kalau tidak lalu untuk apa harus ada kelompok Ahmadiyah GAI

      Tanggapan Kami:

      1. Mengapa kita harus menjadi anggota GAI? Tentu tidak ada keharusan untuk menjadi anggota tapi sebagaimana nasehat beliau sbb: “Wahai saudaraku yang tercinta! Saat ini adalah saat yang paling baik untuk memperjuangkan agama yang saudara cintai. Sadarilah akan pentingnya saat ini. Janganlah saudara sia-siakan kesempatan yang baik ini. Karena jika saudara sia-siakan, saudara akan kehilangan kesempatan yang baik untuk berkorban. Apakah saudara akan sampai hati tak ikut berjuang sebagai pengikut Nabi besar Muhammad saw? Kuatkanlah iman saudara, dan berilah percontohan sehingga para malaikat di langit kagum akan keteguhan hati saudara, dan mereka pasti akan memohonkan berkah untuk saudara.” (Nasehat Imam Zaman) dan kami di GAI berusaha untuk membela dan menyiarkan Islam serta berusaha mencontoh sikap dan perilaku hidup sebagaimana yang diperagakan oleh Nabi Suci Muhammad SAW.

      2. Apakah hanya GAI yang masuk Syurga? jawabnya TIDAK ADA seorangpun yang bisa memastikan seseorang akan masuk syurga karena Syurga itu kepunyaan Allah dan hanya Allah sajalah yang Maha Tahu sesorang akan masuk syurga atau tidak.

      3. Lalu untuk apa? Ya mohon dicermati jawaban no 1.

      Demikian semoga bermanfaat, terimakasih. Wasallam wrwb.

  69. Perubahan jaman telah dilalui, sebuah pesan dalam bahasa Indonesia “Jangan melihat kebelakang” artinya adalah jangan Mengingkari Perintah Alloh” sesuai QS. 3.144

    وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ ٱلرُّسُلُ ۚ أَفَإِي۟ن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ ٱنقَلَبْتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ ۚ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيْـًٔا ۗ وَسَيَجْزِى ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿١٤٤﴾

    “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”

  70. Klu mmg mau mendakwahkan agama islam g’pain pake gerakan ahmadiyah segala. Klu mau dakwah? Dakwahkn saja kalimah laailaahaillallah muhammadarosulullah. Yg sdh kita tau dn d ajarkn oleh guru2 kita.

    • Sdr Mulyadi Yth,
      Terimakasih telah berkenan untuk singgah di webblog kami yang sederhana ini, menjawab pertanyaan sdr Mulyadi, kami teringat akan kata-kata mutiara Alm. Bpk Prof. Ir. Fathurahman Ahmadi MSc. yang juga ketua Umum PB GAI pada periode yang lalu, “Kepahaman menimbulkan kecintaan dan kesalahpahaman menimbulkan kebencian”, barangkali itu saja jawaban kami terhadap pertanyaan sdr Mulyadi dan kami berharap sdr. berkenan untuk membaca-baca tulisan tulisan kami yang lain sehingga akan membawa kepahaman apa dan bagaimana Gerakan Ahmadiyah itu. Terimakasih dan Salam.

  71. Dalam konteks kebebasan beragama Ahmadiyah menurut saya bukanlah sesuatu yang aneh. Di dunia Kristen ada kelompok2 yang cukup besar yang berbeda dengan mainstream Kristen. Diantaranya The Mormons Church (LDS-Latter Day Saint/orang suci akhir jaman-Tabernacle – ada banyak di Indonesia), Jehovah Witness, Calvinis dll. Mereka juga banyak mendapat tantangan keras dari kelompok2 mainstream tapi tidak sampai terjadi persekusi. Khusus LDS dimana pusatnya berada di Salt Lake City, Utah banyak orang yang mencaci, menghina dan mengatakan kelompok setan sambil berteriak2 kepada para pemeluk LDS yang keluar masuk di gerbang Katedral LDS, bahwa mereka itu “sesat” dan tidak sesuai dengan Biblical Christianity, dan mengatakan Joseph Smith adalah nabi palsu dan tidak ada lagi “nabi” setelah Kristus. Orang2 yang berteriak2 itu dicuekin saja/tidak diperhatikan oleh orang2 Mormons malah argumentasipun antara para pengutuk dan pemeluk tidak ada, apalagi keributan2. Berteriak2 boleh asal tidak ada pelanggaran secara fisik atau pake TOA yang menggangu dll. Saya pikir itulah yang disebut “Religious Freedom”. Dalam sejarah Amerika persekusi (pembunuhan) yang luar biasa memang pernah terjadi tapi itu ratusan tahun yang lalu (di jaman masih primitive saya kira).
    Saya kira Ghulam Mirza yang nota bene banyak dikatakan sbg. Nabi palsu (tapi tidak oleh para pengikutnya kan?) dan juga dg Tazkirohnya bisa dibandingkan dg Joseph Smith (the Prophet) dg kitab sucinya (“The book of Mormons) saya pikir bisa bisa dibandingkan kl sama. Mudahan2 toleransi bisa dibangun juga di negeri ini. Berhenti sudahlah pertikaian antar agama “NGOMONG APAPUN BOLEH” asal dalam koridor yang bisa ditoleransi. Stop persekusi, stop kekerasan fisik, kebebasan beragama adalah hak semua orang. Adalah kebebasan manusia untuk suka, tidak suka atau malah membenci tapi jangan ada PERSEKUSI. Malu kalau bangsa kita ini disebut oleh bangsa yang sudah maju orang2 primitif.

    • Assalamualaikum wrwb. Halo Pak Suryadi Muhammad, terimakasih atas komentarnya namun ada hal-hal yang perlu kami luruskan sbb:
      1. Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad TIDAK PERNAH MENYATAKAN KENABIAN dalam konteks Syar’i sehingga tidak bisa dianggap sebagai menyatakan dirinya sebagai seorang nabi namun klaim beliau ada dalam konteks Sufi, sehingga hanya bisa dipahami dalam konteks sufisme. Bagi orang-orang yang memahami sebagai nabi meski tanpa syariat mereka tergabung dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang pusatnya di Parung Bogor Jawa Barat, sedangkan yang berkeyakinan Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad hanyalah mengaku sebagai nabi dalam konteks sufi dan beliau adalah seorang mujadid mereka tergabung dalam kelompok muslim Gerakan Ahmadiyah Indonesia dan pusatnya di Yogyakarta, Sejak awal kehadirannya Gerakan Ahmadiyah tidak menjadi persoalan karena pengikut GAI juga biasa menjadi pengikut atau pengurus organisasi lain misalnya Nu atau Muhammadiyah.
      2. Tadzkirah ditulis ketika Imam Mirza Ghulam Ahmad telah wafat dan beliau tidak tau menahu mengenai buku itu, mengenai tadzkirah ditulis oleh pengikut JAI yang mana buku tersebut berisi ilham-ilham yang diterima oleh Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dalam buku beliau sebanyak 73 judul buku. Menjadi persoalan ketika ilham-ilham itu dicabut dari konteks yang dibahas dalam buku-buku tersebut sehingga muncul tuduhan beliau membajak Al-Quran, Bila orang mau membaca buku-buku beliau akan ditemukan bahwa ilham-ilham itu adalah janji Allah SWT mengenai kemenangan dakwah beliau, seharusnya saat ini orang tidak perlu ribut mengenai ilham-ilham tersebut tetapi merenungi ilham apakah yang sudah diterima dari Allah SWT dalam kiprah perjuangan dakwahnya.
      Demikian semoga bermanfaat Wallahualam.
      Wassalam wrwb

  72. Assalamu’alaikum.wr.wb

    Jika dalam keyakinan Ahmadiyah Lahore Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa tidak akan datang nabi lama maupun nabi baru setelah Rasulullah Muhammad.saw, bukankah ini mematahkan keyakinan Anda sendiri tentang kenabian dzilli/buruzi Mirza Ghulam Ahmad? Nabi bayangan, nabi refleksi, nabi muhaddats, nabi buruz, nabi ghayru tasyri’, itu subset dari “nabi” juga kan? Jadi ada inkonsistensi dan kontradiksi dalam keyakinan GAI ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sesudah Nabi Muhammad.saw TIDAK ADA NABI, tetapi di saat yang sama Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai NABI parsial/setengah/bayangan/buruzi/dzili/refleksi/tanpa syari’at/etc/dst/dsb. WTF??

    • Waalaikumsalam wrwb, Halo Sdr Sabila Yth, sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya ke webblog kami yang sederhana ini. Berkaitan dengan pertanyaan sdr dapat kami jelaskan sebagai berikut:
      1. Perlu dipahami dalam konteks apa nabi yang dimaksud. Secara umum pengertian nabi yang pahami oleh umat Islam adalah secara Syar’i atau hukum syariat. Dalam konteks ini keyakinan TIDAK ADA NABI BARU adalah final sesuai sabda Rasulullah “laa nabiyya ba’di”, (tidak akan ada nabi lagi sesudahku). sehingga pintu kenabian secara syari sudah final tertutup dan tidak akan dibuka lagi karena dengan kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW, adalah sebagai Khatamun Nabiyyin atau penutup para nabi yang dengannya syariat agama telah sempurna dan tidak ada perubahan lagi. dengan demikian keyakinan GAI dan Imam Hazrat Mirza Ghulam Ahmad selaras dengan keyakinan Rasulullah Muhammad SAW, bahwa pintu kenabian sudah tertutup sehingga Tidak diperlukan adanya nabi baru.
      2. Dengan sempurnanya syariat Islam dalam hal ini Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia sempurna pelaksana syariat Islam, maka umat manusia telah diberikan jalan menuju keridhoan Allah Ta’ala, maka barangsiapa berusaha menapaki jalan yang telah di contohkan oleh manusia sempurna tersebut yakni Rasulullah SAW, maka dia pun akan mencapai maqom (keadaan) yang amat tinggi yang dalam bahasa sufi mencapai fanna – sebuah keadaan yang secara sufiah bagaikan kedudukan seorang nabi, atau rasul atau bahkan bagaikan sang pencipta sendiri. Inilah mengapa ribuan orang suci hadir dari kalangan umat Islam yang secara sufi mereka menyatakan dirinya sebagai “para nabi” saya beri tanda kutip karena kenabian yang dimaksud disini adalah dalam KONTEKS SUFI yang tidak bisa digunakan dalam konteks Syar’i, sehingga julukan seperti zhilun nabi, buruzi nabi,atau ghairi tasri nabi mendapatkan tempat dan semua istilah tersebut mengacu pada istilah-istilah sufi yang secara makna berbeda sama sekali dengan istilah syar’i. sehingga sabda Rasulullah SAW, “Ulama Ummati ka ambiyyai bani Israil” (ulama umatku bagaikan nabi-nabi Bani Israil) adalah benar, bukan berarti menjadi nabi-nabi tetapi bertebaran bagaikan nabi-nabi dari bani Israil, karena dengan mengikuti syariat yang sempurna mereka mencapai maqom yang setara dengan para nabi.
      3. Dengan demikian menjadi jelas konteks yang harus pahami dalam memahami suatu masalah karena jika suatu masalah dalam konteks tertentu kita pahami dalam konteks yang lain maka akan menjadi rancu dan menimbulkan kesalahan. Demikianlah yang dibela oleh GAI adalah keyakinan yang sempurna dari Nabi Muhammad SAW, dan diajarkan oleh Imam Zaman Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang selaras dengan Qur’an Suci dan hadist Nabi sehingga dengan keyakinan yang sempurna dapat kami nyatakan GAI adalah PENEGAK AQIDAH KHATAMUN NABIYYIN yang sejati.
      Demikian tanggapan kami semoga bermanfaat,
      Wassalam wrwb

Tinggalkan komentar